Pangdam Bakal Sanksi Oknum Aparat yang Lontarkan Kata Rasis

Pangdam V Brawijaya, Mayjen TNI R Wisnoe Prasetja Boedi berjanji mengusut kasus dugaan lontaran kata rasis kepada mahasiswa Papua.

Kapolda Jamin Keamanan Mahasiswa dari Luar Jatim
Surabaya, Bhirawa
Pangdam V Brawijaya, Mayjen TNI R Wisnoe Prasetja Boedi menegaskan akan mengusut dan memberi sanksi terhadap oknum aparat yang diduga melontarkan kata rasis kepada mahasiswa Papua, seperti video viral saat kejadian di asrama mahasiswa Papua di Jl Kalasan, Surabaya.
Pernyataan itu disampaikan Pangdam saat acara silaturahmi (cangkruk’an) Forkopimda Jatim bersama organisasi mahasiswa dan perwakilan BEM se Jatim, Selasa (20/8) malam di Surabaya. Perihal kejadian tersebut, Wisnoe mengaku belum mengetahui secara pasti video yang sudah viral di masyarakat itu.
“Kita belum tahu pasti, tapi sepertinya itu seragaman ya, seragam militer. Nanti akan saya dalami,” kata Mayjen TNI R Wisnoe Prasetja Boedi.
Wisnoe mengaku, pihaknya belum mengetahui secara pasti perihal video viral tersebut. Sebab pihaknya juga baru saja pulang dari latihan tempur di Pusat Latihan Tempur (Puslatpur), Kodiklatad, Baturaja, Sumatera Selatan (Sumsel).
Mantan Komandan Korem (Danrem) 084 Bhaskara Jaya ini menegaskan, Kodam V Brawijaya akan mengungkap kebenaran dibalik video viral itu. Terlebih mengungkap terduga pelaku kata rasis, apakah berasal dari anggota TNI AD, atau ada orang sipil yang sengaja mengenakan pakaian militer (doreng). “Nanti saya lihat (video, red). Saya akan sampaikan (hasilnya, red),” ucapnya.
Masih kata Wisnoe, berjanji akan memberikan informasi secara terbuka kepada masyarakat. Tak hanya itu, pihaknya juga akan menjatuhkan sanksi tegas, apabila memang terbukti bahwa oknum dalam video yang berujar rasis adalah anggota TNI AD. “Ya kita berikan sanksi. Kita berikan sanksi kalau itu memang tidak sesuai dengan prosedur,” tegasnya.
Sementara itu, dalam kegiatan silaturahmi, Kapolda Jatim, Irjen Pol Luki Hermawan mengatakan, di Jatim ada banyak mahasiswa dari berbagai daerah. Untuk itu, pihaknya ingin situasi di Jatim kondusif dan tetap terjaga.
“Adik-adik kita sekalian menjaga agar kejadian ini tidak merembet lagi. Banyak sekali mahasiswa di Jatim, bukan hanya warga Jatim, ada warga lain dari Aceh, Papua, Kalimantan yang di sini menimba ilmu,” ungkap Luki.
Luki pun menjamin keamanan seluruh mahasiswa yang menimba ilmu di Jatim. Bahkan Forkopimda juga akan mengawal para mahasiswa. “Mari kita jaga. Saya Kapolda Jatim dan stakeholder lain kami akan mengawal masyarakat Jatim dari berbagai macam suku. Kita tidak bisa bekerja sendiri tanpa dukungan mahasiswa sekalian,” tegasnya.
Sementara itu, Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa mengajak mahasiswa menanamkan cinta Indonesia di hati. Jika hal ini dilakukan, pasti akan selalu menginginkan situasi di Indonesia damai. Pihaknya juga menyampaikan, apabila Indonesia di hati, maka Indonesia adalah rumah kita.
“Kita tidak ingin rumah kita kotor, kita tidak ingin rumah kita bocor. Kita tidak ingin rumah kita bernyamuk, pasti kita ingin rumah bersih dan indah. Karena rumahku adalah surgaku, Indonesia adalah rumah kita. Yang akan menjadi surga kita. Kita punya tugas merawat dan bijak menjaga Indonesia,” pungkas Khofifah.

Danramil Tambaksari Diperiksa terkait Viral Video Rasis
Kodam V Brawijaya melakukan pemeriksaan terhadap anggota jajaran, terkait dugaan kasus kata rasis kepada mahasiswa Papua, seperti video viral saat kejadian di asrama mahasiswa Papua di Jl Kalasan, Surabaya.
Hal itu dibenarkan Pangdam V Brawijaya, Mayjen TNI R Wisnoe Prasetja Boedi. Kepada Bhirawa, Wisnoe menjelaskan, Kodam V Brawijaya melakukan pemeriksaan terhadap anggota jajaran yang terkait dugaan lontaran kata rasis. Termasuk Komandan Koramil (Danramil) Tambaksari yang dimintai keterangan perihal kejadian diwilayah teritorialnya.
“Memang (Danramil, red) diperiksa dan dimintai keterangan. Intinya pemeriksaan ini dilakukan sesuai dengan prosedur hukum,” kata Mayjen TNI R Wisnoe Prasetja Boedi.
Ditanya perihal informasi yang menyebutkan Danramil dicopot dalam jabatannya, mantan Komandan Korem (Danrem) 084 Bhaskara Jaya ini menampik isu tersebut. Pihaknya menyatakan, Danramil hanya dimintai keterangan saja.
“Tidak ada pencopotan. Darimana informasi tersebut?. Yang bersangkutan hanya dimintai keterangan saja, baik terkait sejauh mana keterlibatannya,” jelas Wisnoe.
Jika terbukti bersalah, Wisnoe tak segan member sanksi tegas kepada anggota jajaran yang salah. Untuk sanksinya, Wisnoe akan melihat dari pendapat hukumnya. “Jadi kita semua sesuai dengan prosedur hukum, dan sudah ada bagian-bagiannya. Penyelidikan, nantinya dari POMAD dan sebagainya, seperti itu mekanismenya,” tegasnya.
Wisnoe menambahkan, pihaknya memastikan semua jajaran yang diduga terlibat akan dimintai keterangan. “Intinya kita tidak membiarkan, kalau ada yang salah ya tetap kita hukum. Dan sesuai dengan prosedur hukum,” ucapnya. [bed]

Tags: