Otonomi Daerah Lahirkan LGC di Kab.Lamongan

Salah satu RT pemenang LGC saat menerima piala dari Bupati Fadeli dan Ketua DPRD Kaharudin. [suprayitno/bhirawa]

Salah satu RT pemenang LGC saat menerima piala dari Bupati Fadeli dan Ketua DPRD Kaharudin. [suprayitno/bhirawa]

Lamongan, Bhirawa
Tidak akan ada program Bernama Lamongan Green and Clean (LGC) yang memiliki dampak sosial dan lingkungan luar biasa tanpa adanya otonomi daerah. Hal itu disampaikan Bupati Lamongan Fadeli saat menghadiri Awarding LGC di Waduk Gondang, Rabu (5/8).
Menurut Fadeli, dampak otonomi daerah yang memberikan keleluasaan kepada daerah untuk berinovasi sangat besar bagi Lamongan. Sehingga lahirlah inonasi bernama LGC.
Karena LGC, lanjut Fadeli, lingkungan di Lamongan kini jadi lebih indah, teduh dan rindang. Sampah yang dulunya dianggap sebagai barang menjijikkan, masih menurut Fadeli, kini bisa didaur ulang dan dikenakan ibu-ibu saat menampilkan yel-yel LGC.
LGC menurut Fadeli juga berdampak sosial di setiap lingkungan peserta LGC yang kini mencapai 1.135 RT. “Semangat gotong royong dan keguyuban warga di setiap lingkungan kini semakin tumbuh untuk membuat indah lingkungan mereka menjadi yang paling indah. Ibu-ibu pun kini kalau berkumpul tidak sekedar ngobrol, tapi membuat kegiatan positif seperti mengelola bank sampah dan mendaur ulang sampah, ” ujar Fadeli.
Sementara Adipura Kencana yang telah dua kali diraih Lamongan secara berturut-turut menurut dia adalah tujuan antara dari LGC. “Yang utama adalah kini faktanya Lamongan menjadi kota yang semakin layak ditinggali. Karena lingkungannya yang indah dan warganya yang guyub, ” kata dia.
Di Waduk Gondang pula, Fadeli bersama Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) setempat dan Sekkab Yuhronur Efendi menyerahkan piala dan piagam penghargaan bagi 71 RT pemenang dan 31 RT juara harapan LGC.
Data Badan Lingkungan Hidup setempat menyebutkan, jumlah kader lingkungan saat ini mencapai 11.670 orang dengan ruang terbuka hijau publik dan prifat mencapai 38 persen. Kemudian Bank Sampah yang kini memiliki omzet Rp 1,35 miliar, jumlahnya mencapai 525 unit. Karena Bank Smapah pula, timbulan sampah yang masuk ke TPA turun menjadi 32,5 persen. Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Komunal saat ini juga sudah tercatat sebanyak 62 unit dengan lubang resapan biopori mencapai 85.380 unit. [yit]

Tags: