Pangdam V Ajak BEM Jatim Jaga Keutuhan NKRI

Pangdam-V-Brawijaya-saat-silaturahmi-bersama-BEM-Perguruan-Tinggi-se-Jatim-Selasa-232-di-Balai-Prajurit-Kodam-V-Brawijaya.-[abednego/bhirawa].

Pangdam-V-Brawijaya-saat-silaturahmi-bersama-BEM-Perguruan-Tinggi-se-Jatim-Selasa-232-di-Balai-Prajurit-Kodam-V-Brawijaya.-[abednego/bhirawa].

Surabaya, Bhirawa
Menghadapi ancaman Proxy War yang kian nampak di Indonesia, Pangdam V Brawijaya Mayjen TNI Sumardi mengajak Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se Jatim dan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompimda) Jatim untuk bersama-sama menjaga keutuhan NKRI.
Bertempat di Gedung Balai Prajurit Kodam V Brawijaya, Selasa (23/2), acara bertemakan ‘Silaturahmi Pangdam V Brawijaya Dengan Forkompimda, Para Ketua dan Sekretaris BEM Perguruan Tinggi Negeri/Swasta dan Sekolah Tinggi Se Jawa Timur’, dihadiri oleh Gubernur Jatim, Ketua DPRD Jatim, Pangdam V Brawijaya, Kapolda Jatim, perwakilan Kejati Jatim, dan sekitar 500 mahasiswa se Jatim.
Menanggapi hal itu, Gubernur Jatim Drs H Soekarwo merasa senang dengan silaturahmi yang diadakan Pangdam V Brawijaya. Menurutnya, mahasiswa merupakan komponen bangsa yang menjadi harapan bangsa.
“Intinya, kami mengajak mahasiswa untuk menjaga keutuhan NKRI. Bagaimanapun NKRI harga mati, dan ancaman Proxy War tidak bisa kita diamkan. Melainkan harus dilawan,” kata Gubernur Jatim Drs H Soekarwo, Selasa (23/2).
Sementara itu, dalam sambutannya, Pangdam V Brawijaya Mayjen TNI Sumardi menjelaskan, silaturahmi ini merupakan Komunikasi Sosial yang dilakukan TNI. BEM, lanjut Pangdam, merupakan tokoh muda yang berperan bagi pembangunan dan ketahanan nasional di Indonesia, khusunya Jatim. Untuk itu, pihaknya menggandeng mahasiswa agar lebih siap sejak dini.
Menurut Sumardi, saat ini yang harus dihadapi adalah masalah narkoba, radikalisme, dan terorisme. Pangdam berharap dengan silaturahmi ini, Jatim dapat bersatu dan tangguh dalam ketahanan nasional. Diakui Sumardi, peranan BEM mahasiswa sangat penting. Sebab, idealisme mahasiswa masih murni dan belum terkontaminasi dengan hal-hal lain.
“Dengan murninya idealisme ini, jangan generasi muda bangsa sampai terpengaruh paham radikalisme yang merujuk kepada terorisme, serta kasus narkoba. Apabila dijumpai teman maupun keluarga yang diduga mencurikan, sekiranya segera dilaporkan kepada parata penegak hukum seperti TNI dan Polri,” tegas mantan Gubernur Akmil ini.
Bagaimana langkah maupun pendekatan dengan mahasiswa, Sumardi mengaku, Kodam V Brawijaya selalu membina Resimen Mahasiswa (Menya) agar mempunyai jiwa nasionalisme yang baik. “Menwa merupakan salah satu ujung tombak generasi muda dalam upaya bela negara. Ujung-ujungnya untuk ketahanan nasional,” pungkasnya.
Ditambahkan Kapolda Jatim Irjen Pol Anton Setiadji, ditahun 2015 Jatim menduduki peringkat 1 kasus narkoba tertinggi di Indonesia. Perkembangan dan pengawasan narkoba tidak terlepas dari pengawasan aparat penegak hukum, terutama Polri dan TNI. “Mari kita bersama-sama dengan Pemda, Kodam V Brawijaya, dan BEM mahasiswa memberantas narkoba di seluruh Jatim,” tambah Kapolda Jatim.
Untuk peranan mahasiswa, Anton mengaku, hal ini akan dilakukan melalui pencerahan maupun sosialisasi Presiden dan Sekjen BEM. Selanjutnya, hasil dari pencerahan itu dapat disampaikan kepada para mahasiswanya.
“Karena banyak juga keterlibatan daripada generasi produktif ini (mahasiswa, red) yang menjadi pemakai narkoba,” papar Anton.
Begitu juga masalah terorisme dan radikalisme, Anton menegaskan, pemikiran inilah yang harus diperangi bersama-sama. Karena pemikiran ini tidak bisa dilakukan hanya dengan pembicaraan saja, tapi harus dengan pemahaman. “Selama ini kita sudah masuk ke kampus-kampus. Dan kita tidak pernah gembar-gembor tentang ini. Yang penting kita (Polisi) sudah berkoordinasi dengan mahasiswa,” tandasnya. [bed]

Tags: