Panggilan Jiwa Mencintai Batu Akik

Siswo Heroetoto SH MHum MM

Siswo Heroetoto SH MHum MM
Meski booming batu akik atau batu permata lainnya kini telah meredup, namun bagi Siswo Heroetoto SH MHum MM kecintaanya dengan batu akik tak ikut luntur. Sebab menurut Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Provinsi Jatim ini, mencintai batu akik dan pusaka adalah panggilan jiwa.
“Rasanya sangat aneh jika saya tidak mencintai akik atau pusaka. Sebab saya sejak kecil telah suka batu permata dan pusaka sampai sekarang. Walaupun kini boomingnya telah meredup, yang namanya hobi tidak akan hilang. Saya tidak latah, karena memang dari dulu sudah suka dengan batu dan pusaka,” kata Siswo, menanggapi mulai meredupnya pamor batu akik saat ini.
Kecintaannya dengan batu permata seperti akik dan berbagai jenis pusaka, kata Siswo, telah turun dari ayahnya. “Sesepuh saya, termasuk ayah adalah seorang kolektor batu, keris dan barang-barang tua lainnya. Jadi saya meneruskan hobi beliau,” ungkapnya.
Meredupnya booming batu akik ini, kata Siswo, akibat akik dipandang sebagai aksesoris. Nah, ketika aksesoris tersebut dikaitkan dengan harga, waktu booming tidak ada standar harganya. Sehingga masyarakat kemudian berfikir ulang untuk menjadikannya sebagai investasi.
“Kalau emas jelas ada harga standarnya. Tapi kalau batu permata tidak ada standarnya. Orang berfikir saat ini beli mahal, belum tentu besok dijual lagi harganya akan mahal. Ini yang membuat batu akik boomingnya tidak terlalu lama,” jelasnya.
Selain itu, lanjut mantan Kepala Bakorwil Madiun ini, saat booming ada unsur bisnis yang sengaja dijalankan oleh kelompok tertentu. “Kelompok ini sengaja memunculkan, tapi saat sudah untung mereka meninggalkannya. Ini yang membuat hanya booming sesaat,” katanya.
Untuk itu, Siswo mengaku sangat menyesalkan kondisi ini. Sebab Jatim memiliki potensi batu permata yang sangat besar dan bagus. Tidak kalah dengan negara lain seperti Afrika, Srilangga dan Myanmar. “Saya berharap batu permata langka nanti bisa dijadikan tempat investasi termasuk pusaka. Makanya perlu ada standarisasi khusus yang dibuat pemerintah,” tandasnya. [iib]

Rate this article!
Tags: