Pangkas Jam Operasional, Keuangan ASDP Kamal Membaik

Bangkalan, Bhirawa
Kondisi keuangan Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASP) Kamal, Bangkalan, kini kian membaik dan berhasil menekan kerugian, sejak adanya kebijakan pengurangan jam operasional yang dilakukan oleh pihak pelabuhan.
“Setelah 2 bulan pengurangan jam operasi pelabuhan berkurang, yakni dari sebelumnya hingga pukul 24.00 WIB hanya hingga pukul 21.00 WIB, kondisi keuangan mengalami perkembangan yang sangat bagus,” kata Supervisi ASDP Pelabuhan Kamal, Moh Kroiri, Minggu (6/4).
Menurut Khoiri, kebijakan pengurangan jam operasi itu mampu menekan kerugian. Hanya saja, sambung dia, masih belum bisa menutupi biaya oprasional pelabuhan secara keseluruhan. “Untungnya, biaya oprasional, bisa disubsidi silang dengan pelabuhan di Gresik dan pelabuhan Paciran Lamongan,” terang Khoiri.
Ia menuturkan, biaya operasional Pelabuhan Ujung-Kamal selama ini tergolong tinggi dibanding pelabuhan lain yang ada di Jatim.
Hal itu terjadi, karena di Pelabuhan Ujung-Kamal, gedung untuk kantor ASDP di Pelabuhan Tanjung Perak, statusnya masih sewa ke Pelindo. Setiap tahun, sewa gedung mencapai Rp850 juta. “Bahkan biaya air dan listrik kami juga yang bayar ke Pelindo,” ucapnya.
Selain sewa gedung, sambung dia, ASDP juga mengeluarkan biaya perawatan armada kapal. Anggaran untuk perawatan mencapai ratusan juta perkapal, meskipun sebanyak 4 dari 6 armada kapal yang dioperasionalkan di pelabuhan itu kini telah memiliki tenaga teknisi atau doking sendiri. “Empat kapal yang memiliki doking sendiri itu, 2 kapal milik Darma Lautan Utama dan 2 kapal milik Jembatan Nusantara,” terang Khoiri.
Ia juga menuturkan, jumlah angkutan yang menyeberang sejak pengurangan jam operasi cukup stabil. Untuk roda 2 perhari mencapai 1.200 kendaraan. Sedangkan roda 4 antara 125 samapi 150 kendaraan. “Angka ini berdasarkan penghitungan dari jam 5.00 WIB pagi sampai jam 21.00 WIB di malam hari,” kata Khoiri menjelaskan.
Pemerintah Kabupaten Bangkalan sebelumnya menyatakan, kondisi penyeberangan di Pelabuhan Kamal itu tidak hanya berdampak pada perusahaan jasa angkutan saja, akan tetapi juga dirasakan oleh Pemkab Bangkalan, karena pendapatan disektor rektribusi, serta pengembangan perekonomian rakyat di sekitar pelabuhan juga menurun.
Oleh karenanya, pemkab menggandeng tim ahli dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya untuk menghidupkan kembali aktivitas ekonomi di Pelabuhan Penyeberangan Kamal. “Saat ini, kami sedang menyusun konsep ekonomi yang tepat dengan bantuan tim ahli dari ITS, sehingga geliat ekonomi di Pelabuhan Kamal, Bangkalan itu, tidak mati seperti sekarang ini,” kata Wakil Bupati Bangkalan Mondir Rofii. [dit.ant]

Tags: