Pakde Karwo Bangga Panen Gabah Jatim Naik 650 Ribu Ton

Gubernur Jatim Dr H Soekarwo memaparkan potensi dan keberhasilan Jatim dalam ketahanan pangan di hadapan prajurit TNI Pada Rapim Kodam V/Brawijaya 2016 di Balai Kartika Surabaya, Senin (1/2).

Gubernur Jatim Dr H Soekarwo memaparkan potensi dan keberhasilan Jatim dalam ketahanan pangan di hadapan prajurit TNI Pada Rapim Kodam V/Brawijaya 2016 di Balai Kartika Surabaya, Senin (1/2).

Pemprov, Bhirawa
Gubernur Jatim Dr H Soekarwo sangat bangga dan bersyukur karena selama 2015 lalu, panen gabah kering giling di Jatim naik sangat signifikan. Yakni dari sebelumnya 12,3 juta ton menjadi 13,05 juta ton, atau naik mencapai 650 ribu ton.
Dibanding dengan provinsi lain di Jawa, Jatim menjadi satu-satunya provinsi yang panen gabahnya mengalami kenaikan. Sebab di Jawa Barat jumlah panennya merosot hingga 800 ribu ton, dan Jawa Tengah turun hingga 600 ribu ton.
“Sebanyak 650 ribu ton kenaikan gabah kering giling di Jatim ini menjadi paling tinggi se-Indonesia. Hal ini harus kita apresiasi,” kata Gubernur Soekarwo saat memberikan paparan dalam Rapat Pimpinan Kodam V/Brawijaya di Balai Prajurit Kodam V/Brawijaya, Senin (1/2).
Menurut Pakde Karwo, sapaan lekat Gubernur Soekarwo, banyak hal mempengaruhi sehingga panen gabah kering giling di Jatim mengalami kenaikan. Salah satunya adalah peran TNI yang ikut membantu dan mendukung Jatim mewujudkan kemandirian pangan dan ekonomi, utamanya dalam peningkatan produksi pertanian.
“Peran TNI diperlukan untuk membantu pembangunan di Jatim. Sesuai dengan alinea keempat pembukaan UUD 1945, TNI berperan dalam mewujudkan kesejahteraan dan keadilan. Untuk itu diperlukan kekuatan persatuan dan kesatuan, dalam hal ini gotong royong dalam komponen bangsa,” tuturnya.
Keadilan, lanjutnya, merupakan musuh terbesar yang dapat menyebabkan disparitas yang berujung pada konflik sosial. “Untuk itulah peran TNI diperlukan untuk membantu mewujudkan keadilan di tengah-tengah masyarakat,” ujarnya.
Selain disparitas, kata Pakde Karwo, masalah lainnya adalah sebanyak 36,57 persen penduduk Jatim yang berkecimpung di sektor pertanian hanya menghasilkan 14,72 persen hasil pertanian. “Sukses tidaknya, mereka pasti urbanisasi yang berujung pada meningkatnya pengangguran, maka saya dorong agar mereka dapat menjadi buruh di industri pasca panen,” ujarnya.
Dalam menghadapi MEA, menurut dia, Jatim sudah siap untuk menghadapinya. Hal ini terlihat pada periode Januari-Oktober 2015, perdagangan Jatim mengalami surplus hampir dengan semua negara di ASEAN kecuali dengan Singapura dan Laos. “Dengan Malaysia kita surplus 112,58 juta dollar AS dan dengan Filipina kita surplus 66,22 juta dollar AS,” ungkapnya.
Sementara itu, Pangdam V/Brawijaya, Mayjend TNI Sumardi mengatakan Kodam V/Brawijaya akan terus membantu dan mendukung Pemprov Jatim dalam program peningkatan kesejahteraan masyarakat, termasuk program RTLH. Program RTLH ini akan melibatkan seluruh prajurit TNI yang ada di Kodam V Brawijaya.
Menurutnya, program ini akan terus dilanjuti sampai seluruh masyarakat Jatim punya rumah layak huni. “Kami juga mengerahkan Babinsa untuk mendata mana saja rumah yang tidak layak huni untuk menerima bantuan ini,” ujarnya. [iib]

Tags: