Panen Melimpah, Harga Beras Turun dan Stok Terbatas

Salah satu pedagang beras di pasar Banjarjo Kota Kab Bojonegoro.

Salah satu pedagang beras di pasar Banjarjo Kota Kab Bojonegoro.

Bojonegoro, Bhirawa
Panen padi di sepanjang daerah aliran (DAS) Bengawan Solo dan di sejumlah kecamatan di Bojonegoro membuat harga beras turun Rp200 sampai Rp400 perkilogram.
Sejumlah pedagang di Kabupaten Bojonegoro, mengatakan harga beras berbagai macam jenis beras turun sekitar Rp 200 sampai Rp 400 per kilogram, kecuali harga beras kualitas super, sejak sepekan terakhir.
“Harga beras turun, sekitar Rp 200 per kilogram, disebabkan panen tanaman padi musim kemarau berlangsung di berbagai daerah,”  kata seorang pedagang beras di Pasar Banjarjo, Kecamatan Kota, Bojonegoro Charis, Rabu (3/2).
Menurut Charis, panen tanaman padi terjadi di sepanjang daerah aliran (DAS) Bengawan Solo di Kecamatan Palang, Plumpang, Rengel dan Soko, Tuban. Selain itu, juga di sejumlah kecamatan di Bojonegoro, bahkan panen juga terjadi di sepanjang daerah tepian Bengawan Solo di Jawa Tengah. Menurutnya, harga beras mengalami penurunan lantaran sebelumnya melambung tinggi.  “ Panen sudah berlangsung sejak sepekan lalu,” ujarnya.
Turunnya harga beras itu terjadi disemua jenis, misalnya, untuk beras jenis medium sebelumnya perkilo Rp7.000 sekarang menjadi Rp 6.800 perkilogram. Sedangkan jenis IR64 sekarang perkilogramnya menjadi Rp8.600, beras jenis Premium kelas kepala Rp10.800 perkilogram, premium kelas super Rp 9.500 perkilogram.
Selain mengalami penurunan harga, jumlah stok juga mengalami penurunan. Para petani, biasanya, kata dia, jika saat musim panen raya (panen pertama) beras yang dihasilkan banyak dikonsumsi sendiri. Saat ini, per hari dia mengaku hanya bisa menjual beras antara 6 sampai 7 ton. “Ini karena jika pada musim panen pertama kualitas berasnya kurang bagus, sehingga banyak dikonsumsi sendiri. Namun akan lebih bagus pada musim panen kedua atau panen balikan di bulan April- Mei musim kemarau,” jelasnya.
Biasanya, lanjut dia, jika tidak saat musim panen, ia mampu menjual beras hingga 8 sampai 10 ton. Dia mendapat stok beras itu dari petani lokal Bojonegoro dan Tuban. Pemilik UD Putra Mandiri Grup itu mengaku tidak kesulitan untuk mendapat stok beras lokal. “Meski demikian stok beras tercukupi,” ucap warga asal Banjarejo itu.
Sementara Kepala Badan Ketahanan Pangan, Kabupaten Bojonegoro, Rendra D Prakosa mengatakan, kebutuhan beras untuk konsumsi rumah tangga dan komersial ini mencapai 11 ribu ton perbulan. Sedangkan jumlah konsumsi sendiri hanya 3 persen dari jumlah total hasil panen.
Saat ini para petani yang memiliki lahan tadah hujan baru melakukan musim tanam. Sedangkan beberapa petani yang memiliki lahan di sekitar  daerah aliran sungai (DAS) Bengawan Solo sudah mulai panen.  “ Daerah sekitar Bengawan Solo sudah mulai panen,” katanya.
Sedangkan Kepala Bulog Subdivre III Bojonegoro Efdal menambahkan, pengadaan beras kualitas premium tetap berjalan, meskipun harga di tingkat penggilingan padi cukup tinggi. [bas]

Tags: