Pakai UNBK, Anggaran Tetap Boros

Foto: ilustrasi

Dindik Jatim Tekankan Pengurangan Proktor dan Pengawas
Dindik Jatim, Bhirawa
Asumsi tentang Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) lebih hemat dibandingkan UN kertas kenyataannya tidak sepenuhnya benar. Sebab, biaya untuk proktor dan pengawas ternyata juga membuat anggaran menjadi boros.
Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim Dr Saiful Rachman mengungkapkan, untuk operasional kebutuhan UNBK lebih besar dari UN kertas. Khususnya untuk memberi honor pengawas dan proktor. Karena itu, pihaknya mengimbau sekolah agar membuat inovasi untuk menghemat biaya UNBK. Salah satu yang bisa dilakukan sekolah ialah dengan menerapkan pengawasan melalui CCTV.
“CCTV dipasang di lokasi ujian, sedangkan proktor dan pengawas ditempatkan dalam ruang pengamat CCTV. Jadi di ruang ujian tidak ribet banyak proktor,” terang dia saat dikonfirmasi kemarin, Rabu (15/2). Saiful mengaku, dengan CCTV penghematan bisa dilakukan lebih efektif. Karena jika sepuluh ruang biasa membutuhkan sepuluh pengawas dan proktor, dengan CCTV cukup dua orang yang memantau jalannya ujian dari ruang kontrol.
“Tapi ini bukan wajib, hanya imbauan untuk sekolah yang mau melakukan inovasi agar lebih hemat,” terang dia. Jika terjadi trouble di komputer siswa, lanjut dia, proktor dan teknisi bisa langsung menuju ruangan ujian. Sehingga ruangan ujian steril dari pengawas,proktor dan teknisi.
Saiful mengakui, dengan menyelenggarakan UNBK seratus persen di Jatim, anggaran yang dibutuhkan masih sama seperti tahun lalu. Besarannya sekitar Rp45 miliar dari APBN dan Rp4 miliar dari APBD untuk kegiatan fasilitasi. Kendati demikian, dengan adanya UNBK keuntungan yang tidak bisa didapat dari UN kertas ialah integritas nilai UN. “Tapi dalam penggunaan anggaran, Jatim berhasil mendapat penilaian lima provinsi terbaik dalam hal akuntabilitas anggaran,” kata mantan Kepala Badan Diklat Jatim ini.
Imbauan ini ditanggapi positif ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMA Surabaya. Sebab, hampir seluruh sekolah negeri di Surabaya telah menerapkan CCTV. “Hanya saja, peletakan CCTV tidak semuanya berada di ruang kelas atau laboratorium komputer,” tutur kepala MKKS SMA Surabaya  Khoiril Anwar.
Menurut pria yang juga Kepala SMAN 5 Surabaya ini,  untuk menerapkan CCTV dalam pengawasan UNBK membutuhkan penyesuaian letak CCTV. “Di sekolah kami rencananya memakai lima laboratorium komputer, tetapi yang ada CCTV-nya baru dua ruang,” ungkapnya.
Untuk melengkapi UNBK dengan CCTV, menurutnya tidak perlu melakukan pengadaan lagi. Karena uji coba pengawasan menggunakan CCTV bisa dilakukan dengan memindahkan CCTV dari lokasi lain ke laboratorium. “Proktor nanti bisa diletakkan di ruang saya atau di ruang khusus. Nanti kalau ada masalah langsung dikontak untuk menangani di ruangan,” jelasnya.
Menurutnya, penggunaan CCTV akan menghemat pengeluaran untuk pengawas. Sebab, selama ini sekolah juga memberi subsidi pada pengawas yang merupakan guru dari sekolah lain. “Proktor dan teknisi tidak perlu dikurangi karena orang kami jadi tidak ada biaya lagi,” pungkasnya. [tam]

Rate this article!
Tags: