Panglima Instruksikan Prajurit Gelar Nonton Bareng Film G30S/PKI

Panglima TNI Jendral Gatot Nurmantiyo saat berziarah di Makam Proklamator Ir. Soekarno di Kelurahan Bendogerit Kecamatan Sananwetan Kota Blitar.

Kota Blitar, Bhirawa
Memperingatan Hari Jadi Tentara Nasional Indonesia ke-72, kedua kalinya Panglima TNI Jendral Gatot Nurmantyo berziarah ke makam presiden pertama RI Ir. Soekarno. Kemudian rombongan berangkat ke makam Presiden ke 4,  KH Abdurrahman Wahid di Jombang, Senin (18/9) kemarin. Pada kesempatan itu, orang nomor satu di jajaran TNI itu menginstruksikan agar seluruh prajurit menggelar nonton bareng film G30S/PKI.
Kedatangan rombongan petinggi TNI sekitar pukul 10.30 WIB, Panglima TNI Jendral Gatot Nurmantiyo didampingi Kepala Satuan Angkatan Darat (KSAD), Kepala Satuan Angkatan Udara (KSAU), serta Kepala Satuan Angkatan Laut (KSAL) dan para Kepala Staf serta Panglima Komando Utama tiba di makam Bung Karno yang langsung disambut Gubernur Jatim, Soekarwo serta para pejabat daerah, seperti Wali Kota Blitar, Samanhudi Anwar, Bupati Blitar, Rijanto, Ketua DPRD Kabupaten Blitar, Suwito Saren Satoto serta Forpimda.
Panglima TNI Jendral Gatot Nurmantiyo usai ziarah mengatakan jika agenda ziarah kali ini tidak hanya ke makam Bung Karno saja, dimana sama seperti tahun sebelumnya rombongan juga berziarah ke makam Presiden RI yang telah wafat, seperti makam KH. Abdurrahman Wahid di pondok pesantren Tebu Ireng  Jombang dan makam mantan presiden Soeharto di Astana Giri Bangun di Jawa Tengah, serta panglima TNI pertama Jenderal Soedirman.
Namun yang membedakan tahun ini selain ke makam Mantan Presiden, sebagai Panglima tertinggi TNI dan Jendral Soedirman, rombongan juga akan berziarah ke Makam Pahlawan di Dili, Timor Leste.
“Kegiatan ziarah ini kita mulai tahun kemarin dan tujuannya adalah  mendoakan para pejuang yang telah mendahului kita dan juga sebagai bentuk rasa hormat terhadap perjuangan mereka,” kata Gatot Nurmantiyo.
Pada kesempatan itu, Panglima TNI Jendral Gatot Nurmantiyo juga  menjelaskan terkait dengan  instruksi agar seluruh prajuritnya untuk menggelar nonton bareng film  G30S/PKI. Menurutnya tidak ada tujuan lain terkait instruksi itu kecuali untuk mengingat sejarah bangsa Indonesia.  Karena menurutnya tujuan pemutaran film  G30S/PKI itu adalah untuk mengingatkan generasi muda tentang sejarah bangsa.
“Ini sangat penting untuk mengajak generasi muda membaca sejarah, karena seperti anak saya saja juga belum tahu banyak tentang hal itu,” jelas Jendral Gatot Nurmantiyo.
Lebih jauh saat ditanya terkait banyaknya Ormas yang memprotes pemutaran  film  G30S/PKI, Jendral Gatot Nurmantiyo menegaskan jika yang berhak melarang hanya pemerintah. Bahkan Menteri Dalam Negeri juga sudah memberikan lampu hijau terkait hal itu.
“Emang gua pikirin, Mendagri saja sudah bilang silahkan. Mau jadi apa bangsa ini jika kita tidak boleh menceritakan sejarah,” tegasnya.
Menurut Panglima Gatot, penting untuk generasi muda sekarang ini agar tidak terpengaruh berita hoax. Pemutaran film G 30 S/PKI dikatakannya bukan untuk memberikan gambaran kepada anak bangsa, jangan sampai terjadi lagi peristiwa kelam. ”Jangan sampai generasi kita terkotak-kotak. Tujuannya memberikan gambaran jangan sampai peristiwa pahit dan hitam terjadi lagi,” imbuhnya.
Ia juga membantah adanya dugaan konflik internal di tubuh TNI dalam film itu, yakni penggunaan kawasan Lubang Buaya yang notabene dekat dengan pangkalan TNI AU? ”Tidak ada konflik internal di tubuh TNI. Itu hoax. Kebetulan saat itu kawasan kebun karet di Lubang Buaya cenderung sepi, sehingga dijadikan markas G 30 S/PKI,” tegasnya.
Sementara terkait kegiatan ziarah ke makam pahlawan nasional, KH Hasyim Asy’ari, Panglima Gatot Nurmantyo mengatakan ziarah pahlawan adalah untuk mengingatkan kepada semua prajurit TNI dan keluarga besar TNI bahwa perjuangan bangsa ini juga dilakukan para ulama dan santri.
“Saat TNI baru berumur satu bulan, dapat kabar pihak Sekutu akan mendarat di Surabaya. Panglima Soedirman lapor ke KH Hasyim Asy’ari, dan meminta solusinya apa. Kemudian munculnya fatwa Jihad dari beliau, yang dimakamkan disini ini,” ungkapnya.
Atas Fatwa Jihad KH Hasyim Asyari, seluruh santri yang jumlahnya puluhan ribu bersama prajurit TNI kemudian melakukan perlawanan terhadap sekutu. ”Bangsa ini tidak takut mati. Kalau dihitung ada 60 ribu korban. Dan perlu saya ingatkan, bahwa yang membunuh Jendral Malaby adalah santri, yang menurunkan dan merobek bendera adalah santri,” tandas Panglima Gatot menyampaikan.
Nampak dalam kegiatan ziarah ke Makam KH Hasyim Asyari dan Presiden Gus Dur, di Komplek Pesantren Tebuireng, Panglima TNI didampingi Gubernur Soekarwo, Wabup Jombang, Hj Mundjidah Wahab. [htn,rur]

Tags: