Pandemi, Permintaan Konsumen pada Instan Jahe Naik 50 Persen di Jombang

Proses pembuatan instan jahe dan temulawak di industri rumahan milik Qoiriyah di Desa Kwaron, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, Kamis (22/10). [arif yulianto/bhirawa].

Jombang, Bhirawa
Permintaan konsumen akan instan jahe dan temulawak di sebuah industri instan jahe dan temulawak rumahan di Desa Kwaron, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang naik 50 persen selama masa pandemi Covid-19 ini. Menurut pemilik industri instan jahe dan temulawak, Qoiriyah (47), ia mengaku mulai menekuni usaha membuat instan jahe dan temulawak sejak tahun 2018 yang lalu.

Untuk membuat instan jahe, ia menggunakan bahan baku jahe lokal atau yang biasa dikenal dengan Jahe Emprit. “Ada saudara yang bisa ‘bikin’, bapaknya coba-coba jual dan laku,” tutur Qoiriyah kepada sejumlah wartawan, Kamis (22/10).

Selama masa pandemi Covid-19 ini, dikatakannya, ada peningkatan permintaan dari konsumen akan instan jahe dan temulawak. Sebelum pandemi, Qoiriyah hanya bisa memproduksi instan jahe maupun temulawak sebanyak 5 kilogram per hari. “Sekarang permintaan naik sampai 50 persen,” tutur dia lagi.

Rata-rata, kenaikan omset penjualan instan jahe dan temulawak milik Qoiriyah selama pandemi Covid-19 ini karena adanya faktor kepercayaan konsumen bahwa, instan jahe dan temulawak bisa untuk meningkatkan kesehatan tubuh serta untuk menangkal Virus Corona (Covid-19).[rif]

Tags: