Pandemi Covid-19 Membawa Berkah Petani Jeruk Pasuruan

Ketua TP PKK Kabupaten Pasuruan, Lulis Irsyad Yusuf, anggota Komisi II DPRD Kabupaten Pasuruan, Sugiarto bersama Kepala Loka Penelitian Jeruk dan Buah Sub Tropika Kementrian Pertanian RI, Harwanto saat panen jeruk di Desa Ngembal, Kecamatan Tutur, Kabupaten Pasuruan. [Hilmi Husein]

Tak Perlu Bingung Mencari Pembeli, Didorong Jadikan Jeruk Ikon Baru
Kab Pasuruan, Bhirawa
Pandemi virus corona atau Covid-19 ternyata membawa berkah tersendiri bagi para petani buah jeruk di Desa Ngembal, Kecamatan Tutur, Kabupaten Pasuruan. Sebab petani jeruk tak lagi kerepotan mencari pembeli buah jeruk. Justru pembeli datang sendiri langsung ke petani untuk mengambil buah jeruk.
Anggota kelompok petani buah jeruk Rukun Tani Desa Ngembal, Badrus menyampaikan ratusan kwintal jeruk dengan rasa segar dan manis sudah laris di pasaran selama pandemi korona. Bahkan, pembeli sendiri yang datang ke kebun jeruk dengan membawa harga sendiri.
“Alhamdulillah kami tak perlu jauh-jauh ke kota untuk berjualan hasil kebun jeruk. Selama pandemi ini, pembeli banyak datang ke kami langsung. Sekaligus membawa harga sendiri lagi,” ujar Badrus di lokasi kebun jeruk, Kamis (2/7).
Untuk harga, para petani mematok Rp 6.000 per kilogram untuk pedagang. Sedangkan harga untuk pengecer, mematok Rp 7.000 ribu per kilogram. Kebanyakan, para pembeli adalah penjual buah di pasar tradisional maupun modern di Malang, Surabaya, Probolinggo dan sekitarnya. “Yang mengambil jeruk-jeruk dari Ngembal, Kabupaten Pasuruan biasanya dari pasar-pasar di wilayah Malang. Sedangkan untuk Surabaya masih belum banyak,” terang Badrus.
Petani lainnya, Supardi mengungkapkan bahwa Desa Ngembal merupakan salah satu sentra buah jeruk di Kabupaten Pasuruan dengan 7 kelompok petani. Masing-masing kelompok beranggotakan 15 sampai 50 orang. Dengan varietas jeruk andalan Batu 55 atau yang di pasaran disebut jeruk keprok punten.
“Masa produktif pohon jeruk itu 25 tahun. Pohon jeruk yang umurnya 2-4 tahun seperti ini, masa panen per-pohon mencapai 15-20 kilogram. Bisa lebih dan buahnya juga lebih besar ukurannya,” kata Supardi.
Buah jeruk memiliki keuntungan pada proses matangnya buah yang tidak sama dalam satu pohon. Sehingga saat panen tiba, petani bisa mencari harga terbaik untuk menjual hasil kebunnya.
“Jeruk merupakan tanaman berbuah hanya semusim. Saat musim panen seperti bulan Juli ini, kita jual jeruk yang memang benar-benar tua. Pandemi korona ini para pedagang yang ke sini ambil jeruk setiap minggunya,” urai Supardi.
Tentu saja, musim panen jeruk keprok punten tersebut dimanfaatkan oleh Ketua Tim Penggerak (TP) PKK Kabupaten Pasuruan, Lulis Irsyad Yusuf untuk mempromosikan salah satu andalan buah yang baru di Kabupaten Pasuruan.
Menurut istri Bupati Pasuruan, HM Irsyad Yusuf, jeruk merupakan salah satu buah favorit di tengah pandemi covid-19. Vitamin buah jeruk sangat berkhasiat untuk menjaga imun (daya tahan) tubuh. “Jeruk buah sangat dibutuhkan untuk menjaga daya tahan tubuh. Kandungan vitamin C-nya sangat tinggi, sehingga terbukti sangat baik untuk menjaga tubuh agar tetap fit,” kata Lulis Irsyad Yusuf.
Ia menjelaskan jika pontensi jeruk di Desa Ngembal sudah ada di Tahun 1980 sampai 1990-an. Namun, pada tahun 1992 tanaman jeruk di desa tersebut rusak diserang hama. Kemudian sekitar Tahun 2000, geliat pertanian jeruk kembali bangkit dan menjadi potensi penambah sentra penghasil buah di Kabupaten Pasuruan.
“Saat ini jeruk hasil petani di sini sudah menembus pasar supermarket. Makanya, ini harus dioptimalkan dengan dibantu balai penelitian jeruk dan buah subtropika untuk pemeliharaan dan kelanjutan di Kabupaten Pasuruan,” jelas Lulis Irsyad Yusuf.
Sebagai desa potensi, Lulis akan mendorong pihak terkait untuk bisa menjadikan jeruk sebagai ikon baru di Kabupaten Pasuruan. Jadi, Kabupaten Pasuruan ikonnya bertambah, selain mangga alpukat dan apel. “Rasanya sangat segar. Campuran manis dan kecutnya pas banget. Ini potensi jeruknya sangat menjanjikan,” kata Lulis Irsyad Yusuf.
Anggota Komisi II DPRD Kabupaten Pasuruan, Sugiarto mendorong Pemkab Pasuruan untuk merespon cepat potensi tersebut. Pasalnya, Desa Ngembal menjadi kantong-kantong wisata di Kabupaten Pasuruan.
“Potensi ini harus dimaksimalkan dan harus dikonsep secara matang oleh Pemkab Pasuruan. Karena saat ini banyak bermunculan desa wisata yang memiliki potensi kuat,” kata Sugiarto.
Kepala Loka Penelitian Jeruk dan Buah Sub Tropika Kementrian Pertanian RI, Harwanto mengakui bahwa Kabupaten Pasuruan memiliki wilayah yang ideal untuk pengembangan kawasan jeruk maupun buah sub tropika. Salah satunya Kecamatan Tutur yang cocok dijadikan lokasi penanaman buah jeruk dan apel.
“Jadi, jeruk sangat cocok di daerah Tutur ini. Meskipun hasilnya sudah bagus, terus harus dikembangkan. Sehingga kedepannya buahnya bisa sangat besar,” papar Lulis Irsyad Yusuf. [Hilmi Husein]

Tags: