OVO-Dirjen IKMA Gelar Workshop Digital Payment bagi Pelaku IKM

Senior Account Executive Jawa Timur OVO, Bhaskoro Cahyo Armanto saat menjelaskan platform pembayaran digital OVO kepada salah satu pengunjung.

Surabaya, Bhirawa
Untuk mendukung langkah Pemerintah dalam memberikan edukasi dan sosialisasi kepada pelaku Industri Kecil dan Menengah (IKM) dan masyarakat mengenai pemanfaatan teknologi digital bagi kegiatan produktif khususnya pemasaran hasil produk IKM.
OVO sebagai platform pembayaran digital terbesar di Indonesia bekerjasama dengan Kementerian Perindustrian melalui Dirjen Industri Kecil, Menengah dan Aneka (Dirjen IKMA) menggelar workshop digital payment bagi pelaku IKM dengan tema ‘IKM Go Digital’ di e-Smart IKM Expo 2019.
“Partisipasi kami dalam kegiatan e-Smart IKM Expo 2019 ini merupakan wujud komitmen kami dalam mendukung upaya Pemerintah dalam mendorong peningkatan peran IKM di perekonomian Indonesia. IKM sebagai penggerak perekonomian Indonesia perlu terus meningkatkan penguasaan teknologi digital sehingga mampu dipergunakan untuk meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan, memperluas akses pemasaran dan menghadapi era revolusi industri 4.0,” ungkap Direktur OVO, Johnny Widodo, Senin (1/4).
Johnny menambahkan, kegiatan yang memperkenalkan dan memasarkan produk dapat mempergunakan sarana digital seperti sosial media dan marketplace karena tingkat efisiensi dan tingkat keterjangkauan kepada pasar yang tinggi, mengingat besarnya jumlah pengguna sosial media dan telepon selular di Indonesia.
Berdasar data yang dilansir situs wearesocial.net, per Januari 2018, jumlah pemilik telpon selular di Indonesia mencapai 177,9 juta orang. Untuk penguna sosial media aktif sebanyak 120 juta orang. “Ini merupakan potensi pasar yang besar untuk digarap oleh pelaku IKM,” ujarnya.
Sementara dalam workshop yang digelar kali ini, OVO juga memberikan edukasi terkait pentingnya transaksi non-tunai sekaligus memperkenalkan platform pembayaran OVO kepada pelaku IKM dan pengunjung event e-Smart IKM Expo.
“Selaras dengan Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) yang digagas Pemerintah, kami secara konsisten memberikan edukasi dan meningkatkan antusiasme masyarakat untuk melakukan transaksi non tunai dengan menjelaskan kemudahan dan kenyamanan transaksi non-tunai. Kebiasaan menggunakan uang tunai memang sulit dihilangkan, namun kami optimistis apabila masyarakat mengetahui kemudahan dan keamanan transaksi non tunai, mereka akan beralih ke transaksi non tunai,” terang Johnny.
Dengan semakin banyaknya outlet dan mitra usaha yang menerima transaksi non tunai, diyakini akan meningkatkan minat masyarakat untuk melakukan transaksi non tunai. Oleh karena itu, kerjasama platform pembayaran dengan merchant maupun marketplace mutlak diperlukan. Model kerjasama ini terus ditingkatkan kuantitasnya oleh OVO.
Saat ini OVO sudah tersedia di 115 juta perangkat di lebih dari 500 ribu merchant di 300 kota di seluruh Indonesia dan menjadi satu-satunya platform dengan pembayaran yang paling banyak diterima di toko-toko ritel offline, platform O2O dan e-commerce.
OVO sendiri telah hadir di 90 persen mall di Indonesia, termasuk hypermarket, department store, kedai kopi, bioskop, operator parkir, jaringan rumah sakit terkemuka dan mendukung layanan transportasi bersama Grab serta berbelanja online di Tokopedia. OVO menargetkan dapat menggandeng ribuan pelaku IKM selama kegiatan Expo ini berlangsung.
“Kami berharap dengan keikutsertaan di event ini dapat meningkatkan awereness masyarakat terhadap OVO sekaligus mendorong pelaku IKM untuk dapat mulai menggunakan dan merasakan manfaat platform pembayaran digital kami. Sehingga nantinya, usaha para pelaku IKM dapat tumbuh dan berkembang bersama kami,” jelas Johnny. [riq]

Tags: