Pabrik Mesin Pertanian ‘Ganggu’ Warga Desa Keper Sidoarjo

Salamin

Sidoarjo, Bhirawa
Suasana damai dan tenang Desa Keper, Kec Krembung, terusik dengan berdirinya pabrik alat pertanian di atas lahan 800 m2. Pabrik di tengah desa yang dikelilingi persawahan, itu dikuatirkan polusinya mengganggu ketentraman warga desa.
Salamin, warga RW II, Desa Keper, Rabu (6/9) kemarin mengutarakan kegelisahan warga desa sejak pemilik usaha membangun pabriknya dan mendatangkan alat-alat beratnya. Mulai mesin silinder baja  berdiameter 1,5 meter sudah mulai melengkapi unit pembuat alat pengeringan padi didatangkan ke lokasi pabrik. Jalan kampung yang hanya 3 meter itu dilewati truk kontainer pembawa alat-alat pabrik.
Sejak mesin-mesin pabrik mulai berdatangan, warga mulai resah dengan pabrik yang akan berdiri di tengah Desa Keper. Warga sudah mendatangi pemilik Pabrik Simpyong bernama Endik Pramono, untuk menanyakan kelengkapan izin pabrik itu. namun Simpyong hanya mengantongi SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan) dari Dinas Perizinan.
Tentu saja keberadaan pabrik tidak diterima warga, karena kuatir dengan efek negatif pabrik itu. ”Masak, lingkungan desa yang asri dan damai ini dibangun mesin pabrik alat pertanian. Kami jelas menolak,” terangnya.
Protes warga disampaikan dalam rapat warga RW II, Desa Keper, tetapi rupanya ada oknum yang membekingi pabrik itu.
Mantan anggota DPRD Sidoarjo 1999-2004 itu sudah melaporkan perihal ini ke Komisi A DPRD Sidoarjo, kemarin pagi. Dengan harapan wakil rakyat menjembatani keresahan warga. Kalau pabrik ini diteruskan dikuatirkan akan timbul gesekan antara warga pendukung pabrik dan yang menolak. ”Ini justru mengganggu kedamaian desa kami,” terangnya.
Sementara Endik Pramono, pemilik pabrik itu, mengatakan, usahanya sudah mengantongi SIUP, namun diakui belum memiliki HO, IMB seperti yang diisayaratkan untuk sebuah bangunan pabrik. Ia menyebut usahanya merupakan home industri, bukan pabrik.
Home industri ini, katanya mengerjakan pembuatan alat pertanian seperti mesin pengeringan padi. Pabrik ini merupakan inovasi untuk membantu petani dalam mempercepat pengeringan padi. Biasanya padi dijemur tiga hari untuk mengurangi kadar air. Tetapi dengan mesin ini hanya 12 jam. Tidak butuh lahan luas. Cukup dengan lahan 50 m2 sudah bisa jadi sarana pengeringan padi. [hds]

Tags: