Panitia SBMPTN Mulai Curiga Modus Perjokian

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

Pendaftar SBMPTN Tembus Angka 30 Ribu
Surabaya, Bhirawa
Panitia Lokal (Panlok) 50 wilayah Surabaya semakin mawas diri dengan beragam modus kecurangan yang mungkin terjadi dalam pelaksanaan ujian tulis Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) 9 Juni mendatang. Apalagi sejumlah hal mencurigakan mulai tampak selama masa pendaftaran ini.
Diungkapkan Humas SBMPTN Panitia Lokal (panlok) 50 Surabaya Bekti Cahyo Hidayanto, ada kecurigaan terhadap para peserta yang tidak mencantumkan foto diri saat mendaftar. Menurutnya, ini bisa dijadikan sebagai salah satu modus perjokian. Fakta ini bahkan dilakukan oleh lebih dari 500 pendaftar dari 30.159 pendaftar yang masuk hingga Sabtu (23/5) pukul 20.00. Pendaftar tersebut terdiri dari Saintek 12.424 peserta, Soshum 13.420 peserta dan Campuran 4.315 peserta.
Bekti mengatakan, permasalahan foto peserta terjadi karena beberapa faktor. Di antaranya foto yang diunggah tidak memenuhi standar yang ditetapkan, terutama ukuran foto yang diunggah terlalu besar. Bekti menerangkan, foto seharusnya diunggah menggunakan format JPEG atau PNG dengan ukuran maksimal 100 kilobyte (KB) dan resolusi 400 x 600 pixels.
“Para peserta ini sudah dihubungi melalui SMS, telepon, maupun email agar segera mengunggah atau memperbaiki foto. Namun respon peserta terhadap informasi panitia sangatlah rendah. Baru 30% yang memberikan respon positif,” kata Bekti dihubungi, Minggu (24/5).
Kecurigaan ini menguat ketika sejumlah pendaftar mengaku sudah memasang foto dengan benar ketika diminta untuk memperbaiki. Pengakuan ini cukup aneh karena panitia memiliki ABHP (Album Bukti Hadir Peserta) yang sesuai dengan sistem pendaftaran. Jika peserta sudah mencantumkan foto, di ABHP pasti tertera datanya. “Tidak ada fotonya kok merasa tidak ada yang kurang,” heran Bekti.
Bekti melanjutkan, pengosongan foto ini diduga merupakan modus perjokian. Caranya, menjelang ujian dimulai joki akan mendatangi panitia SBMPTN dengan membawa foto. Foto ini dipakai di kartu peserta yang kolom fotonya dengan sengaja dikosongi. Meskipun panitia akan mencocokkan identitas yang tertera di kartu pendaftaran dengan KTP atau lainnya, joki sudah mempersiapkan dengan memalsukan semuanya.
“Tentu kami akan mengantisipasi ini semua. Bisa jadi kejadian tahun lalu terulang. Di mana ada sekitar 7.000-an peserta SBMPTN secara nasional yang fotonya bermasalah dan diizinkan ikut ujian, tapi tidak diloloskan seleksi,” ungkapnya.
Humas SBMPTN dari Unesa Putri Aisyiyah menambahkan, jika peserta kesulitan mengubah ukuran foto, mereka bisa langsung mengirim foto asli ke email panitia. Pihaknya yang akan memperbaiki foto tersebut. Jangan sampai para peserta baru memberikan respon pada hari-hari akhir pendaftaran sehingga terjadi penumpukan dan menghambat proses. “Hal ini tentu akan merugikan pendaftar sendiri,” tandasnya. [tam]

Tags: