P2KG Jadi Tambahan Angka Kredit Guru

Program Peningkatan Kompetensi GuruDindik Surabaya, Bhirawa
Para tenaga pendidik di Kota Surabaya harus benar-benar serius mengikuti Program Peningkatan Kompetensi Guru (P2KG). Sebab, program tersebut tidak hanya untuk pemetaan kompetensi guru. Melainkan juga untuk penilaian angka kredit bagi guru yang menginginkan segera naik pangkat.
Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Surabaya Ikhsan menuturkan, program ini yang utama memang untuk peningkatan kompetensi guru. Tapi melalui program ini juga, guru akan mendapat poin sembilan dalam angka kreditnya.
Menurut Ikhsan, P2KG ini telah dimulai sejak September hingga Desember mendatang. Para guru akan mengikuti serangkaian tahapan program. Diantaranya evaluasi diri, lalu tes kompetensi guru. “Evaluasi diri ini dilakukan melalui program yang sudah disiapkan di web Dindik Surabaya,” tutur Ikhsan, Rabu (2/9).
Materi yang disii yakni seputar kemampuang diri, mengisi mata pelajaran. Hasil tersebut akan dianalisis dan kemudian guru akan mengikuti program pelatihan selama 32 jam dengan empat kali pertemuan. “Guru yang sudah ikut pelatihan, akan mendapatkan satu angka kredit kenaikan pangkat,” kata Ikhsan.
Setelah itu, lanjut dia, dari hasil pelatihan selama 32 jam, guru dituntut untuk membuat makalah dengan langsung mendapatkan dua angka kredit. Jika guru mampu membuat jurnal ilmiah dengan penilaian sempurna, maka secara otomatis guru akan mendapatkan tiga angka kredit kenaikan pangkat.
“Itu masih dalam bentuk paper. Kalau paper itu berhasil dipublikasikan, maka otomatis akan mendapat tambahan tiga angka kredit lagi,” ujar dia.
Dengan program tersebut, Ikhsan mengatakan, seharusnya guru di Surabaya bersyukur karena peningkatan karirnya dibantu oleh pemkot. Apalagi, Kemendikbud akan menggelar uji komptensi guru (UKG) dan peningkatan kualitas guru lewat pembuatan karya ilmiah.
“Kurang apa guru di Surabaya ini. Program-program pemerintah semuanya mendukung kompetensi dan karier mereka,” tandasnya.
Sementara itu, Ketua Dewan Pendidikan Surabaya Martadi menambahkan, upaya meningkatkan kompetensi guru memang menjadi pekerjaan rumah bagi Dindik Surabaya. Dia mengatakan, ada kecenderungan bahwa semakin bertambah usia guru, biasanya kompetensinya cenderung menurun. Padahal, seharusnya, semakin tambah usia, guru tersebut semakin profesional. Kualitas guru terbaik justru ada di rentang usia 25-30 tahun karena wawasannya masih fresh dan semangatnya tinggi.
“Ini apa karena memang gurunya jarang mengikuti pelatihan? Atau jangan-jangan ada guru yang tidak pernah ikut pelatihan sehingga ilmunya nggak nambah dan tidak tahu kekinian. Tentunya ini pekerjaan rumah bagi kita,” pungkas Martadi. [tam]

Rate this article!
Tags: