Paklek Rasiyo dan Ning Lucy ‘Belanja Masalah’

Pasangan Dr Rasiyo-Lucy Kurniasari

Pasangan Dr Rasiyo-Lucy Kurniasari

LO Serasi Sayangkan Sikap Panwaslu
Surabaya, Bhirawa
Pasangan calon (paslon) Dr Rasiyo-Lucy Kurniasari terus berusaha untuk mengejar elektabilitas  paslon petahana Risma- Whisnu. Paslon yang diusung gabungan Partai Demokrat-PAN ini terus menyosialisasikan dan memperkenalkan diri kepada seluruh warga Kota Surabaya. Tak hanya menyentuh warga pinggiran untuk ‘belanja masalah’, namun juga berbagai komunitas yang ada di Kota Pahlawan juga disasar.
Bakal Calon Wakil Wali Kota Surabaya Lucy Kurniasari mengatakan dirinya bersama tim pemenangan Serasi terus bergerilya untuk menyentuh warga Kota Surabaya. Dia merasa yakin bahwa suara warga Surabaya akan memilihnya pada Desember mendatang.
“Kita mencoba fokus di daerah-daerah pinggiran. karena pembangunan Surabaya masih fokus di tengah saja. Nah, dari situ kita coba belanja masalah,” kata Lucy saat mengunjungi Kantor Harian Bhirawa, Senin (5/10) kemarin.
Bersama rombongannya, Mantan Ketua Departemen Penanggulangan AIDS dan Narkoba DPP Partai Demokrat ini telah memiliki strategi untuk pemenangan Pilkada di Surabaya. Salah satunya, menggarap suara-suara golput yang ada sebelumnya.
“Kenapa 52 persen tidak memilih? Karena dia tidak mengenal calonnya, dan kebanyakan golongan menengah ke atas. Nah, dari situ kami bersama Paklek Rasiyo terus mendatangi warga setiap harinya untuk meraup suara golput itu,” pungkasnya.
Mantan Ning Surabaya era 1986 ini menargetkan suara golput berkurang menjadi 30 persen. “Jadi head to head ini lebih menguntungkan. Target suara 51 persen, ini minimal untuk kemenangan. Yang terpenting kerja keras,” imbuhnya.
Sementara itu, Liaison officer (LO) paslon nomor urut satu Rasiyo-Lucy Kurniasari Achamd Zainul Arifin berharap Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Kota Surabaya segera mencabut rekomendasi terkait permintaannya mencabut desain alat peraga kampanye (APK) berupa foto Gubernur Jawa Timur Soekarwo. “Jadi nggak perlu lapor ke DKPP (Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu),” kata Arifin.
Diberitakan sebelumnya, menurut PKPU No 7 Tahun 2015 pasal 24 ayat 2 disebutkan desain dan  materi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat memuat visi, misi, program, foto  pasangan calon, tanda gambar partai politik atau gabungan partai politik  dan/atau foto  pengurus partai politik atau gabungan partai politik.
“Tetapi APK seperti umbul-umbul dan baliho yang tidak ada permasalahan seharusnya sudah jadi dan segera terpasang,” harap Arifin yang juga Ketua Bapilu DPD PAN ini.
Sedangkan, Liaison officer (LO) paslon nomor urut dua yakni Risma-Whisnu yang diusung PDIP Didik Prastiyono mengelak kalau timnya belum menyerahkan desain APK. “Kami sudah menyerahkan saat deadline menyerahkan APK yakni 29 September lalu,” katanya saat dikonfirmasi Bhirawa.
Kenapa tak kunjung diserahkan, Dikdong sapaan akrabnya menyatakan, tidak akan menyerahkan desain APKnya ke KPU Kota Surabaya lantaran takut ditiru oleh lawannya di Pilkada Surabaya.  Dia bersama tim pemenangan Risma-Whisnu masih membutuhkan kampanye berupa baliho, poster, serta APK lainnya. “Kenapa tidak diserahkan? Karena menghindari penjiplakan (ditiru, red). Jadi kami akan serahkan bersamaan. Kami juga membutuhkan APK segera terpasang,” imbuhnya.
Komisioner KPU Surabaya Divisi Perencanaan, Keuangan, Logistik, dan Urusan Rumah Tangga Miftakhul Ghufron menyatakan, setelah disetujui oleh masing-masing tim kampanye, KPU akan mencetak massal umbul-umbul dan baliho paslon. “Besok (hari ini,red) hanya approving baliho dan umbul-umbul. Kita mintakan approve dulu lah, kalau langsung cetak malah salah,” kata dia kemarin.
Ghufron menjelaskan, pemasangan baliho berada di lima titik Kota Surabaya. Di antaranya sekitaran Bundaran Waru, perbatasan Margomulyo, dan lain sebagainya. Sedangkan untuk umbul-umbul di pasang per kecamatan. Tiap paslon mendapat jatah 10 umbul-umbul. “Artinya nanti ada 20 umbul-umbul yang dipasang di kecamatan,” jelas dia.
Disinggung soal pencetakan selebaran, poster, dan spanduk yang belum juga dilakukan KPU Surabaya, Ghufron menegaskan hanya bisa menunggu desain materi dari tim kampanye Rasiyo-Lucy Kurniasari dan Tri Rismaharini-Whisnu Sakti Buana. Jika desain materi tersebut beres, pihaknya siap memperbanyak.
Berdasar PKPU No 7 Tahun 2015 tentang kampanye, desain materi dibuat dan dibiayai oleh masing-masing tim kampanye paslon. KPU hanya menerima, mencetak, serta memasang.
Dengan waktu kampanye yang terbatas, dia meminta kepada tim kampanye untuk memanfaatkannya sebaik-baiknya. “Setiap hari kami sudah komunikasi dengan mereka supaya segera meyerahkan desain ke KPU agar kami bisa memperbanyak,” tandasnya. [geh]

Tags: