Pakde Karwo Apresiasi Positif Forum Kota Sehat Mojokerto

Sekdakot Mojokerto Harlistyati (dua dari kiri) bersama Plt Kepala Bappeko, Kadinkes dan Forum Kota Sehat usai menerima penghargaan dari Gubernur Jatim. [kariyadi/bhirawa]

(Lolos ke Tingkat Nasional) 

Kota Mojokerto, Bhirawa
Forum Kota Sehat Mojokerto dinyatakan telah lolos verifikasi empat tatanan penilaian Kabupaten/Kota Sehat Tingkat Provinsi Jatim Tahun 2018 dan siap tembus ke tingkat Nadional. Kepastian ini ditandai pemberian penghargaan oleh Gubernur Jatim, Soekarwo saat HUT Pemprov Jatim ke 73 lalu.
Pengharagaan dari Pakde Karwo ittu, diterima Sekretaris Daerah Kota Mojokerto, Harlistyati pada peringatan HUT ke-73 Provinsi Jatim, di halaman Gedung Negara Grahadi Surabaya, Jumat (12/10).
Harlistyati, Sekkot Mojokerto mengatakan, penghargaan Kota Sehat ini merupakan apresiasi bagi seluruh warga Kota Mojokerto. Karena dalam verifikasi empat tatanan penilaian Kota Sehat, ini melibatkan beberapa OPD dan beberapa unsur elemen masyarakat.
”Ini apresiasi untuk semua warga Kota Mojokerto, karena dukungan semua masyarakat berpola hidup sehat sangat menentukan Kota Mojokerto lolos sebagai Kota Sehat,” ungkap Sekdakot Mojokerto Harlistyati.
Sementara dalam rangka memperingati Hari Jadi ke-73 Provinsi Jatim, di Kota Mojokerto juga digelar upacara dengan Inspektur Kapolresta Mojokerto, AKBP Sigit Dany Setiyono. Upacara yang digelar di Gelora A Yani ini juga dilakukan penyerahan trophy dan uang pembinaan oleh Kapolresta kepada para pemenang Lomba Cipta Kreatifitas Seni Daur Ulang Sampah Tingkat Kota Mojokerto.
Membacakan sambutan Gubernur Jatim, Soekarwo, Sigit – panggilan Kapolres Mojokerto ini menyampaikan, peringatan Hari Jadi Provinsi Jatim yang ke 73 ini merupakan momentum untuk menumbuhkan rasa persatuan dan kesatuan, kebanggaan daerah serta merupakan sarana mendorong semangat memiliki dan membangun daerah, serta memperkuat rasa kecintaan masyarakat di wilayah Jatim dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.
”Perjalanan sejarah Jatim dengan semangat gotong royong, toleran, santun, agamis adalah ciri khas sekaligus modal dasar (Human Capital) pembangunan yang sangat fundamental. Semangat juang yang tak kenal menyerah terus dilakukan pemimpin – pemimpin Jatim sejak Raden Mas Tumenggung Soerjo hingga sekarang,” lanjut Sigit.
Dalam sambutan Pakde Karwo itu, Sigit memaparkan program – program Gubernur Jatim terdahulu seperti pada era Gubernur Muhammad Noer telah dicanangkan pemerintahan harus selalu ‘agawe Wong Cilik Melu Gumuyu’ era Gubernur Soenandar Prijosoedarmo, telah dicanangkan Panca Tertib yakni Tertib Program, Tertib Anggaran, Tertib Pelaksanaan, Tertib Pengendalian dan Pengawasan serta Tertib Administrasi. Era Gubernur Wahono telah berhasil meletakkan pembangunan yang berbasis pedesaan.
”Di era Gubernur Soelarso Jatim mulai menjadi Provinsi Industri karena di saat itulah Jatim mulai mengembangkan pembangunan yang menitikberatkan pada peran pihak swasta. Sedangkan di era Gubernur Basofi Soedirman melanjutkannya dengan Program Utama Pemerataan Pembangunan dengan Gerakan Kembali ke Desa (GKD). Pada era Gubernur Soekarwo pembangunan diarahkan pada pertumbuhan ekonomi yang inklusif yaitu pembangunan ekonomi yang berorientasi pada pertumbuhan yang disertai dengan pemerataan,” terangnya.
Sebagaimana tema peringatan hari jadi ke 73 Provinsi Jatim Tahun 2018 Makmurkan Jatim Melalui Industri UMKM Berbasis Digital, ini merupakan sebuah tekad dan semangat Provinsi Jatim membangun ekonomi berbasis digital, agar mampu tumbuh inklusif dan berkelanjutan dengan fokus pada segmen Industri UMKM.
”Ada tiga faktor yang membuat Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) bisa bertahan dalam kondisi ekonomi yang krisis, yaitu pertama, umumnya UMKM menghasilkan barang konsumsi dan jasa yang dekat dengan kebutuhan masyarakat. Faktor kedua yakni pelaku usaha UMKM umumnya memanfaatkan sumber daya lokal, baik itu untuk sumber daya manusia, modal, bahan baku, hingga peralatan. Faktor ketiga, umumnya bisnis UMKM tidak ditopang dana pinjaman dari bank, melainkan dari dana sendiri. UMKM telah menjadi backbone (tulang punggung) dan buffer zone (zona andalan) yang menyelamatkan negara dari krisis,” kata Sigit meneruskan sambutan Pakde Karwo. [kar]

Tags: