Pangkogabwilhan II Serahkan Bantuan ke Kodam V/Brawijaya

Tim tenaga medis COVID-19 TNI bantuan untuk Kodam V/Brawijaya guna penanganan COVID-19 di Jatim, Sabtu (9/6). [Abednego/bhirawa]

Panglima TNI Peduli Percepatan COVID-19 di Jatim

Surabaya, Bhirawa
Panglima TNI, Marsekal TNI Hadi Tjahjanto peduli percepatan penanganan COVID-19 di Jawa Timur. Melalui Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Pangkogabwilhan) II, Marsda TNI Imran Baidirus. Bantuan alat kesehatan (alkes) dan tenaga medis diserahkan langsung kepada Pangdam V/Brawijaya, Mayjen TNI Widodo Iryansyah pada Sabtu (9/6).

Bukti kepedulian itu diwujudkan dengan penyerahan alkes berupa 300 unit digital thermogun; 4.000 box masker 3 ply; 3.000 pcs kacamata google safety; 3.000 set APD dan 3.000 pcs rapid test. Serta perbantuan 30 personel atau petugas medis yang terdiri dari dokter dan perawat.

Penyerahan alkes dan bantuan medis ini dihadiri Forkopimda Jatim. Diantaranya Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa; Pangdam V/Brawijaya, Mayjen TNI Widodo Iryansyah; Kapolda Jatim, Irjen Pol M Fadil Imran; Sekdaprov Jatim, Heru Tjahjono dan Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Provinsi Jatim, Suban Wahyudiono.

“Bantuan alat kesehatan dan tenaga medis ini bentuk kepeduilan dari Panglima TNI untuk Jatim dan sekitarnya. Kami serahkan ke Pangdam V/Brawijaya, sekaligus beliau yang mengatur peruntukannya,” kata Marsda TNI Imran Baidirus.

Apa yang diberikan ini, sambung Imran, merupakan langkah kepedulian terhadap penanganan COVID-19. Khususnya dalam hal ini Panglima TNI peduli akan percepatan penanganan COVID-19 di Jawa Timur, terutama di Surabaya. Dan bertujuan untuk menekan angka penyebaran pandemi virus corona.

Masih kata Imran, bantuan ini sekaligus sebagai realisasi apa yang pernah disampaikan beberapa waktu lalu. “Bantuan ini merupakan tindak lanjut dari apa yang pernah saya sampaian beberapa waktu lalu,” ungkapnya.

Dari Kodam V/Brawijaya, sambung Imran, hasil koordinasi ternyata membutuhkan tenaga medis. Sehingga pihaknya memberi 30 tenaga medis yang terdiri dari 10 dokter yaitu 5 dokter umum, 3 dokter paru dan 2 dokter anastesi. Kemudian ditambah 20 orang perawat.

“Kami serahkan ke Pangdam untuk tindak lanjut penggunaan alkes dan pengarahan tugas-tugas tenaga medis. Khususnya untuk Jawa Timur, termasuk Pemkot Surabaya. Nantinya Pangdam yang akan mengatur bagaimana mekanisme di lapangan,” tegasnya.

Bantuan alkes dan tenaga medis ini diakuinya tidak maksimal jika tidak ada peran semua elemen masyarakat dan stakeholder terkait. Pihaknya pun berharap adanya sinergitas yang nyata dari semua pihak. Khususnya dalam upaya mengatasi maupun menekan angka pertumbuhan COVID-19 di Jawa Timur. Sehingga angka penyebaran COVID-19 dapat ditekan seminim mungkin.

“Kuncinya adalah kesadaran kita, terutama disiplin seluruh komponen masyarakat. Inilah yang paling efektif untuk menekan angka perkembangan atau pertumbuhan pandemi virus corona di Jawa Timur,” pungkasnya. [bed]

Tags: