Pangdam Tekankan Prajurit TNI Harus Profesional dan Merakyat

Pangdam-V-Brawijaya-Mayjen-TNI-I-Made-Sukadana-usai-melakukan-pemeriksaan-dalam-perayaan-HUT-TNI-ke-71-di-Makodam-V-Brawijaya-Rabu-[5[10].-[abednego/bhirawa].

Pangdam-V-Brawijaya-Mayjen-TNI-I-Made-Sukadana-usai-melakukan-pemeriksaan-dalam-perayaan-HUT-TNI-ke-71-di-Makodam-V-Brawijaya-Rabu-[5[10].-[abednego/bhirawa].

Surabaya, Bhirawa
Meski perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Tentara Nasional Indonesia (TNI) ke 71 di Makodam V Brawijaya dilaksanakan secara sederhana, Rabu (5/10), namun pada momentum ini Pangdam V Brawijaya Mayjen TNI Imade Sukadana mengingatkan kepada prajurit jajarannya untuk tetap professional dan merakyat.
Berkaca dari kejadian pemukulan wartawan televisi oleh oknum anggota TNI AD dari Yonif Para Raider 501, sesuai dengan tema ‘Bersama Rakyat, TNI Kuat, Hebat, Profesional, Siap Mewujudkan Indonesia yang berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian’, Pangdam menekankan agar insan Pers dan TNI harus bersatu.
“Baik dengan insan Pers maupun masyarakat, prajurit TNI harus bersatu. Tunjukkan profesionalisme sebagai prajurit TNI yang merakyat dan bersahaja,” kata Pangdam V Brawijaya Mayjen TNI I Made Sukadana saat pelaksanaan HUT TNI ke 71 di Makodam V Brawijaya, Rabu (5/10).
Perihal penganiayaan yang dilakukan oknum TNI, Made menegaskan, pihaknya konsisten untuk melakukan penegakan displin kepada prajurit yang melakukan tindakan arogan. Bahkan, untuk proses penyidikan kasus penganiayaan yang dilakukan anggota TNI AD dari Yonif Para Raider 501, Made mempersilahkan insan Pers untuk mengikuti maupun meliput proses tersebut.
“Silahkan saja wartawan meliput proses penyidikan oknum anggota yang melakukan pemukulan. Namun yang menangani penyidikan kasus ini dari Kostrad. Yang jelas pasti diambil tindakan tegas atas sikap prajurit tersebut,” ungkapnya.
Lanjut Made, setiap ada permasalahan seperti kasus yang terjadi di Madiun, pihaknya memastikan akan menindak tegas setiap prajurit yang melanggar hukum. “Jangankan wartawan, kalau ada warga masyarakat yang dipukul prajurit TNI, saya pastikan prajurit tersebut akan kita tindak sesuai aturan yang berlaku,” tegasnya.
Bahkan, Perwira Tinggi dengan dua bintang dipundaknya ini menambahkan, professional prajurit TNI tidak hanya kepada insan Pers dan masyarakat. Tapi, profesionalisme prajurit harus diwujudkan juga dalam setiap Pemilu, terlebih Pilgub Jatim yang akan dilaksanakan tahun 2018 mendatang. Setiap prajurit TNI wajib dan harus netral dalam Pemilu.
Bagi prajurit yang hendak maju Pilkada, sambung Made, dia harus mengundurkan diri dan harus melepas ketentaraannya. “Penekanan dari Panglima TNI, kalau ada prajurit yang tidak netral segera dilaporkan dan ditindak. Sebab TNI aktif tidak boleh berpolitik praktis ataupun maju dalam Pilkada tanpa menanggalkan ketentaraannya,” jelasnya.
Upacara peringatan HUT TNI ke 71 di lapangan upacara Makodam V Brawijaya, Surabaya tahun ini lebih sederhana. Sesuai perintah Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, perayaan kali ini dilakukan dengan sederhana, tanpa demonstrasi alat utama sistem persenjataan (alutsista) dan defile. Menginggat keadaan bangsa Indonesia tidak cukup baik dan tidak ingin menghabiskan anggaran negara.
Selain digelar upacara militer, perayaan HUT TNI ke 71 di Kodam V Brawijaya dimeriahkan juga dengan pentas teatrikal kemanunggalan tentara dan rakyat ditampilkan oleh ratusan pelajar dibantu para prajurit TNI dari Kodam V Brawijaya. Dilanjutkan dengan seremonial pemotongan tumpeng yang dilakukan Mayjend TNI I Made Sukadana Pangdam V Brawijaya disaksikan jajajaran petinggi militer dan Gubernur serta Wakil Gubernur Jawa Timur. [bed]

Tags: