Pakar Politik Unair Nilai Enam Menteri Cukup Wakili Harapan Publik

Pakar Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) Universitas Airlangga (Unair), Fahrul Muzaqqi

Surabaya, Bhirawa
Pakar Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) Universitas Airlangga (Unair), Fahrul Muzaqqi menilai keenam menteri yang dilantik Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Rabu (16/12) cukup sesuai dan mewakili harapan publik. Ia menuturkan keenamnya memiliki kualitas yang cukup mumpuni dari segi kompetensi. Kualitas yang dimaksud, yakni bagaimana pengalaman atau track recordnya, kemampuan leadership, dan komitmennya.
“Tapi saya lihat memang masih ada beberapa menteri yang secara keahlian khusus belum terlihat,” kata Dosen mata kuliah Elite Politik ini.
Fahrul mencontohkan salah satunya Tri Rismaharini yang memiliki background sebagai Wali Kota Surabaya, namun sebetulnya tidak memiliki keahlian spesifik untuk menduduki kursi Kementerian Sosial (Kemensos).
“Bukan berarti beliau (Tri Risma Harini, red) tidak mumpuni karena yang dibutuhkan adalah kemampuan leadership dan komitmen dalam menjalan program – program prioritas presiden,” tekannya.
Tak hanya Risma, Fahrul juga menilai terpilihnya Budi Gunadi sebagai Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dengan background ilmu bukan dari rumpun kesehatan, sempat menjadi pro-kontra masyarakat. Menurutnya itu akan menjadi tantangan tersendiri ke depan karena tidak menguasai bidang selinier. Kendati begitu ia menyebutkan tantangan ini bisa diback up oleh tenaga ahli yang ada di dalamnya (Kementerian Kesehatan).
“Kemampuan yang penting untuk dimiliki terutama dalam penanganan pandemi adalah kemampuan managerial yang cepat, sesuai target, dan berbasis data. Menurut saya terpilihnya Budi sangat disesuaikan dengan kondisi saat ini. Di mana menteri perlu mengambil keputusan cepat, efektif, sesuai data, dan leadership yang bagus. Asal semua itu terpenuhi, tidak masalah kalau bukan dari ranah kesehatan,” jelasnya.
Sementara itu, disinggung terkait bergabungnya Sandiaga Uno dalam kabinet menteri, dosen yang lahir pada 7 Oktober 1983 itu menyampaikan, hal itu menjadi ciri tersendiri bagi kepemimpinan Jokowi yang mengakomodasi semua elemen politik demi stabilitas.
“Dua hal penting yang dibutuhkan saat pandemi adalah stabilitas politik dan ekonomi. Dengan masuknya Sandiaga yang merupakan rival Jokowi sebelumnya, diharapkan mampu meredam kegaduhan politik. Kalau secara politik terjadi gonjang – ganjing atau ekonomi mengalami krisis, ya bahaya bagi pemerintahan,” tambahnya.
Meski memiliki sisi positif, namun Fahrul juga menjelaskan, keputusan itu memiliki sisi kelemahan di mana pihak oposisi menjadi kecil dan lemah. Lemahnya oposisi, dianggapnya bisa menyebabkan berkurangnya kritik terhadap segala kebijakan pemerintah.
Fahrul juga melihat adanya kemungkinan Reshuffle Jilid Dua. Ia menuturkan beberapa bulan ke depan Jokowi melakukan reshuffle kembali terhadap beberapa menterinya. Menurutnya, saat ini presiden sedang dalam masa mempertimbangkan atau mengevaluasi terhadap beberapa kursi kementerian lainnya.
“Sementara ini, enam kursi yang diganti adalah yang paling urgent. Kalau terlalu banyak yang diganti nanti berisiko terhadap macetnya pelaksanaan program,” terangnya.
Terakhir, Fahrul berharap enam menteri yang baru saja dilantik dapat bekerja secara akselerasi atau cepat. Terutama dalam menangani pandemi Covid 19. [ina]

Tags: