Panen Jagung Warnai Kunjungan Menteri Pertanian di Jatim

18-panen-jagungJalin Kemitraan, Jatim Dianggap Berhasil Lakukan Swasembada
Pemprov, Bhirawa
Kenaikan harga jagung hingga Rp4.200/kg beberapa waktu lalu memang sangat meresahkan sejumlah pengusaha yang menggunakan jagung sebagai bahan dasarnya. Sementara petani jagung sendiri sangat menikmati lonjakan harga jagung tersebut dari harga normal Rp 2.800-3.200 per kg, menjadi Rp4.200/kg  Namun seiring dikeluarkan regulasi oleh pemerintah, kini harga jagung mulai normal kembali——
Bahkan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaeman mentargetkan Indonesia bisa swasembada jagung paling lambat tahun 2018 mendatang menyusun telah tertatanya sistem yang diberikan kepada petani dan juga pengusaha. “Saat ini kami membangun sistem supaya petani sejahtera, pengusaha untung dan konsumen tersenyum. Dan yang hari ini kami bahagia lagi yaitu transaksinya dibayarkan secara tunai pada hari ini,” katanya saat panen jagung di lahan kemitraan petani jagung binaan PT BISI Internasional Tbk seluas 20 hektar di Kecamatan Dlanggu Mojokerto, Jawa Timur.
Ia mengemukakan, pemerintah sangat mendukung adanya program kemitraan ini salah satunya adanya bantuan program kemitraan sebesar 100 ribu hektar yang tersebar di Sumatera Utara, Lampung, Jawa Tengah, Jawa Timur, NTB dan Sulawesi Selatan. “Jika ada 10 pengusaha yang melakukan program seperti ini artinya akan ada 1 juta hektar dan tidak ada lagi impor jagung, ini luar biasa. Pemerintah akan menyuport melalui regulasi dan kalau sudah cukup dalam negeri impor tutup,” katanya yang didampingi oleh Kepala Badan Ketahanan Pangan Jatim, Dr Ardo Sahak SE, MM
Kemitraan yang Amran maksudkan, seperti yang dilakukan PT BISI dan PT Charoen Pokphand Indonesia (CPI). Sebagai produsen benih jagung hibrida, PT BISI menjalin kemitraan dengan para petani dengan cara memberi pinjaman benih dan melakukan pembinaan. Tahun ini pola kemitraan itu akan menyentuh 100 ribuhektar lahan petani.
“Pola ini sangat bagus, PT CPI sudah membeli jagung petani Rp3.450. ini lah yang kami dambakan. Kalau ada 10 pengusaha seperti ini, akan mencapai 1 juta hektar. Kalau 1 juta hektar enggak lagi impor,” ujarnya.
Sementara Presiden Direktur PT BISI International Jemmy Eka Putra menjelaskan, tahun ini pihaknya menargetkan kemitraan dengan petani mencapai 100 ribu hektar. Tersebar di lima provinsi utama penghasil jagung. Antara lain, Jatim, Jateng, Sulsel, Lampung dan Sumut. Hingga saat ini, target itu telah tercapai 30 ribu hektar. Salah satunya di Kabupaten Mojokerto seluas 5 ribu hektar. “Petani kami beri pinjaman benih jagung dibayar pasca panen. Kita melakukan pembinaan cara tanam yang baik, manajemen saat penanaman, dan pasca panen agar jangan sampai jagung jamuran,” jelasnya.
Pada kesempatan yang sama, Presiden Direktur PT CPI Thomas Effendy menuturkan, jika target kemitraan petani dengan PT BISI tahun ini tercapai 100 ribu hektar, maka jagung yang dihasilkan diprediksi mencapai 800 ribu ton.  “Itu masih di bawah kebutuhan kami dan tak ada masalah untuk membeli itu. Kami komitmen membeli hasil panen petani dengan harga pasar. Kalau harga pasar di bawah harga referensi pemerintah Rp3.150, maka kami akan beli sesuai harga referensi pemerintah,” katanya.
Sementara terkait penurunan impor Amran menambahkan, sampai dengan saat ini pemenuhan kebutuhan jagung turun drastis sebanyak 47 persen atau sekitar 800 ribu sampai dengan satu juta ton. “Impor jagung turun, sampai hari ini 47 persen atau sekitar 800 ribu sampai satu juta ton. Kami targetkan tahun depan tidak ada impor lagi. Paling lambat tahun 2018,” katanya.
Disisi lain dengan penurunan 47% secara nasional maka masih diperlukan pengaturan regulasi, menyiapkan insfrastuktur, menjamin kestabilan harga jagung, menjalin kerjasama dengan pengusaha-pengusaha jagung dan mengatur tata niaga. Ketika  hal itu bisa dilaksanakan dengan baik, maka hasil jagung secara nasional akan mengalami peningkatan dikemudian hari. Seperti halnya yang terjadi di hasil pertanian jagung di Jatim ini. ” Pemerintah sangat senang dengan hasil panen di Jatim saat ini,”kata pria yang meminta kepada bawahannya tidak mengatasnamakan menteri jika melakukan pendekatan dengan para pengusaha, jika tidak ingin dipecat dari jabatannya.
Ia menghimbau, keberhasilan ini bisa dipertahankan setiap musim panen jagung tiba. Hal itu tentunya tidak terlepas dari beberapa perusahaan yang mendukung peningkatan hasil panen para petni. Karena itu pemerintah sangat mendukung adanya regulasi agar petani bisa merasakan jerih payahnya saat menanam benih jagung.” Jika hasil panennya terus-terusan seperti ini, maka petani akan senang dan bahagia,” tambahnya.
Amran optimis, dalam waktu dua tahun ke depan, Indonesia tak akan lagi mengimpor jagung, baik untuk kebutuhan konsumsi maupun industri pakan ternak. “Pemerintah support regulasi, kalau cukup dalam negeri kami tutup impor. Harga kami jamin. Kami garansi kalau ada harga di bawah Rp2.750, bulog langsung beli. Itu perintah, bukan imbauan. Itu sudah Perpres, harga jagung kering Rp3.150,” katanya.
Sementara itu, Kepala Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jatim, Dr Ardo Sahak SE, MM merasa tersanjung dengan kehadiran Menteri Pertanian ke Jatim. Apalagi sampai menjalin kemitraan dengan Pemprov Jatim bersama lima provinsi lainnya. Ini tak lepas dari kesuksesan Jatim sebagai wilayah swasembada pangan. Belumlagi kebijakan Gubernur Jatim yang menjadikan Jatim sebagai wilayah pengembangan tanaman agro.
“Dengan kehadiran Pak Menteri Pertanian di Jatim paling tidak menyemangati kami dalam meningkatkan komoditi tanaman agro yang telah dicanangkan oleh Gubernur Jatim beberapa saat lalu. Kami sebagai Kepala Badan Ketahanan Pangan akan tetap mempertahankan Jatim sebagai wilayah swasembada pangan secara nasional,”tegasnya. [cty]

Tags: