Pabrik Semen Indarung VI Senilai Rp 3,25 Triliun Dibangun

Gresik,Bhirawa
PT Semen Indonesia (Persero) Tbk  membangun pabrik baru berkapasitas 3,25 juta ton semen per tahun di Padang Sumatera Barat. Peletakan batu pertama (ground breaking) proyek Indarung VI PT Semen Padang (Semen Indonesia Group) dilakukan oleh menteri BUMN Dahlan Iskan, Gubernur Sumbar Irwan Prayitno, Direktur Utama PT Semen Indonesia (Persero) Tbk Dwi Soetjipto, serta Direktur Utama PT Semen Padang Munadi Arifin.
Menurut Direktur Utama Semen Indonesia Dwi Soetjipto  peletakan batu pertama dan ground breaking menandai dimulainya pembangunan fisik proyek pabrik senilai Rp 3,25 triliun. Masa konstruksi ditargetkan selama 30 bulan sampai dengan mechanical completion (di luar masa commisioning) dan selesai pada semester dua 2016. Pembangunan pabrik Indarung VI didasari pada kebutuhan pasar semen di wilayah Sumatera dan Jawa bagian Barat yang terus berkembang pesat.
Di wilayah Sumatera, lanjut Dwi, pertumbuhan kebutuhan semen mencapai 1,5 persen per tahun. Sedangkan utilisasi Semen Padang sudah hampir mencapai 100 persen, pada 2013 Semen Padang berhasil menjual 6,57 juta ton dengan market share sebesar 45 persen untuk (Sumatera dan Jawa bagian barat). “Sedangkan secara nasional, market share Semen Padang sebesar 12 persen,” kata Dwi.
Meningkatnya permintaan semen nasional yang tiap tahunnya mencapai 6 persen, jika tidak ada penambahan kapasitas maka market share Semen Padang akan mengalami penurunan.
Dikatakan Dwi, pabrik dikerjakan secara swakelola dan menjadi kebanggaan nasional karena menjadi bukti bahwa industri manufaktur permesinan, dan konstruksi lokal telah mampu mewujudkan pabrik berkelas dunia.
Setelah beroperasi, maka kapasitas produksi Semen Padang akan meningkat menjadi 10,5 juta ton semen per tahun dari kapasitas sebelumya sebesar 7,5 juta ton. Angka ini didapat dari kapasitas Indarung II, III, IV & V sebesar 6,5 juta ton per tahun, dan beroperasinya Grinding Plant / Cement Mill di Dumai tahun ini dengan kapasitas 1 juta ton semen per tahun, “ujar Dwi.
Rancangan pabrik berbasis teknologi  green industry sangat memperhatikan  lima aspek, yaitu emisi udara jauh di bawah ambang batas, 30 mg/Nm3 (Keputusan Menteri LH No 13 Tahun 1995 tentang Ambang Batas Maksimum 80 mg/Nm3), tata kelola sumber daya air dengan membangun recirculation, dan water reservoir, penanganan limbah,  optimalisasi penggunaan bahan bakar fosil serta meningkatkan penggunaan alternative fuel, dan area hijau  sebanyak 30 % dari luas areal pabrik dan membangun green belt.
Ditambahkan Dwi Soetjipto, peralatan dan mesin pabrik dipilih dari vendor-vendor yang teruji dan dikenal di dunia. Seperti FL Smidth Denmark,  Takraf Jerman, Thyssenkrupp Jerman, Claudius Peter Jerman serta beberapa vendor ternama lainnya. Dengan tambahan kapasitas produksi semen pada pertengahan Juni 2014, kelompok perusahaan semen memiliki kapasitas 40,8 juta ton per tahun pada 2017.  [kim]

Tags: