Pandemi Covid-19, Belanja Online Jadi Solusi Masyarakat Kota Malang

Wali Kota Malang Sutiaji saat melakukan dialog Belanja Online Solusi ditengah Pandemi di RRI Malang Rabu (9/9) kemarin.

Kota Malang, Bhirawa
Transaksi jual beli secara langsung di pasar tradisional terganggu, disaat pandemi Covid 19. Anjuran untuk menjaga jarak atau phyisical distancing membuat kondisi pasar tradisional cenderung sepi sejak pandemi.

Karena itu, sistem belanja online untuk pasar tradisional dinilai menjadi solusi agar ekonomi tetap bergairah.

Wali Kota Malang, Sutiaji mengutarakan,, sebenarnya sebelum pandemi Pemkot Malang sudah mencanangkan industri 4.0. Tetapi di masa pandemi seperti saat ini, masyarakat semakin dikenalkan dengan sistem belanja online.

Karena itu, belanja online akan semakin dikuatkan dan dikembangkan. Sehingga meski pasar tidak seramai dulu, transaksi jual belinya tetap ramai karena lewat online.

“Kita harapkan transaksi jual beli tetap ramai,”tutur Sutiaji di sela kegiatan dialog ‘Radio Pasar’ yang digelar LPP RRI Malang, Rabu (9/9) kemarin.

Menurut Sutiaji, di masa pandemi seperti saat ini transaksi jual beli di sektor makanan siap saji berbasis online tumbuh pesat. Artinya, pedagang dan pembeli sudah mulai banyak yang memanfaatkan teknologi ini.

Pertumbuhannya kata Sutiaji, mencapai 123 persen. Peluang tersebut, bisa ditangkap oleh pasar rakyat, dengan harapan bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Kota Malang.

Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan, Wahyu Setianto mengatakan, di Kota Malang saat ini sudah 10 pasar yang menerapkan proses jual beli online melalui website kerjasama Pemkot Malang dengan BRI.

Pasar-pasar yang siap melayani belanja online diantaranya Pasar Oro-oro Dowo, Klojen, Madyopuro, Sawojajar, Dinoyo, Bunul, Sukun, dan beberapa pasar lainnya.

Saat ini, masih ada 16 pasar lagi yang sedang disiapkan, untuk menerapkan sistem belanja online. Targetnya, bulan ini 26 pasar tradisional di Kota Malang sudah bisa menerapkan sistem ini.

Penerapan sistem belanja online, lanjut Wahyu, memang masih menemui kendala. Salah satunya upaya untuk mengubah pola pikir masyarakat agar beralih dari transaksi secara manual ke online.

Awalnya, kata Wahyu, pihaknya berupaya memaksakan sistem online ini, dengan sosialisasi terus menerus.

“Kini pola pikir mereka sudah mulai berubah. Informasi dari kepala pasar juga transaksinya terus meningkat setiap hari,” ujar Wahyu.

Program belanja online ini mendapat dukungan dari BRI Kanwil Malang. Pihak bank siap memfasilitasi sistem jual beli baik melalui dukungan website maupun layanan pembayaran.

Sementara itu, Kepala BRI Kanwil Malang, Prasetya Sayekti pihaknya melihat UMKM dan pedagang pasar paling terdampak.

“Apalagi mereka pangsa pasar BRI. Untuk itu, kita inisiasi memberikan instrumen layanan digital bagi pedagang pasar tradisional di masa pandemi seperti saat ini,” ungkapnya.

Sedangkan untuk pedagang yang belum terbiasa dengan sistem online, BRI telah menerjunkan satu petugas di masing-masing pasar.

Petugas yang disebut Mantri BRI ini memiliki peran untuk mengajari dan membantu pedagang menggunakan layanan online.

“Dengan harapan pedagang semakin banyak yang paham mengenai transaksi belanja online,”katanya.

BRI kata dia siap membantu pedagang yang membutuhkan modal pembiayaan untuk mengembangkan usahanya. [mut]

Tags: