Panik, Warga Rela Antre Berjam-jam hingga Ada Kendaraan Solar Keliru Isi Premium

Antrean kendaraan mengular di SPBU di Surabaya setelah pengumuman kenaikan BBM bersubdisi oleh pemerintah, Senin (17/11) malam.

Antrean kendaraan mengular di SPBU di Surabaya setelah pengumuman kenaikan BBM bersubdisi oleh pemerintah, Senin (17/11) malam.

Kota Surabaya, Bhirawa
Pasca pengumuman kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM)bersubsidi  oleh pemerintah, Senin (17/11) malam, warga Surabaya mendadak memadati sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU). Kepanikan masyarakat terjadi hampir di setiap titik SPBU yang menyebar di Kota pahlawan. Seluruh SPBU yang masih buka diserbu oleh masyarakat yang ingin mendapatkan harga BBM lama.
Para pengendara roda dua maupun roda empat atau lebih rela antri demi mendapatkan BBM dengan harga lama. Tak hanya mobil pribadi, angkutan umum juga rela mengantri berjam-jam demi mendapatkan BBM berjenis solar.
Pantauan Bhirawa di SPBU 54601100 yang terletak di Ngagel, antrian panjang terlihat sekitar pukul 21.00 WIB. SPBU yang luasnya cukup luas ini terlihat penuh dengan kendaraan bermotor. Terlihat juga pihak kepolisian setempat turun jalan untuk mengatur arus lalu lintas.  “Ngene iki aku nyesel milih Jokowi wingi, weroh ngono gak nyoblos deke (gini ini aku menyesal milih Jokowi kemarin, tau gitu tidak mencoblos dia),” kata seseorang yang tiba-tiba mendatangi Bhirawa saat mengambil gambar antrian di SPBU Ngagel, Senin (17/11) malam.
Antrian panjang ini membuat kesal warga. Beberapa di antaranya  ada yang memilih meninggalkan antrian yang makin bertambah panjang mendekati pukul 24.00. ” Besok saja saya ngisinya, orang rumah tidak bisa ditinggal. Saya tadi ikut antri karena tak tahu kalau BBM mau naik sebelumnya,” cetus  Rita (38) yang datang sembari  membonceng anaknya.
Meski antrian mengular, petugas SPBU tetap melayani. Selain itu juga tidak ada pembatasan pembelian. ” Saya belum tahu stok BBM di sini, karena baru pergantian sift sama yang pagi. Tapi saya pastikan aman sampai jam 12 malam nanti. Setelah itu diberlakukan harga baru,” kata pengawas SPBU Ngagel tanpa menyebutkan stok BBM di SPBU tersebut.
Antrian ratusan kendaraaan bermotor untuk mengisi BBM subsidi dengan harga lama juga terjadi di SPBU Jl Dr Soetomo Surabaya. Ada kejadian menarik di sini. Saking paniknya,  ada pemilik mobil solar salah isi premium. Pengendara Innova solar dengan PDnya mengisi kendaraannya dengan premium.  Beruntungnya belum sampai banyak dia tersadar salah isi BBM. Dan memilih meninggalkan SPBU.  “Solar di kendaraan masih ada tapi saya mau isi full tank sebelum harga naik. Saat di SPBU tanpa saya cek petugas langsung mengisi premium . Untungnya beberapa saat saya tersadar dan menghentikan. Akhirnya saya putuskan keluar dari antrian dan pulang,” kata Arif (43), warga daerah Ciliwung.
Selain itu, pantauan di SPBU 5460167 yang terletak di Jalan Diponegoro juga terjadi antrian panjang. Antrian itu sampai memakan separo Jalan Diponegoro. Terlihat juga, beberapa mobil memutar balik karena antrian lebih dari 500 meter. Antrian yang mengular ini berjalan dengan tertib tanpa ada yang menyerobot apalagi  lima polisi dari Polsek Wonokromo ikut mengatur antrian serta lalu lalang kendaraan bermotor yang melintas di dekat SPBU. Namun, rata-rata mereka mengaku kecewa dengan kenaikan harga BBM bersubsidi secara tiba-tiba.  “Gak pernah ada sosialisasi sebelumnya. Juga tidak tahu alasannya kenapa dinaikkan pada saat harga minyak dunia turun. Ini gak masuk akal,” kata Warsito (34), warga Pakis.
Tepat pukul 23.30, SPBU Diponegoro ditutup karena untuk mengganti harga BBM dari Rp 6.500 menjadi Rp 8.500 per liter untuk premium subsidi yang ada pada meteran harga pengisian BBM. Serta solar dari harga Rp 5.500 menjadi Rp 7.500 per liter. Atau  kenaikan solar dan premium subsidi adalah Rp 2.000.
” Proses penggantian harga pada meteran pengisian BBM hanya main remote, tetapi ada juga yang pakai manual. Untuk mengganti harga pada meteran cukup membutuhkan waktu 10-15an menit,” terang Teguh Hadi, Pengawas SPBU 5460167 Diponegoro.
Pihak kepolisian yang menjaga di lokasi SPBU di Diponegoro juga memantau para pekerja SPBU, dikhawatirkan ada stok yang ditimbun sebelum detik-detik kenaikan harga BBM. ” Stok di sini aman, tidak ada tanda-tanda penimbunan BBM,” ucap salah satu polisi yang menjaga.
Sekedar diketahui, Presiden Jokowi  resmi mengumumkan perubahan harga BBM subsidi jenis premium  dari Rp 6.500 menjadi Rp 8. 500 per liternya. Dan untuk jenis solar menjadi Rp 7.500 dari Rp 5.500 per liternya. [geh]

Tags: