Pakde Karwo Kumpulkan DPC Partai Demokrat se-Jawa Timur

foto ilustrasi

(Solidkan Dukungan ke Khofifah-Emil)

Pemprov Jatim, Bhirawa
Ketua DPD Partai Demokrat Jatim Dr H Soekarwo segera merapatkan barisan guna pemenangan pasangan calon (paslon) calon gubernur dan calon wakil gubernur (cagub-cawagub) Jatim, Khofifah Indar Parawansa-Emil Elestianto Dardak. Rencananya, partai besutan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu akan menggelar rapat khusus awal bulan depan.
“Rapat tersebut akan dihadiri semua DPC Partai Demokrat di Jatim. Selain merumuskan dan menyusun strategi pemenangan, rapat tersebut juga akan memutuskan siapa yang akan menjadi ketua tim pemenangan di internal partai. Mesin partai akan saya gerakkan secara maksimal untuk pemenangan,” katanya, Senin (27/11).
Dia menambahkan, sejauh ini pihaknya pasif dalam konsolidasi dengan partai pengusung. Diantaranya, Partai Golongan Karya (Golkar), Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) dan Partai Nasional Demokrat (Nasdem). Menurutnya, bukan tugas Partai Demokrat untuk menggelar konsolidasi partai pengusung, tapi juga menjadi tugas dan kewajiban dari paslon yang diusung, yakni Khofifah-Emil. “Aktornya itu Khofifah, dia yang harus melakukan konsolidasi dengan partai pengusung, bukan kami. Dia (Khofifah) yang harus aktif,” terangnya.
Mantan Sekdaprov Jatim ini kembali menegaskan, pihaknya menyerahkan sepenuhnya pada Khofifah. Baik penunjukkan ketua tim pemenangan hingga konsolidasi partai. Dia mengibaratkan hal ini sebagai dramaturgi. Artinya, ada satu aktor yang cukup berperan aktif diatas panggung. Sedangkan aktor lainnya berada di balik panggung. “Tapi ingat, saya tidak menjadi juru kampanye Khofifah. Namun saya akan tetap support,” ujarnya.
Sementara itu, sejumlah pengamat menyebut, pemilih milenial menjadi rebutan bagi paslon yang berkontestasi di Pemilihan Gubernur (Jatim) 2018. Di Jatim, pemilih milenial, yang berusia antara 17 hingga 35 tahun berkontribusi 15 persen terhadap total suara pemilih.
Menanggapi itu, Pakde Karwo mengatakan, dengan presentasi hanya 15 persen, pemilih milenial tidak layak untuk diperebutkan. Sebaliknya, pemilih yang berusia 35 tahun ke atas, tetap menjadi pemilih potensial. Ini karena berkontribusi cukup besar terhadap total jumlah suara pemilih. “Suara pemilih milenial kurang begitu signifikan untuk diperebutkan,” katanya.
Gubernur Jatim ini menegaskan, saat ini yang harus dijual oleh paslon bukan karena muda dan mewakili kelompok atau daerah tertentu. Paslon, harus mampu merumuskan program-program yang menjadi masalah di masyarakat. Yakni, kemiskinan dan pengangguran. Ketika tidak mampu merumuskan kedua program ini, pihaknya meyakini paslon tidak akan dipilih masyarakat. “Sekarang pertarungannya itu pada program, bukan karena calon itu golongan milenial atau mewakili kelompok muda,” ungkapnya.
Lebih jauh Pakde Karwo menjelaskan, peran cagub tetap menjadi tonggak penting dalam pemenangan. Yang mampu memaparkan program dan visi misi pada masyarakat harus cagub. Sehingga, saat ini pertarungan adalah pada Saifullah Yusuf dan Khofifah Indar Parawansa yang sama-sama maju menjadi cagub Jatim. “Calon gubernur tetap menjadi pemegang kunci pemenangan, bukan wakil gubernur,” tandasnya. [iib]

Tags: