Pabrik Belum Beli Tembakau Petani

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

Bojonegoro, Bhirawa
Dinas Perhutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Bojonegoro, Jatim menyatakan pabrikan belum melakukan pembelian tembakau baik Virginia Voor Oogst (VO) dan Jawa, meskipun sudah ada panen tembakau di sejumlah sentra penghasil tembakau.
“Sampai hari ini pabrikan belum membuka gudang pembelian tembakau, tapi di sejumlah daerah petani sudah mulai panen tembakau petikan bawah,” kata Kepala Bidang Usaha Perkebunan Dishutbun Bojonegoro Khoirul Insan, di Bojonegoro, Rabu (19/8).
Ia mengaku tidak tahu kapan pabrikan akan mulai membuka gudang pembelian tembakau di daerahnya.
Tapi, lanjutnya, PT Sadana Ngawi, yang bermitra dengan petani di wilayah barat, dengan luas tanaman tembakau rajangan amil (RAM) 512 hektare, akan mulai melakukan pembelian, 25 Agustus. “Pabrikan lainnya, kita belum tahu kapan akan mulai melakukan pembelian tembakau,” tandasnya.
Meski demikian, menurut dia, petani yang sudah mulai panen tembakau Jawa, di sejumlah kecamatan, sudah bisa menjual tembakaunya kepada pedagang lokal. “Di Kecamatan Kedungadem dan Ngasem, petani sudah mulai panen tembakau Jawa petikan bawah, karena menanam lebih awal, sekitar Mei,” jelas dia.
Berdasarkan pemantauannya, harga tembakau Jawa rajangan di Kecamatan Kedungadem, mulai Rp13.000 sampai Rp18.000/kilogram. “Harga tembakau rajangan Jawa untuk petikan bawah itu tergolong bagus, apabila dibandingkan harga tahun lalu,” tandasnya.
Oleh karena itu, ia optimistis harga tembakau Jawa di daerahnya, akan terus merangkak naik, karena petani belum panen tembakau petikan tengahan yang merupakan tembakau kualitas terbaik.
Seorang petani di Desa Mbutoh, Kecamatan Ngasem, Bojonegoro Pomo (49), mengaku menanam tembakau Jawa sebanyak 7.000 pohon, dan sudah mulai panen petikan bawah, sejak beberapa hari lalu.
Ia mengaku juga melakukan pembelian tembakau Jawa yang ditanam petani lainnya di sejumlah desa di Kecamatan Ngasem, untuk petikan bawah dengan harga rata-rata Rp2.000/kilogram. “Saya bisa mengumpulkan 4,5 ton tembakau Jawa dan menjual kepada pedagang lokal dengan harga rata-rata Rp2.300/kilogram,” jelasnya.
Data di Dishutbun, luas areal tanaman tembakau pada musim tanam tahun ini, mencapai 6.337 hektere,dengan rincian, tembakau Virginia Voor Oogst (VO) 4.044,5 hektare dan Jawa 2.292,5 hektare. [bas,ant]

Rate this article!
Tags: