Pakde Karwo Paparkan Best Practices Jatimnomics di LAN

Gubernur Jatim Soekarwo menyampaikan konsep Jatimnomics di acara seminar nasional mengangkat tema persaingan usaha dlm menghadapi MEA yang diselenggarakan di LAN, Jakarta Pusat.

Gubernur Jatim Soekarwo menyampaikan konsep Jatimnomics di acara seminar nasional mengangkat tema persaingan usaha dlm menghadapi MEA yang diselenggarakan di LAN, Jakarta Pusat.

Pemprov, Bhirawa
Gubernur Jatim Dr H Soekarwo memaparkan best practices Jatimnomics di hadapan peserta Seminar Nasional Persaingan Usaha dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) di Kantor Lembaga Administrasi Negara Jakarta, Kamis (7/4).
Dalam menghadapi era perdagangan, Pakde Karwo, sapaan lekat Gubernur Soekarwo, mengatakan, Jatim memiliki konsep Jatimnomics sebagai konsep peningkatan daya saing Jatim agar bisa terus bersaing sekaligus upaya menuju pertumbuhan ekonomi yang inklusif.
“Jatimnomics merupakan konsep pertumbuhan ekonomi pengembangan dari Indonesia Incorporated, sebagai sistem ekonomi khas Jatim. Konsep ini dipandang mampu menjadi solusi permasalahan ekonomi di era globalisasi terlebih menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), menuju pertumbuhan ekonomi inklusif,” tuturnya.
Pakde Karwo menjelaskan, kesuksesan implementasi konsep Jatimnomics ini juga berdasarkan keterlibatan partisipasi masyarakat (participatory based development), serta adanya hubungan kemitrasejajaran kritis dan konstruktif antara gubernur dan legislator. Melalui Jatimnomics, perekonomian terus tumbuh secara inklusif di atas rata-rata nasional. Artinya, pertumbuhan ekonomi meningkat, namun tingkat kemiskinan, pengangguran, gini ratio rendah. “Jatimnomics bisa jalan asal suasana politik antara pemerintah dan legislatornya damai,” kata Pakde Karwo.
Lebih lanjut disampaikannya, terdapat tiga aspek Jatimnomics yang menunjang aktivitas ekonomi utama yakni aspek produksi dari segmen UMKM dan segmen besar, aspek pembiayaan yang kompetitif, dan aspek pemasaran.
Aspek produksi dari segmen UMKM dan segmen besar dimulai dengan dukung infrastruktur ekonomi baik jalan tol, kereta api, Bandar udara, pelabuhan, penyediaan kawasan industri di Jatim, reregulasi yang mendukung perekonomian untuk melindungi masyarakat kecil. Selain perlindungan terhadap petani dan peternak seperti melalui Pergub Jatim No 2 Tahun 2013 tentang Pengendalian Barang Impor di Jatim termasuk SOP  yang mengatur izin bongkar beras impor.
“Jatim sebagai provinsi produsen garam, benar-benar melakukan proteksi petani garam dari masuknya garam impor. Jatim menggudangkan garam-garam impor yang masuk. Pemerintah hadir untuk melindungi masyarakat,” tegasnya.
Pemprov Jatim terus berupaya meningkatkan dan menyiapkan SDM dengan kuaitas bagus yakni dengan adanya standarisasi keterampilan SDM melalui SMK mini berstandar internasional dan mencetak wirausaha. Hingga tahun 2014 terdapat 70 SMK mini dimana setiap kelas berisi 30 anak. Diharapkan dengan SMK Mini tercipta 24.300 tenaga kerja berstandar internasional.
“Bulan Maret 2016 lalu, sudah dilakukan MoU antara Jatim dengan Amerika Serikat mengenai community college atau keterampilan standar internasional. Sebelumnya juga ada kerjasama dengan Jerman, pengiriman SDM ke Jerman, ke Osaka dan rencana dengan Australia Barat dengan pendidikan vokasional. Berbagai upaya itu dilakukan agar SDM Jatim bisa diterima di dunia kerja internasional,” jelasnya.
Untuk aspek pembiayaan kompetitif, yaitu dengan menyinergikan potensi sumber pendanaan baik yang dimiliki oleh pemerintah melalui APBD, perusahaan seperti Bank jatim dan bank UMKM dengan model loan agreement. Untuk penjaminan kredit UMKM dilakukan oleh PT Jamkrida sejak 2009.
Untuk aspek pemasaran, Pemprov Jatim mengoptimalkan pasar domestik melalui 26 kantor perwakilan dagang (KPD) yang tersebar di 26 provinsi di Indonesia. Ini dilakukan mengingat sebanyak 40 persen pasar ASEAN ada di Indonesia.
Sementara itu, Guru Besar Universitas Lampung Prof Dr Bustanul Arifin mengapresiasi konsep Jatimnomics yang disampaikan Pakde Karwo. Ia menganggap, Jatimnomics sebagai best practice Jatim yang menjadi potret terkini dari desain sustainable inklusif ekonomi.

Permana, Disperindag Provinsi Sumsel
Ketegasan Pakde Karwo Patut Dicontoh
Langkah kebijakan yang dilakukan Gubernur Jatim Pakde Karwo melalui reregulasi untuk melindungi masyarakat yang kecil patut diapresiasi. Salah satu contohnya, Pemprov Jatim berhasil melindungi hortikultura, pertanian, peternakan dari maraknya impor bebas.
Contoh tegasnya yang dilakukan Pakde Karwo, ia berharap agar pemerintah provinsi lain berani melakukan tindakan seperti yang dilakukan Pakde Karwo. Jika Jatim sebagai produsen garam memiliki regulasi yang tegas untuk melarang impor garam. Namun disayangkan di Sumatera Selatan, kaya akan karet, tetapi hingga sekarang masih impor karet yang mencapai Rp. 26 triliun.

Bambang, Disperindag Kabupaten Tegal
Pakde Karwo Sosok Birokrat Sejati
Pengalaman Pakde Karwo menjadi Sekdaprov Jatim telah menjadikannya sebagai sosok panutan birokrat sejati. Birokrat yang mampu memajukan Provinsi Jatim dengan berbagai kebijakan yang digagasnya. Jadi seorang pejabat mulai dari bawah, sangat mengaplikasikan permasalahan yang ada di wilayahnya dengan baik.
Pakde Karwo mampu menguasai permasalahan-permasalahan yang ada, sekaligus memberikan solusi yang cerdas untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Jika saja banyak tokoh seperti Pakde Karwo, maka Indonesia bisa menjadi kokoh dan kuat.

Mariani, Disperindag Provinsi Lampung
Pakde Karwo Menguasai Permasalahan MEA
Kiat-kiat Pakde Karwo mengatasi masalah impor yang masuk ke Indonesia utamanya Jatim patut diapresiasi. Pakde Karwo banyak menguasai permasalahan utamanya dalam menghadapi era Masyarakat Ekonomi ASEAN. Pemerintah harus hadir melindungi masyarakat kecil seperti yang dilakukan Pakde Karwo telah melakukan reregulasi yang mendukung perekonomian. [iib*]

Tags: