Pahlawan Segala Profesi

Semua orang bisa berperan menjadi pahlawan dengan kejuangan besar yang dikenang. Kini terdapat 195 pahlawan nasional yang dikenang jasanya. Karena angkat senjata melawan penjajahan. Juga jasa yang besar dalam mencetuskan gagasan dalam kemajuan bangsa. Serta memiliki moral luhur sepanjang hayat. Gelar pahlawan (setelah meninggal dunia) bisa diberikan kepada seluruh kalangan, profesi, dan warga negara peranakan (Arab, Tionghoa, dan Eropa). Termasuk tokoh agama, dan sasterawan.

Sosok pahlawan dipastikan memiliki konsistensi rasa kebangsaan (nasionalisme ke-Indonesia-an) yang teruji. Kejuangan dan konsistensi pahlawan, selalu dimulai sejak usia muda. Bahkan di bawah 30 tahun. Sehingga jasa kepahlawanan akan menjadi inspirasi setiap generasi anak bangsa. Sebutan pahlawan nasional, hampir seluruhnya pernah angkat senjata melawan penjajah. Tak tekecuali “pahlawan revolusi,” yang gugur saat peristiwa G-30-S, dalam mempertahankan dasar negara Pancasila. Para “pahlawan revolusi,” sekaligus pejuang perang kemerdekaan tahun 1945.

Kesertaan dalam perjuangan kemerdekaan negara menjadi kriteria utama kepahlawanan nasional. Seperti gelar pahlawan terbaru (tahun 2021) yang diberikan kepada 4 putra terbaik bangsa. Yakni, Tombolotutu (tokoh Sulawesi Tengah), Sultan Haji Muhammad Idris (tokoh Kalimantan Timur), Haji Usmar Ismail (tokoh Jakarta, asal Sumatera Barat), dan Raden Arya Wangsakarsa (tokoh Banten). Keempat pahlawan ini seharusnya bisa hidup pada “zona nyaman,” berlimpah kekayaan warisan sebagai pangeran.

Tombolotutu, adalah pangeran wilayah Parigi Moutong (Sulawesi Tengah). Keberaniannya tercatat dalam buku sejarah “Bara Perlawanan di Teluk Tomini.” Sampai Belanda mengerahkan Marsose (pasukan elite). Begitu pula tokoh Sultan Aji Muhammad Idris, Raja Kutai Kartanegara ke-14, memilih berjuang membantu rakyat Wajo di Sulawesi Selatan. Tahun 1736 diangkat sebagai Panglima negeri serikat (Wajo, Sopeng, Peneki, Sidenreng, dan Malluse) di sekitar Sulawesi Selatan.

Kejuangan membantu wilayah tetangga yang dijajah, juga dilakukan oleh Arya Wangsakara, cucu Raja Sumedang Sultan Syarif Abdulrohman. Wangsakara memilih meninggalkan istana, dan bergabung dengan pasukan Kesultanan Banten. Terutama menjaga wilayah Tangerang, khususnya kawasan subur sepanjang sungai Cisadane. Beberapa bentrok senjata dengan penjajah. Sampai VOC mendirikan benteng persis berhadapan dengan rumah Wangsakara, di seberang sungai.

Tokoh generasi paling akhir yang diberikan gelar Pahlawan nasional, adalah Usmar Ismail. Lahir di Padang (Sumatera Barat), dari keluarga berkecukupan, sekaligus berpendidikan moderen. Ayahnya bergelar Datuk Tumenggung Ismail, guru di sekolah Kedokteran. Dikirim ke Yogya untuk sekolah AMS (kini SMA Negeri 1 Yogyakarta), tapi memilih turut berperang (dengan pangkat Mayor) saat Yogyakarta diduduki Belanda.

Ketokohan dan keberaniannya, diakui kalangan sasterawan. Usmar Ismail, pernah menjadi Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dan dijebloskan ke penjara karena tulisannya dianggap subversif. Setelah perang reda, melanjutkan kuliah ke Los Angeles, California. Memperoleh gelar sarjana bidang sinematografi, juga diakui sebagai “bapak” perfilman Indonesia. Serta tetap memimpin beberapa suratkabar.

Kejuangan pemuda pada 10 November 1945, bukan hal mudah. Karena harus melawan Sekutu, pemenang Perang Dunia II. Sebanyak 15 ribu pemuda gugur dalam perang mempertahankan kemerdekaan. Tetapi tentara Sekutu juga kehilangan dua ribu personel (bule). Termasuk kehilangan pasukan bayaran asal India dan Pakistan, batalyon Gurkha. Tentara yang dipimpin Jenderal Zia Ul-haq, menolak berperang melawan sesama muslim rakyat Indonesia. Banyak yang memilih disersi, dan menikah dengan pribumi.

Perang sabil telah berlalu 76 tahun silam. Namun sesungguhnya (kata Bung Karno), perang belum selesai. Masih terdapat perang-perang baru mewujudkan cita-cita proklamasi. Diantaranya, jihad melawan keterbelakangan pendidikan, mlawan in-toleran, dan melawan hoax politik adu-domba.

——— 000 ———

Rate this article!
Pahlawan Segala Profesi,5 / 5 ( 1votes )
Tags: