Panen Cabai, Petani Bojonegoro Merugi

16-cabai-lombok-rusak

Foto: ilustrasi

abvaBojonegoro,Bhirawa
Masa panen sangat ditunggu para petani untuk mendulang keuntungan, sayangnya hal itu tidak berlaku bagi petani cabai di Bojonegoro yang malah rugi setelah panen karena harga terlalu rendah dan tidak bisa untuk menutupi biaya produksi.
Harga cabai merah tingkat petani kini menurun drastis begitu juga harga cabe rawit yang jatuh padahal modal tanam cukup besar mulai dari menyewa orang untuk menanam dan memetik maupun pupuknya. Akibatnya petani mengalami kerugian hingga puluhan juta rupiah.
“Saat ini kami juga kesulitan menjual hasil panen dengan harga separuh dari harga pada bulan Juli  yang mencapai Rp 12 ribu per kg. Sekarang hasil panennya dijual dengan harga Rp 3 ribu sampai Rp 4 ribu per kg,” kata Nandar  salah seorang petani di Kecamatan Sugihwaras Bojonegoro, Minggu (10/8).
Menurut dia, banyak petani yang mengalami kerugian hingga puluhan juta rupiah karena hasil panen cabai tidak sebanding dengan biaya yang dikeluarkan mulai pembibitan, pemeliharaan hingga pemetikan masa panen. “Besar kecilnya kerugian tergantung lahan yang dimiliki oleh petani, namun harga cabai memang sulit dikendalikan karena masih ada permainan dari para tengkulak,” terangnya.
Selain melimpahnya pasokan cabai saat panen, kata dia, anjloknya harga cabai juga disebabkan kebijakan pemerintah yang memperbolehkan masuknya cabai dan sayuran impor ke Indonesia, sehingga hal tersebut semakin memperparah anjloknya harga cabai. “ Saya berharap pemerintah menghentikan impor cabai, sayuran, dan buah-buahan dari luar negeri, agar harga komoditi holtikultura di dalam negeri tetap satabil,” katanya.
Pada masa panen saat ini, lanjut dia, banyak petani merugi hingga menyebabkan sebagian petani cabai beralih menanam tanaman lain yang lebih menguntungkan seperti tomat dan jagung karena mereka tidak mau merugi terus. “ Ada yang masih tetap menanam cabai, namun ada juga yang beralih menanam tanaman lainnya,” ujarnya.
Hal senada juga disampaikan oleh Safi’i, petani cabai lainnya di Kecamatan Kedungadem yang mengaku merugi pada saat panen hingga jutaan rupiah karena harga cabai terus anjlok di pasaran. “Setelah panen cabai ini, saya akan menanam jagung yang lebih menguntungkan dan tidak terlalu banyak biaya untuk perawatan tanaman palawija itu,” katanya.
Pantauan Bhirawa dibeberapa pasar tradisional di Bojonegoro, harga cabai merah dijual dengan harga Rp12 ribu per kg, sedangkan harga cabai rawit Rp 16 ribu per kg sampai Rp 17 ribu per kg.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Bojonegoro, Basuki mengatakan, harga cabai masih tergantung pasokan para petani, jika melimpah biasanya murah dan saat ini petani sedang panen dan tidak terserap pasar, tetapi sebaliknya kiriman terbatas harga melambung.
“ Kondisi ini menyebabkan pedagang pasar tradisional di Bojonegoro was-was dengan fluktuasi harga,” jelasnya  melalui telepon seluler. [bas]

Rate this article!
Tags: