Ormas Islam Siap Hadapi Jaringan ISIS

Islamic State of Iraq and SyriaKab Malang, Bhirawa
Penolakan jaringan radikal Islamic State of Iraq and Syria (ISIS), tidak hanya dari lingkungan pendok pesatren (ponpes) saja, namun organisasi masyarakat (ormas) Islam yakni  Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kabupaten Malang juga melakukan menolakan  keberadaan ISIS.
“Kami dengan tegas, menolak faham dan ideologi ISIS, karena apa yang diajarkan jaringan ISIS tersebut tidak sesuai dengan ideologi Pancasila. Serta ajaran yang disebarkan ISIS juga tidak sesuai dengan faham Nadlatul Ulama (NU). Sehingga GP Ansor Kabupaten Malang menolak ajaran ISIS masuk wilayah kami,” tegas Wakil Ketua GP Ansor Kabupaten Malang Abdul Qodir Hamid, Minggu (10/8), kepada Bhirawa.
Sementara, kata dia, GP Ansor siap bergerak untuk membubarkan keberadaan ISIS. Sebab, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sudah tidak lagi bisa ditawar atau sudah  harga mati dan wajib dibela. Dan jika ada pertemuan anggota ISIS di Kabupaten Malang, GP Ansor siap membubarkan. Karena ISIS merupakan organisasi Islam yang menyimpang dari ajaran Islam yang sebenarnya.
“Islam tidak pernah mengajarkan kekerasan terhadap orang lain, namun Islam mengajarkan kedamaian dengan siapa pun. Tapi, ISIS mengajarkan kekerasan terhadap orang yang dia anggap kafir, dan bahkan tak segan-segan membunuh orang dengan alasan ideologinya dalam memahami Islam tidak sama,” papar Qodir.
Untuk menghalau masuknya ISIS di Kabupaten Malang, terang dia, maka Ansor akan menjadi garda terdepan ketika ada kelompok yang berupaya mengubah ideologi NKRI. Sebab bagi Ansor, siapapun dan kelompok dari mana yang berupaya makar terhadap NKRI, wajib dilawan.  Sedangkan NKRI adalah bentuk negara ideal yang memiliki Bhineka Tunggal Ika.
Sementara, lanjut Qodir, gerakan ISIS hanya menggunakan agama Islam sebagai kedok guna melakukan gerakan untuk merebut kekuasaan sebuah negara yang akan dijadikan negara Islam. Sedangkan bangsa Indonesia ini telah memiliki keragaman beragama. Sehingga anggota gerakan ISIS tidak bisa memaksakan ajarannya untuk menjadikan Indonesia sebagai negara Islam, karena telah bertentangan dengan idiologi Pancasila.
Secara terpisah, salah satu Tokoh Agama Kabupaten Malang H Ahmad Subhan menegaskan, apapun bentuknya organisasi Islam yang dasarnya berjihad dengan kekerasan tidak dibenarkan. Sebab, Nabi Muhammad SAW telah mengajarkan, jika jihad itu bukan dengan melakukan kekerasan atau menyakiti orang lain. Namun, jihad itu harus memberikan contoh yang baik, seperti siapa yang berbuat jelek harus kita doakan agar menjadi baik. “Dan jihad jangan disalah artikan dengan kekerasan,” tuturnya.
Untuk itu, dia menghimbau, agar masyarakat Kabupaten Malang harus berhati-hati dalam menyikapi organisasi Islam yang mengarah pada radikalisme. Sehingga masyarakat jangan terlepas dari para alim ulama. Karena alim ulama itu penggantinya Kanjeng Nabi Muhammad SAW. Sehingga kita harus memperdalam ilmu agama Islam ya pada para alim ulama, dan jangan mencari ilmu agama Islam pada orang-orang yang nafsahnya atau garis keturunannya tidak jelas.
“Saat ini mari kita semua mendoakan bangsa Indonesia agar menjadi makmur dan sejahtera, khususnya Kabupaten Malang. Dan buatlah suatu kelompok yang bisa bermanfaat bagi rakyat Indonesia, dan bukan kelompok yang merugikan negara,” tandas Subhan, yang juga masih menjabat sebagai Wakil Bupati Malang. [cyn]

Rate this article!
Tags: