Panen Padi Januari-Septermber Meningkat 0,98 Persen

Pemprov Jatim, Bhirawa
Realisasi panen padi sepanjang Januari hingga September 2020 sebesar 1,52 juta hektar, atau mengalami peningkatan sekitar 14,72 ribu hektar (0,98 persen) dibandingkan 2019 yang sebesar 1,50 juta hektar. Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur, Dadang Hardiwan menyampaikan, hal itu berdasarkan hasil Survei KSA (Kerangka Sample Area), terjadi pergeseran puncak panen padi pada 2020 dibandingkan 2019. Puncak panen padi pada 2020 terjadi pada bulan April, sementara puncak panen pada 2019 terjadi pada bulan Maret.

Sementara itu, lanjutnya, potensi panen sepanjang Oktober hingga Desember 2020 sebesar 0,25 juta hektar. Dengan demikian, total potensi luas panen padi pada 2020 mencapai 1,76 juta hektar, atau mengalami kenaikan sekitar 59,46 ribu hektar (3,49 persen) dibandingkan 2019 yang sebesar 1,70 juta hektar. “Luas panen tertinggi pada 2020 terjadi pada April, yaitu sebesar 0,39 juta hektar, sementara luas panen terendah terjadi pada bulan Januari, yaitu sebesar 0,05 juta hektar,” kata Dadang, kemarin.

Dikatakannya, untuk produksi padi di Provinsi Jawa Timur sepanjang Januari hingga September 2020 diperkirakan sekitar 8,48 juta ton GKG, atau mengalami peningkatan sekitar 167,85 ribu ton (2,02 persen) dibandingkan Januari-September 2019 yang sebesar 8,31 juta ton GKG.

Sementara itu, potensi produksi sepanjang Oktober hingga Desember 2020 sebesar 1,54 juta ton GKG. Dengan demikian, total potensi produksi padi pada 2020 diperkirakan mencapai 10,02 juta ton GKG, atau mengalami kenaikan sebanyak 441,45 ribu ton (4,61 persen) dibandingkan tahun 2019 yang sebesar 9,58 juta ton GKG.

Produksi padi tertinggi pada 2020 terjadi pada bulan April, yaitu sebesar 2,24 juta ton sementara produksi terendah terjadi pada bulan Januari, yaitu sebesar 0,29 juta ton. Berbeda dengan produksi pada 2020, produksi tertinggi pada 2019 terjadi pada bulan Maret.

Dijelaskan juga, ada tiga kabupaten/kota dengan total potensi produksi padi (GKG) tertinggi pada 2020 adalah Kabupaten Lamongan, Ngawi, dan Bojonegoro. Sementara itu, tiga kabupaten/kota dengan potensi produksi padi terendah adalah Kota Blitar, Kota Batu, dan Kota Mojokerto.

Kenaikan produksi padi yang relatif besar pada 2020 terjadi di Kabupaten Ponorogo, Kabupaten Ngawi, Kabupaten Bojonegoro, dan Kabupaten Nganjuk. Sementara itu, penurunan produksi padi pada 2020 yang relatif besar terjadi di Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Jember, Kabupaten Blitar, dan Kabupaten Mojokerto.

Jika produksi padi dikonversikan menjadi beras untuk konsumsi pangan penduduk, produksi padi sepanjang Januari hingga September 2020 setara dengan 4,87 juta ton beras, atau mengalami peningkatan sebesar 96,42 ribu ton (2,02 persen) dibandingkan 2019 yang sebesar 4,77 juta ton.

Sementara itu, potensi produksi beras sepanjang Oktober hingga Desember 2020 sebesar 0,89 juta ton beras. Dengan demikian, potensi produksi beras pada 2020 diperkirakan mencapai 5,76 juta ton beras, atau mengalami kenaikan sebesar 253,59 ribu ton (4,61 persen) dibandingkan dengan produksi beras tahun 2019 yang sebesar 5,50 juta ton.

Produksi beras tertinggi pada 2020 terjadi pada bulan April, yaitu sebesar 1,29 juta ton. Sementara itu, produksi beras terendah terjadi pada bulan Januari, yaitu sebesar 0,17 juta ton. Berbeda dengan produksi pada 2020, produksi beras tertinggi pada 2019 terjadi pada bulan Maret.[rac]

Tags: