Panen Raya Beras di Jatim Terjadi Bulan Maret hingga April

Salah satu panen raya di Jatim.

(Harga Turun, Masih di Atas Harga Pembelian Pemerintah)

Pemprov Jatim, Bhirawa
Secara umum sifat hujan selama musim tanam musim hujan 2018/2019 di Jatim, umumnya normal. Dalam hal ini panen raya beras di Jawa Timur umumnya terjadi pada bulan Maret hingga April cenderung menurunkan harga gabah, namun masih di atas harga pembelian pemerintah. Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, Hadi Sulistyo menyampaikan, saat ini harga per 25 Maret GKP (Gabah Kering Panen) Rp 4.091 per kg dan untuk beras medium Rp 8.822 per kg.
Untuk perkembangan luas tambah tanam padi dalam musim penghujan 2018/2019 (Oktober 2018 – 28 Maret 2019, red) mencapai luasan 1.312.074 ha. Berdasarkan perkembangan luas tambah tanam padi sejak Oktober 2018 s.d. 28 Maret 2019 tersebut, maka potensi luas panen padi selama Tahun 2019 (Januari 2019 s.d. April 2019) seluas 1.060.902 ha. “Dengan rincian luas panen luas panen padi di Jatim pada bulan Januari seluas 63.863 ha, bulan Pebruari seluas 208.298 ha, bulan Maret seluas 488.064 ha, dan April seluas 300.677 ha,” papar Hadi, kemarin.
Selanjutnya prakiraan dinamis produksi Padi di Jatim pada Sub Round I Tahun 2019 (Januari 2019 s.d. April 2019) sebesar 6.187.122 ton GKG, dan rincian per bulan yaitu pada bulan Januari adalah 367.637 ton , bulan Pebruari 1.199.536 ton dan Maret 2.850.193 ton gabah kering giling dan April sebesar 1.769.757 ton gabah kering giling.
Dijelaskanya juga, untuk potensi ketersediaan beras di Jatim pada Sub Round I Tahun 2019 (Januari 2019 s.d. April 2019) sebesar 4.021.630 ton beras, dan rincian per bulan yaitu pada bulan Januari adalah 238.964 ton beras, bulan Pebruari 779.698 ton beras dan Maret 1.852.625 ton beras dan April sebesar 1.150.342 ton beras. “Konsumsi untuk pangan masyarakat Jatim selama 4 bulan (sub Round I: Januari s.d. April ) sebesar 1.414.239 ton, sehingga pada Sub Round I tersebut surplus 2.607.391 ton beras,” tambahnya.
Perkembangan harga rata-rata di Jatim pada 25 Maret 2019 mengalami penurunan di beberapa lokasi, dalam hal ini harga Gabah Kering Panen adalah Rp 4.091,- (HPP= 3. 700,-; HPP Flexibilitas = Rp 4.070,-); harga Gabah Kering Giling adalah Rp 5.128,- (HPP= 4. 600,- ; HPP Flexibilitas = Rp 5.429,-); harga Beras Medium adalah Rp 8.822,- (HPP= Rp 7.300,-; HPP Flexibilitas = Rp 8.030,-) dan harga Beras Premium Rp 10.227,-(HET=Rp. 12.800). “Dengan demikian turunnya harga tersebut diperkirakan tidak berpengaruh terhadap produksi. Untuk menyikapi adanya panen raya tersebut,” ujarnya.
Upaya strategis yang dilakukan yaitu, optimalisasi alat pengering (dryer) gabah di tingkat kelompok tani/gapoktan dalam rangka percepatan penyerapan gabah / beras, yang dilaksanakan pada saat panen raya padi yaitu pada bulan Maret dan April. Kemudian, penambahan alat pengering gabah di suatu wilayah dengan efektif penyerapan 20 hari, alat pengering dengan spesifikasi umum berupa vertical dryer yang memiliki kapasitas 10 ton per operasional.
Selanjutnya, alat pengering (dryer) gabah tersebut dioperasionalkan oleh kelompok tani / gapoktan dan bekerjasama dengan Bulog – Mitra Bulog dalam binaan Dinas Pertanian setempat; Bulog membuka gudang setiap hari (termasuk Minggu dan hari libur), untuk serap gabah / beras petani.
Upaya lainnya, merespon kesanggupan Mitra dan Gapoktan untuk memasok beras ke Bulog sesuai dengan kualitas dan harga. Bulog bekerjasama dengan Kodim dan Dinas Pertanian setempat dalam rangka menyerap gabah petani yang bersinergi dengan memanfaatkan sebesar-besarnya peluang pasar di wilayah memerlukan suplai dengan harga dan kualitas kompetitif. “Dan mengembangkan kerja sama gudang filial gabah dengan mitra oleh Bulog agar untuk efisiensi biaya dan menghasilkan beras segar,” katanya. [rac]

Tags: