Pacu Peningkatan Produksi Pertanian

Belakangan ini, ancaman pangan akut akibat situasi global yang tidak menentu tengah menjadi perhatian semua negara di dunia, termasuk Indonesia. Mau tidak mau Indonesia harus bersiap menghadapi berbagai ancaman krisis, khususnya krisis pangan. Oleh sebab itu, berbagai upaya untuk menghindari krisis pangan dengan meningkatkan produksi pertanian meski perlu terus didorong dan dipacu dengan baik dan maksimal.

Selain itu, meski terkalkulasi dengan cermat bahwa pertanian tidak mungkin bisa mencukupi kebutuhan penduduk yang terus bertambah tanpa teknologi. Sehingga, menjadi logis jika seluruh pemangku kepentingan terkait perlu berperan aktif bisa meningkatkan kewaspadaan di saat terjadinya krisis pangan global. Terlebih, ada berbagai prediksi tentang situasi global ke depan yang sama bahwa banyak negara di dunia yang rakyatnya terancam menghadapi kerawanan pangan akut.

Menurut Global Report on Food Crisis 2022 Mid-year Update, diperkirakan pada periode tersebut akan ada 205 juta orang di 45 negara yang akan menghadapi kerawanan pangan akut dan membutuhkan bantuan pangan yang mendesak. Jika digabungkan dengan data terbaru dari 2021, jumlah ini diperkirakan mencapai 222 juta orang di 53 negara/wilayah yang tercakup dalam Global Report on Food Crises 2022. Jumlah tersebut juga tercatat menjadi yang tertinggi dalam tujuh tahun sejarah laporan. Selain itu, sekitar 45 juta orang di 37 negara diproyeksikan hanya memiliki sedikit makanan sehingga mereka akan mengalami kekurangan gizi parah, berisiko meninggal atau sudah menghadapi kelaparan dan kematia, (Republika, 18/12/2022)

Untuk itu, saatnya Kementerian Pertanian (Kementan) perlu memacu dan menggenjot produktivitas pertanian dengan meluncurkan Revolusi Industri 4.0 di bidang pertanian untuk menjawab tantangan yang ada, terlebih terjadinya krisis pangan global. Negeri ini memang meski berhati-hati dan tidak lengah dalam menyediakan pangan dalam negeri secara mandiri. Pertanian cerdas atau pertanian presisi meski bisa diimplementasikan. Selain itu, Kementan perlu terus memacu peningkatan produksi dengan strategi yang lebih maju dari tahun-tahun sebelumnya, salah satunya dengan penerapan teknologi pertanian sesuai amanat Perpres 18/2020 tentang RPJMN 2020 2024.

Gumoyo Mumpuni Ningsih
Dosen Agribisnis Universitas Muhammadiyah Malang.

Rate this article!
Tags: