Panen Melimpah, Warga Desa Bayem Kab Malang Olah Singkong jadi Kerupuk

Salah satu warga Desa Bayem, Kec Kasembon, Kab Malang saat menjemur adonan kerupuk agar menjadi kering

Kab Malang, Bhirawa
Hasil produksi tanaman singkong berlimpah, yang saat ini sebagai mata pencarian warga Desa Bayem, Kecamatan Kasembon, Kabupaten Malang, hal ini telah membuat kreasi warga setempat untuk mengolah singkong dijadikan krupuk singkong.
Memang saat ini, kata Kepala Desa (Kades) Bayem Khoirul Anam, Minggu (13/1), kepada wartawan, warga Desa Bayem memang mayoritas menekuni usaha kerupuk singkong, karena hasil panen singkong di wilayah desanya sangat melimpah.
Dan selain hasil panen singkong dijual di pasar, sebagian hasil panen singkong tersebut diolah untuk dijadikan kerupuk singkong. Sedangkan pembuatan kerupuk siongkong itu, sudah dilakukan warga Desa Bayem sejak puluhan tahun.
“Meski sudah puluhan tahun warga kami membuat usaha kerupuk singkong, namun tidak pernah terekpos di media. Sehingga untuk mengenalkan kerupuk singkong yang di produksi warga Desa Bayem, maka pihaknya kini sudah mulai mengenalkan kerupuk singkong melalui media sosial (medsos),” paparnya.
Dan awalnya, jelas Khoirul, krupuk singkong dihargai dengan harga rendah, namun kini harga kerupuk singkong dari Desa Bayem kini memiliki nilai jual lebih tinggi. Sehingga dengan nilai harga yang tinggi, tentunya berdampak pada meningkatnya ekonomi warga kami. Sementara, ada sebanyak 100 orang warga yang menggantungkan hidupnya sebagai pembuat kerupuk singkong.
“Kerupuk singkong produksi warga kami, kini juga menjadi salah satu produk unggulan Desa Bayem. Sedangkan produksi kerupuk singkong per hari bisa mencapai 3-4 kwintal kerupuk dalam kondisi kering,” kata dia.
Khoirul melanjutkan, untuk sementara pemasaran dilakukan melalui tengkulak, dan mereka mengambil langsung kerupuk singkong dari rumah produksi kerupuk, lalu dipasarkan hingga luar daerah. Karena dengan semakin baiknya pemasaran kerupuk singkong tersebut, maka dirinya akan membuat strategi baru dalam memasarkan kerupuk tersebut. Namun untuk melakukan pemasaran, pihaknya akan merancang melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), dan kini masih dalam proses.
“Kami saat ini masih fokus peningkatkan kualitas dan memperbaiki kemasan kerupuknya, agar nantinya disiapkan untuk oleh-oleh khas Desa Wisata Kasembon. Karena di wilayahnya sudah beberapa tahun terakhir ini, sebagai tempat wisata rafting dan tubing,” terang dia.
Di sisi lain, dia juga menjelaskan, proses pembuatan kerupuk singkong ini sendiri terbilang cukup mudah, namun butuh waktu sedikit lebih lama. Singkong yang sudah dipanen awalnya harus dikupas dan dibersihkan. Dan singkong yang sudah bersih kemudian digiling kasar lalu dijemur atau warga setempat menyebutnya gaplek. Setelah kering, gaplek harus digiling agar menjadi tepung.
“Tepung gaplek itu lalu dicampur dengan air dan bumbu, selanjutnya diaduk hingga menjadi adonan kerupuk. Dan setelah itu, adonan dicetak dengan menggunakan dasar nampan agar ukurannya membesar. Sehingga proses selanjutnya dikukus, lalu dijemur kembali dan akhirnya kerupuk siap digoreng,” ungkap Khoirul. [cyn]

Tags: