Pacu Kesiapan Pendidik, Jatim Kucurkan Dana Stimulus Rp 20 M

Kepala Dindik Jatim menjelaskan kondisi riil terkait pelaksanaan kurikulum 2013 dan terobosan yang digunakan.

Kepala Dindik Jatim menjelaskan kondisi riil terkait pelaksanaan kurikulum 2013 dan terobosan yang digunakan.

Dindik Jatim, Bhirawa
Keterlibatan daerah semakin intensif di tengah pelaksanaan kurikulum 2013 yang masih tertatih-tatih. Tidak hanya persoalan buku, pembinaan tenaga pendidik juga menjadi sorotan. Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim bahkan menyiapkan dana stimulus Rp 20 miliar untuk pendampingan implementasi kurikulum 2013.
Kepala Dindik Jatim Dr Harun MSi menjelaskan, pendampingan akan menyasar pembina pendidikan di kabupaten kota, mulai dari kasi kurikulum, pengawas sekolah, tim pengembang kurikulum kabupaten kota serta kepala sekolah dasar inti. Ini lantaran guru-guru yang sudah dilatih di tingkat nasional rata-rata hanya mampu mencapai tingkat penyerapan materi kurang lebih 70 persen dan belum diimbaskan ke guru lainnya.
“Anggaran itu akan digunakan untuk dua hal. Yaitu workshop di tingkat provinsi dan dana stimulus untuk Ketua Gugus SD di 38 kabupaten/kota,” tutur Harun, Minggu (10/8).
Di Jatim, jumlah gugus SD mencapai 3.036 lembaga yang menaungi 19.887 lembaga SD.  Harun mengatakan, dana stimulus tersebut berupa Bantuan Sosial (Bansos) yang akan diberikan langsung oleh Ketua Gugus atau SD inti. Masing-masing ketua gugus akan menerima Rp 6 juta.
Kabid Tenaga Pendidik dan Kependidikan Dindik Jatim Gatot Gunarso menambahkan, pendampingan akan dilakukan instruktur nasional, yaitu LPMP, Universitas Negeri Malang, Unesa dan P4TK. Selain itu instruktur provinsi yang meliputi guru, kepala sekolah, pengawas, tim pengembang kurikulum kabupaten/kota yang sudah dilatih di provinsi.
Pendampingan untuk pembina pendidikan kabupaten/kota dan ketua gugus SD secara bertahap dimulai 5 Agustus-18 Oktober 2014 yang terdiri 20 angkatan. Selainjutnya, pendampingan di daerah mulai awal September-November 2014 pada masing-masing gugus. “Semua sumber dana pelatihan dan pendampingan menggunakan dana dekonsentrasi Provinsi Jatim 2014,” katanya.
Kabid TK, SD dan Pendidikan Khusus (PK) Dindik Jatim Nuryanto mengatakan, pendampingan dilakukan selama tiga kali pertemuan dengan pola IN-ON-IN-ON. IN pertama fokus tentang filosofi dan konten kurikulum 2013. ON pertama praktik di sekolah masing-masing. IN kedua meliputi evaluasi penerapan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan pembuatan inovasi pembelajaran. ON kedua kembali praktik ke sekolah. IN ketiga evaluasi inovasi kegiatan belajar mengajar dan penyusunan bahan evaluasi belajar. ON ketiga kembali praktik di sekolah.
“Setelah pola tersebut dilaksanakan secara menyeluruh. Diadakan satu pertemuan lagi yang berisi evaluasi secara menyeluruh dan penyusunan tindak lanjut. Itu berlangsung selama kurang lebih 1,5 bulan,” kata Nuryanto. [tam]

Tags: