Pahami Siswa Nakal Dengan Perhatian Lebih

Sudiarti Ika Indrasari SPd

Sudiarti Ika Indrasari SPd

Tak banyak kursi Bimbingan dan Konseling (BK) di duduki oleh seorang guru perempuan dilembaga pendidikan setingkat SMA di Kota Santri, Situbondo. Namun di SMAN 1 Panji, Kabupaten Situbondo, jabatan guru BK itu justeru di pegang oleh dua srikandi yang handal. Salah satunya adalah Sudiarti Ika Indrasari SPd, alumni IKIP Jember tahun 2007 silam. Wanita yang di kenal hobi travelling dan suka masakan seafood itu, justeru dipercaya Kasek SMAN I Panji sebagai ujung tombak di jajaran Bimbingan dan Konseling sejak Maret 2009 lalu.
Menurut Ika-panggilan akrabnya-sejak menjadi guru BK di SMAJI, setiap siswa nakal rata rata dipicu oleh kurangnya perhatian dari orang tua sehingga mencari perhatian di sekolah dengan cara bervariasi. Ika mencontohkan, siswa nakal ada yang melampiaskan dengan cara bolos sekolah dan beberapa bentuk kenakalan lainnya. Siswa nakal tersebut, ungkap alumnus jurusan BK itu, terpaksa mencari perhatian disekolah, setelah dirinya melakukan pendekatan tertentu dan memilah kejadian kasus per kasus. “Ternyata siswa tersebut tidak memiliki kenakalan seperti yang di tunjukkan di sekolah. Termasuk sumber permasalahannya juga saya dalami, sehingg secara perlahan siswa itu dapat merubah prilaku nakalnya menjadi baik. Artinya diperlukan adanya perhatian yang lebih,” aku Ika.
Isteri Rudi Dwi Sanjoko itu menerangkan, munculnya kenakalan siswa itu tidak bisa diatasi hanya dengan satu cara melainkan ada prilaku siswa yang harus diselesaikan dengan cara persuasif; pendekatan yang lemah lembut; agak keras dan lebih keras. Semua persoalan siswa itu, urai Ika, dilihat melalui suatu pendekatan terlebih dahulu sebelum dipecahkan masalahnya oleh BK SMAJI. “Kami lebih dahulu melihat watak dan karakter siswa yang nakal itu. Meski tugas ini berat, namun banyak yang berkesan saat menangani berbagai prilaku para siswa di SMAJI ini,” tutur Ika yang mengakui tidak ada satu pun siswa yang ia tangani tersangkut kasus narkoba.
Mantan guru TK Darma Wanita Persatuan Bungatan dan TK Aisyiyah Busthanul Athfal (ABA) I Panji itu menambahkan, setiap anak yang mengalami masalah itu diperlakukan menurut jumlah poin mulai angka 0-100 selama tiga tahun lamanya. Dari point point itulah-sambung Ika-akan di akumulasi setelah menyelesaikan remisi dan memiliki catatan kelakuan baik. “Remisi ini hak semua siswa setelah saya pilah-pilah dari yang nakal hingga berkelakuan baik.
Termasuk banyaknya waktu bolos saya juga ikut menelusuri. Ternyata sebagian bolosnya siswa itu karena bermain PS dan para orang tua tidak tahu karena mereka sibuk bekerja,” papar Ika.
Ika meminta kepada para orang tua untuk tetap ikut melakukan pengawasan terhadap anak-anaknya karena saat mereka pamit berangkat ke sekolah belum dijamin akan sampai kepada ke sekolah yang dituju. Wanita dengan tiga anak itu justeru merasa tidak nyaman saat orang tua di panggil ke BK SMAJI terkait prilaku anaknya yang kerap kali bolos masuk sekolah.
“Para orang tua mengaku setelah anaknya berangkat ke sekolah sudah pasti sampai ke disekolah, padahal faktanya tidak ada. Setelah saya panggil mereka kaget dan baru menyadari jika anaknya memang tidak masuk sekolah,” pungkas Ika seraya menimpali setelah memberi konseling pribadi anak didiknya banyak yang menangis. [awi]

Tags: