Orgil Dikirim ke Liponsos Bangil Guna Dilatih Keterampilan

Liponsos BangilSitubondo, Bhirawa
Guna ikut memberikan perhatian atas nasib orang gila, jajaran Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Situbondo melakukan pengiriman sejumlah orang gila (orgil) katagori pasung ke Liposos Bangil, Pasuruan kemarin. Langkah kemanusiaan yang harus didukung penuh ini baru pertama dilakukan Dinsos, setelah  Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Situbondo berhasil mengumpulkan 11 orang gila guna dilakukan pemeriksaan medis atau kualitas kesehatannya.
Menurut Kepala Dinas Sosial (Kadisos) Kabupaten Situbondo, Basuki SH, melalui Kepala Bidang (Kabid) Rehabilitasi Sosial (Resos) Dwi Totok Irianto, mengacu dari kabar dari Liposos (Layanan Jiwa) Bangil dan kunjungan dari Liposos Kediri (Layanan jiwa dan WTS), disebutkan bahwa Situbondo menjadi salah satu target pemberdayaan keberadaan orang gila. “Alhamdulillah Kabupaten Situbondo juga masuk menjadi target pengentasan orang gila,” tutur Dwi Totok.
Saat ini, ujar Dwi Totok, pihaknya terus konsentrasi program penanganan pada pasien pasung orgil yang ada di Situbondo. Berdasarkan data terbaru, ujar dia, saat ini ada 11 orang gila katagori pasung. “Salah satu di antaranya, orgil asal Desa Jatisari, Kecamatan Arjasa, akan segera kita kirim.
Ini nanti juga akan didampingi keluarganya untuk dilakukan pembinaan di Liposos Bangil, Pasuruan. Sebelumnya, saya sudah dua kali datang kelokasi, guna menemui keluarganya. Akhirnya pihak keluarga bersedia untuk mengirimkan satu orgil tersebut,” ujar Dwi Totok yang diamini Madjlis (menantu) dan Sai, salah satu kerabat dekatnya.
Masih kata Dwi Totok, untuk di Liposos Bangil, Pasuraan, ada mekanisme pengirimannya. Pertama dari pihak keluarga dipanggil Dinsos, setelah ada persetujuan maka daftar nama maupun keluarga akan dikirimkan ke Liposos. “Keluarga akan dipanggil ke Pasuruan untuk mengirimkan orang sakit jiwa itu, lalu seteah sembuh dipulangkan ke rumah. Tentunya setelah dilakukan survey kelayakan, sebelum dibawa ke Liposos Pasuruan,” ungkap Dwi Totok.
Yang bagus lagi, lanjut Dwi Totok, meski lulus di Liposos Bangil, si orgil tidak langsung dibawa ke Rumah Sakit Jiwa (RSJ) tetapi dideteksi penyakitnya terlebih dahulu, guna memastikan  apakah masih diperlukan
pembinaan atau langsung ke RSJ.
Apabila sembuh dari RSJ, maka baru dikembalikan ke Liposss untuk diberik keterampilan pemberdayaan ekonomi kreatif. Misalnya seperti pertukangan, perbengkelan. “Selanjutnya baru dikembalikan ke keluarga dengan didampingi tim pendamping selama 4 bulan lamanya,” jelasnya.
Selain Liposos Pasuruan, Situbondo juga kedatangan Liposos dari Kediri baru-baru ini. Khusus di Kediri sangat berbeda penanganannya seperti di Liposos Bangil, Pasuruan.  Misalnya saja bisa menangani orang gila yang tidak sesuai dengan by name by addres.
“Kami, mengucapkan terimakasih kepada RS Situbondo yang telah rela menangani orgil dari hasil operasi tim Kabupaten maupun dari masyarakat serta Polres dan Polsek. Khusus di Liposos Kediri ini juga ikut mengani WTS asal Situbondo. Seperti yang dilakkan Sidoarjo, Jombang, Sumenep, yang ikut mengembalikan WTS asal Situbondo,” pungkas Dwi Totok. [awi]

Keterangan Foto : Salah satu orgil asal Desa Jatisari, Kec. Arjasa, Situbondo, saat dipasung pihak keluarganya. Foto : [sawawi/bhirawa].

Tags: