Pacitan Belum Tuntas, Hepatitis A Merembet ke Trenggalek

Gubernur Khofifah Klaim Sudah Menyusut
Dinkes Jatim, Bhirawa
Wabah penyakit Hepatitis A mulai meluas. Setelah Kabupaten Pacitan yang telah dinyatakan Kejadian Luar Biasa (KLB), kini merembet ke Kabupaten tetangga yakni Trenggalek. Sebanyak 227 orang penderita hepatitis A dirawat di RSUD dr Soedomo Kabupaten Trenggalek.
Meski demikian, Dinas Kesehatan (Dinkes) Jatim menepis bahwa banyaknya warga Trenggalek yang terserang tidak ada hubungannya dengan wabah serupa di Kabupaten paling ujung di Jatim.
Kepala Dinkes Jatim, Kohar Hari Santoso memastikan banyaknya warga di Trenggalek yang terserang Hepatitis A tidak ada hubungannya dengan wabah serupa yang terjadi di Kabupaten Pacitan.
“Kalau dilihat datanya, di Trenggalek kan mulai menyerang dari bulan Januari sampai Mei sementara di Pacitan bulan kemarin, jadi justru lebih dulu Trenggalek,” kata Kohar, Selasa (2/7) kemarin.
Selain itu, data yang dihimpun di Kabupaten Trenggalek adalah data dari rumah sakit, bukan temuan di lapangan seperti yang ditemukan di Pacitan. “Kalau di rumah sakit kan memang banyak orang sakit. Tapi tidak apa-apa ini untuk meningkatkan kewaspadaan kita di Kabupaten Trenggalek,” ucap Kohar.
Lebih lanjut, untuk mencegah menyebarnya Hepatitis lebih luas, Kohar telah mengirimkan tim untuk melakukan surveilans epidemiologi dan melakukan advokasi ke Kecamatan Panggul, Kabupaten Trenggalek. “Kita kirim Ke Panggul, kecamatan yang terdekat dari Pacitan,” imbuhnya.
Seperti diketahui, selama Januari hingga Mei 2019, sebanyak 227 penderita hepatitis A dirawat di RSUD dr Soedomo Kabupaten Trenggalek. Para pasien rata-rata dirawat empat sampai tujuh hari. Kini masih tiga pasien menjalani rawat inap di rumah sakit tersebut. Pasien hepatitis A terkahir masuk ke rumah sakit pada Minggu (30/6) lalu.
Saat ini total pasien hepatitis dalam rentang bulan Januari sampai Mei adalah 303 orang. 227 Hepatitis A sedangkan yang lain menderita hepatitis B dan C.
Merebaknya wabah Hepatitis A ini pun diklaim Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menurun. “Sebetulnya sudah menyusut, ya. Jadi dari awal itu problemnya terkait PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat), terutama kaitan dengan air bersih,” katanya saat ditemui Bhirawa usai rapat Paripurna di DPRD Jatim kemarin.
Oleh sebab itu, Khofifah terus melakukan koordinasi dengan Kepala Dinkes Jatim agar supaya bisa dipastikan kecukupan air bersih. “Saya sudah mengomunikasikan dengan pak Kadis Kesehatan supaya bisa dipastikan kecukupan air bersihnya dan tadinya sempat meluas ke delapan kecamatan gitu. dan ini sudah mulai berkurang lagi, pelayanan pelayanan dimaksimalkan di Puskesmas, termasuk obat-obatan,” terang Mantan Menteri Sosial ini.
Disamping itu, pihaknya telah meminta Sekdaprov Jatim secara khusus untuk memimpin rapat terkait persiapan musim kemarau panjang. Sebab, kata Khofifah, menurut identifikasi dari BMKG tidak ada hujan selama 60 hari kedepan di Jatim.
“Kita akan rapat lebih luas lagi dengan mengajak TNI Polri untuk membantu terutama pada saat mendeploy air bersih yang dibutuhkan oleh masyarakat. Kami juga ingin mengundang para pelaku bisnis di jatim bisa ikut mensuplay terutama di daerah daerah terdekat dengan perusahaan dimana mereka melakukan usaha,” pungkasnya. [geh.tam]

Tags: