Pakai Alat Baru dari Australia, Tata Kabel Bawah Tanah Ditarget Lebih Cepat Selesai

Penataan kabel jalur bawah di Kota Madiun berlanjut. Sempat terhenti pada Agustus 2022 lalu, kegiatan penggalian tanah untuk jalur penataan kabel pun dimulai kembali. Seperti dalam foto, Wali Kota Madiun, Maidi sempat meninjau penggalian kabel bawah tanah di jalan Slamet Riyadi, Kamis (16/2). [sudarno/bhirawa]

Kota Madiun, Bhirawa
Penataan kabel jalur bawah di Kota Madiun berlanjut. Sempat terhenti pada Agustus 2022 lalu, kegiatan penggalian tanah untuk jalur penataan kabel pun dimulai kembali. Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR), Suwarno menyebut penggalian dikerjakan PT Fiber Teknologi Nusantara (FTN) sebagai rekanan.

”Jadi sebenarnya sudah dimulai sejak Agustus 2022 lalu. Tetapi karena ada kendala alat, pekerjaan mundur dan baru bisa dilanjutkan Februari ini,” katanya, Kamis (16/2).

Kepala Dinas PUPR, Suwarno menyebut titik awal penggalian pada waktu itu di Jalan Dr Soetomo. Namun, pada waktu itu PT FTN hanya menggunakan alat penggali hasil modifikasi. Dirasa kurang maksimal, PT FTN lantas memesan alat penggali buatan pabrikan dari Australia.

Penggalian pun kembali dilakukan. Namun, di titik berbeda. Penggalian kali ini berlangsung di Jalan Slamet Riyadi. ”Kita sudah ditembusi laporan terkait penggalian itu. Prinsipnya mereka menargetkan selama enam bulan. Dengan alat ini ya semoga saja bisa selesai lebih cepat,” harapnya.

Sementara itu, Project Manager PT FTN Jhon Jeffri menyebut pihaknya setidaknya akan melakukan penggalian sepanjang 30 ribu meter di 33 ruas jalan di Kota Pendekar. Jalur yang digali itu nantinya menjadi tempat instalasi kabel jalur bawah. Penggalian sudah dimulai lagi sejak Rabu (15/2) juga hari ini dan seterusnya.

Jeffri optimis penggalian bisa lebih cepat lantaran menggunakan alat baru tersebut. ”Kita sudah mulai penggalian lagi sekaligus uji coba alat baru. Alat untuk penggalian ini dari Australia dan baru satu-satunya di Indonesia,” ujarnya.

Alat berat itu diklaim bisa melakukan penggalian minimal 200 meter sehari. Tak heran, Jefri menyebut pekerjaan bakal cepat selesai ke depan. Sebab, alat trencher yang digunakan ini bisa sekaligus memecah batu. Alat bisa menggali kedalam 50 centimeter dengan kondisi berbatu dalam waktu 5-6 menit.

Sedang, alat yang dulu membutuhkan waktu hingga 12 menit. Apalagi, pihaknya akan menggunakan dua trencher sekaligus. Satu alat lainnya masih dalam pemesanan.

”Untuk hari ini kita targetkan 100 sampai 150 meter dulu. Tadi ada sedikit insiden, kami tidak ingin memaksakan alat. Apalagi, untuk sparepart-nya juga harus pesan dari Australia,” imbuhnya sembari menyebut alat kedua ditarget datang dalam enam minggu ke depan.

”Setelah penggalian kita tanam pipa HDPE (High Density Polyethylene) sebagai tempat kabel. Kemudian pemadatan dan kita cor. Terakhir kita lakukan pengaspalan, tetapi menunggu cornya siap,” ungkapnya.

Sekali jalan pihaknya menyelesaikan hingga tahap pengecoran. Artinya, saat mulai mengerjakan titik lain, ruas jalan tidak dibiarkan berlubang begitu saja. Hal itu bisa membahayakan pengendara. Dengan dilakukan pengecoran, paling tidak lubang bekas galian tidak kelewat dalam. Jefri menyebut semua pekerjaan tersebut ditarget selama enam bulan. ”Dengan panjang total 30 ribu meter itu kita target selesai dalam waktu enam bulan,” pungkasnya. [dar.gat]

Tags: