Pabrik Rokok Diharapkan Perhatikan Nasib Petani Tembakau Bondowoso

Ketua DPRD Bondowoso H Ahmad Dhafir. (Ihsan Kholil/Bhirawa)

Bondowoso, Bhirawa
Tembakau meski bukan termasuk bahan pokok beberapa hari terakhir ini mengalami penurunan harga. Banyak petani tembakau mengeluhkan kondisi ini ., Pemerintah sendiri tidak bisa intervensi, karena itu sudah menjadi kewenangan swasta (Pabrik Rokok).

Akan hal tersebut, Ketua DPRD Bondowoso H Ahmad Dhafir berharap terhadap pabrik rokok untuk juga memperhatikan nasib petani tembakau. Penurunan harga tembakau , menurutnya, jangan dijadikan alasan karena harga cukai naik, lalu kemudian menurunkan harga tembakau.

“Jangan menjadikan alasan menurunkan harga tembakau karena harga cukai naik. Kenyataan dilapangan harga rokok juga naik,” katanya, Rabu, (9/9).

Dijelaskannya, di dalam rokok sendiri terdiri dari beberapa bahan, seperti diantaranya kertas, tembakau, Cengkeh, gabus. Dan juga ada seorang buruh yang bekerja untuk memproduksi rokok tersebut.

“Karena cukai naik, cengkeh naik. Sehingga mereka berfikir upah buruh naik. Ya satu-satunya tembakau yang harus turun,”urainya.

Menurutnya, Pemerintah juga mempunyai kewajiban untuk memberikan pemahaman bahwa pabrik rokok tidak bisa berjalan tanoa adanya petani tembakau.

“Di saat petani boikot tidak tanam tembakau maka otomatis pabriknya akan gulung tikar. Karena bahan baku tembakau itu dari tembakau,”jelasnya.

Maka kata dia, antara keduanya untuk saling menghormati yakni anatara petani tembakau dan pabrik rokok.

“Pabrik rokok juga kita hormati, pabrik rokok juga menghormati petani yang menyiapkan bahan baku. Sekalipun tidak bisa intervensi menentukan harga rokok karena tidak termasuk sembilan bahan pokok, pikirkan juga nasib petani,” tegasnya. [san]

Tags: