Panduan Mendayagunakan Berpikir Positif

Judul Buku: Positive Thinking = Positive Feeling
Penulis: Iqbal Ardianto
Penerbit: Mata Kata Insipirasi, Bantul
Cetakan: Pertama, Desember 2021
Tebal: x + 134 Halaman
Ukuran: 14,5 x 20,5 cm
ISBN: 978-623-5607-18-4
Peresensi : Andrew Ramos

Apa yang terjadi dalam pikiran seseorang apabila dalam satu hari banyak kejadian yang menganggu dan membuat aktivitas pekerjaannya bermasalah? Tentunya akan muncul perasaan kesal atau marah-entah kepada diri sendiri atau orang lain-sebagai wujud pelampiasan emosi. Perasaan-perasaan negatif dapat berlangsung sebentar hingga berjam-jam, tergantung seberapa parah masalah yang terjadi. Hal itu bisa berdampak pada produktivitas kerja yang menurun secara drastis.

Iqbal Ardianto mencoba membagikan kiat menangani perasaan negatif tersebut melalui Buku Positive Thinking = Positive Feeling, terbitan Mata Kata Insipirasi, Bantul. Sebagai penulis, Iqbal Ardianto telah merilis beberapa judul buku, satu di antaranya berjudul Uang Panai’ (Sebuah Kajian Antara Tradisi dan Gengsi) yang beredar luas di kalangan Masyarakat Bugis.

Dalam tulisannya, Iqbal Ardianto menjelaskan bahwa pikiran dan perasaan berperan saling mempengaruhi dalam setiap aktivitas. Tidak bisa dipungkiri, mengubah pikiran negatif menjadi pikiran positif tidaklah mudah. Namun, membiasakan berpikir positif membawa banyak keuntungan bagi diri sendiri maupun orang lain.

Berdasarkan riset Proceedings of the National Academy of Sciences tahun 2019, sejumlah peneliti dari School of Medicine, Boston University, mengungkapkan membiasakan berpikir positif dapat memperpanjang umur sebanyak 11-15% lebih lama juga meningkatnya peluang hidup hingga usia 85 tahun ke atas. Dalam praktiknya, berpikir positif berperan dalam pengendalian stres dan membentuk kebiasaan-kebiasaan dalam menjaga kesehatan.

Membiasakan pikiran positif dapat dilakukan melalui mengapresiasi diri atas kemenangan-kemenangan kecil. Banyak orang gagal mengapresiasi diri karena pikiran negatif lebih dominan dalam menggambarkan kegagalan. Seseorang yang selalu diliputi pikiran negatif disebut Catastrophizing. Mengucapkan selamat atas keberhasilan diri mempertahankan fokus pada aspek-aspek positif yang membangun. Memberikan reward yang layak juga perlu dilakukan agar menciptakan perasaan bahagia saat berhasil menyelesaikan tujuan.

Penulis yang juga seorang Motivator ini menuturkan, melakukan meditasi bisa menjadi cara yang ampuh dalam mengendalikan pikiran dan perasaan. Iqbal menyebutnya dengan istilah meditasi kesadaran. Pada dasarnya, meditasi kesadaran adalah latihan mengosongkan pikiran-pikiran buruk. Meditasi dilakukan dengan mengimajinasikan sebuah tempat di mana perasaan terasa tenang dan damai. Meditasi diiringi musik instrumental dengan alunan melodi tenang bisa membantu memasuki kondisi trance juga memberikan rasa nyaman pada otak. Meluangkan meditasi setiap pagi dapat mengurangi gangguan kecemasan berlebihan.

Seseorang yang dilingkupi pikiran negatif biasanya memiliki “pemikiran hitam putih”. Terlalu banyak memikirkan kebaikan atau keburukan secara bersamaaan bisa menimbulkan sikap perfeksionis. Sikap perfeksionis cenderung memandang persoalan secara berlebihan dan harus diselesaikan tanpa melibatkan pikiran orang lain. Penulis asal Sulawesi Selatan ini mengungkapkan, sikap perfeksionis bisa menimbulkan masalah baru karena standar yang ditetapkan tidak mampu dipenuhi oleh kebanyakan orang.

Buku Positive Thinking = Positive Feeling mengingatkan bahwa segala emosi yang kita pancarkan bermula dari dalam pikiran. Mengubah perspektif dalam memandang masalah dilakukan melalui pendekatan yang erat kaitannya dengan “menyelam” ke dalam diri. Ketika diri kita diisi dengan berbagai inspirasi, maka akan menimbulkan perasaan positif yamh sifatnya menular kepada orang lain, membuat aktivitas dapat berjalan dengan menyenangkan.

Buku dengan tebal 134 halaman ini mengingatkan pembaca betapa pentingnya memelihara dan mengedepankan pikiran positif di setiap aspek kehidupan. Sebagai makhluk sosial yang hidup bermasyarakat, menciptakan solusi dalam rangka mengatasi problem diperoleh lewat perilaku positif yang berawal dari pikiran positif. Buku ini bisa dibaca oleh kalangan siapa pun, yang memiliki kerinduan bebas dari pikiran-pikiran yang membebani diri. Kiat-kiat praktis yang disajikan dapat menjadi panduan mendayagunakan pikiran positif di setiap aspek sosial berkehidupan.

———- *** ————

Tags: