Pakde Karwo Terima Penghargaan Pena Emas dari PWI

Gubernur Jatim Dr H Soekarwo saat menerima penghargaan Pena Ema dari Ketua PWI Margiono di Gedung Dewan Pers di Jakarta.

Pemprov Jatim, Bhirawa
Gubernur Jatim Dr H Soekarwo menerima penghargaan Pena Emas dari Persatuan Wartawan Indonesia (PWI). Predikat cumlaude diberikan oleh 16 panelis yang berasal dari jajaran pengurus, ketua dewan pengawas, dan dewan kehormatan PWI.
Penghargaan tertinggi PWI tersebut diberikan karena Pakde Karwo-sapaan akrab Gubernur Jatim ini, dinilai berjasa dalam pengembangan pers nasional. Diantaranya membuka ruang publik yang luas bagi masyarakat serta penguatan peran pers. Penghargaan diserahkan Ketua Umum PWI, Margiono kepada Pakde Karwo pada acara Penganugerahan Pena Emas PWI di Hall Dewan Pers, Jakarta, Kamis (1/2).
Pada kesempatan itu, Pakde Karwo menyampaikan orasi bertema ‘Membangun Jatim Bersama dengan Media Massa’. “Ini adalah kehormatan luar biasa dan atas nama Pemerintah Provinsi Jatim kami sampaikan terima kasih,” ujarnya di sela orasi.
Dalam orasinya, Pakde Karwo itu bersyukur karena diberi kesempatan ruang dan waktu untuk menyampaikan beberapa poin pemikiran mengenai pembangunan daerah yang melibatkan secara aktif media massa atau pers dalam prosesnya.
Ia menjelaskan, dalam Pasal 3 ayat 1 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers disebutkan bahwa pers nasional mempunyai fungsi sebagai media informasi, pendidikan, hiburan dan kontrol sosial. Kemudian, pada ayat dua disebutkan pers nasional dapat berfungsi sebagai lembaga ekonomi. “Dari lima fungsi pers tersebut, saya memberi catatan pada dua fungsi pers, yakni sebagai media informasi dan kontrol sosial,” tukasnya.
Menurut dia, fungsi pers sebagai media informasi menunjukkan bahwa pers adalah sebagai sarana menyampaikan informasi secepatnya ke masyarakat luas. Sedangkan, fungsi pers sebagai kontrol sosial atau media dianggap sebagai pilar demokrasi keempat setelah trias politika (legislatif, eksekutif dan yudisial), dengan esensi demokrasi adalah pembagian kekuasaan atau kekuasaan terbatas.
“Di pilar keempat inilah diperlukan tugas media untuk selaku memantau aktivitas pemerintahan, legislatif dan yudikatif. Media juga sebagai ‘watchdog’ (anjing penjaga) dalam proses pembangunan,” katanya.
Selain itu, pemerintah dalam hal ini menjadikan media sebagai mitra yang efektif dengan membagi peran sebagai pengkritik konstruktif berbagai kebijakan pemerintah dalam proses pembangunan. “Media di Jatim secara rutin kami ajak untuk ikut aktif dalam pembahasan perumusan kebijakan, baik secara formal maupun nonformal,” katanya.
Di tempat sama, Ketua PWI Pusat Margiono mengungkapkan bahwa Pena Emas merupakan anugerah tertinggi kepada figur yang dinggap memiliki jasa konkret bagi perkembangan pers nasional, khususnya bagi PWI dan anggotanya sebagai organisasi profesi wartawan di Tanah Air.
Pakde Karwo, kata dia, juga memiliki komunikasi yang baik serta berinisiatif banyak hal dalam memperkaya rubrik di pers nasional, baik media televisi, radio maupun cetak. “Dalam salah satu catatan kami dari apa yang telah dilakukan, beliau memberikan ruang konkret bagi pers untuk berkembang tak hanya menjalankan pers sesuai fungsinya, tapi juga mengangkat persoalan isu di daerah sebagai perhatian publik menjadi istimewa,” katanya.
Sementara itu, sebanyak 15 panelis memberikan nilai tertinggi yakni cumlaude atas orasi yang disampaikan Gubernur Jatim. Pada kesempatan sama juga dilakukan penyematan jas PWI, pemasangan pena emas, pemberian piagam serta kartu kehormatan PWI secara simbolis kepada Gubernur.
Penganugerahan Pena Emas akan diberikan secara langsung kepada Pakde Karwo di hadapan Presiden RI Joko Widodo pada puncak peringatan Hari Pers Nasional 2018 di Padang, Sumatera Barat, pada 9 Februari mendatang. [iib]

Tags: