Pantai Watu Karung, Keindahannya Membuat Semakin Betah

Saung yang bisa dinikmati wisatawan untuk melihat keindahan pantai.

Saung yang bisa dinikmati wisatawan untuk melihat keindahan pantai.

Tonjolkan Keasrian dan Perkuat Kesejahteraan Masyarakat Setempat
Kabupaten Pacitan, Bhirawa
Objek wisata pantai di Kabupaten Pacitan memang patut diacungi jempol. Jika dikelola dengan baik dengan mengedepankan keasrian dan kearifan lokal. Tentunya, seluruh pantai yang ada di Pacitan bisa dipenuhi wisatawan domestik dan mancanegara, dampaknya kembali lagi pada meningkatnya kesejahteraan masyarakat.
Pantai Watu Karung, perjalanan menuju pantai ini memang cukup jauh yaitu 30 km dengan memakan waktu sekitar 45 menit. Namun, perjalanan panjang itu terobati ketika sesampainya di pantai yang ternyata menyimpan sejuta sensasi tersendiri bagi wisatawan yang berkunjung.
Sebelum memasuki pantai tersebut, terdapat pos restribusi yang dikelola kelompok sadar wisata (pokdarwis) dengan membayar sekitar Rp 5000 per orang kalau sabtu dan minggu. Sedangkan hari biasa cukup murah dengan merogoh kocek Rp 3000.
Setelah keluar dari pos restribusi, pengunjung pastinya tidak langsung pada keindahan pantainya, namun yang terlihat puluhan perahu nelayan yang bersandar di depan pantai. Kemudian memasuki jalan pedesaan dimana banyak rumah warga yang sudah banyak tertuliskan homestay.
Untuk homestay dihargai mulai dari Rp 50 ribu sampai Rp 8 juta. Semuanya tergantung pada pelayanan dan sarana prasarana yang ada di masing-masing homestary. Tentunya, hal ini memudahkan wisatawan untuk berkunjung lebih lama di kawasan pantai yang indah ini. Apalagi di lokasi desa itu juga ada toko yang menyediakan berbagai kebutuhan pengunjung yang ada berkunjung.
Ketika berada di pantai Watu Karung, terlihat hamparan pasir putih yang cukup bersih. Ternyata kebersihan pantai sudah menjadi aturan dari warga yang juga diperuntukkan bagi pengunjung atau wisatawan yang datang menikmati pantai ini. Bahkan nampak beberapa bule atau wisatawan mancanegara yang sedang memanaskan badannya dibawah terik matahari di hamparan pasir tersebut.
Pantai itu memang cocok juga untuk keluarga, sebab pada bibir pantainya terdapat ombaknya yang kecil. Anak kecil akan betah jika bermain-main air yang jernih dan terlihat karangnya yang indah di pantai ini. Sementara, ombak yang besar berada beberapa ratus meter dari bibir pantai dan merupakan kesukaan dari para peselancar.
Jika lelah bermain di tepi pantai, tidak jauh kebelakang terdapat warung-warung yang siap menyediakan makanan dan minuman. Setiap warung-warung memiliki saung lesehan dan juga kursi-kursi yang langsung menghadap ke pantai. Makanan yang dijual berbagai macam, namun menu andalan biasanya tetap ada yaitu nasi goreng dan mie instan goreng. Namun, menu lainnya seperti ikan juga ada.
Misalkan saja, pasangan wisatawan mancanegara asal Swedia, Paul Streiff dan Climentine Marais yang memesan nasi goreng di salah satu watung. Menurut mereka, pantai Watu Karung sangat indah dan bagus untuk dikunjungi. “Saya mengetahui objek wisata ini (Watu Karung, red) dari salah satu majalah khusus perjalanan. Ternyata memang indah dan tidak kalah dengan wisata pantai lainnya,” kata mereka sambil menikmati nasi goreng di saung lesehan tepi pantai.
Tidak hanya wisatawan mancanegara yang menyukainya. Nampak beberapa kawan jurnalis juga turut menikmati pantai tersebut. Mereka juga tidak tanggung-tanggung membuka baju untuk bermain pasir dan air laut yang ada di sepanjang batu karang, dan bahkan berfoto bersama dengan para peselancar.
Salah satu wisatawan asal Perancis, Ellen yang juga seorang mengatakan, kalau dirinya sangat menyukai suasana pantai Watu Karung. Suasana alam dan masyarakatnya yang ramah membuatnya betah untuk tinggal rekreasi pantai ini.
“Saya lebih suka suasana pantai seperti ini dipertahankan, keasrian dan kenyamanannya. Saya juga suka dengan kearifan lokal yang ada di masyarakat setempat. Justru saya tidak suka jika kawasan pantai ini menjadi terlalu modern, nanti akan menjadi membosankan. Memang ada yang tidak suka seperti ini, namun kalau saya melihat suasana pantai seperti ini lebih baik lagi,’ katanya dalam menggunakan bahasa Inggris.
Bahkan, ia berencana keluar dari pekerjaannya di Perancis untuk bisa menjadi guru bahasa di Indonesia. “Sangat luar biasa tinggal di Indonesia dengan berbagai pesona alamnya yang indah,” ujarnya lagi.
Sementara, berkah atas banyaknya kunjungan wisatawan mendatangi pantai Watu Karung juga dirasakan salah satu pemilik warung makanan, Sarmini (38). Diakuinya, dalam sebulan pendapatan yang diterimanya mencapai Rp 4 juta – Rp 5 juta.
“Sudah dua tahun saya dagang di sini. Lumayan hasilnya berjualan makanan minuman disini. Bisa membantu kebutuhan di rumah. Kami juga ada pembinaan baik penataan warung sampai dengan penanganan bencana,” aku istri Slamet yang mengharapkan pantai Watu Karung bisa lebih banyak pengunjung yang datang.
Dikatakannya, wisatawan domestik yang banyak datang ke pantai tersebut pada hari Sabtu dan Minggu, sedangkan hari biasa lebih condong wisatawan mancanegara misal Australia, Spanyol, dan Perancis.
Dalam kesempatan ini, Kepala Desa Watu Karung, Wiwid Pheni Dwiantari mengatakan, pihaknya berupaya tetap menjadikan keasrian dan wawasan lingkungan pantai menjadi salah satu andalan kepariwisataan di Pantai Watu Karung ini.
“Selama ini warga sebisa mungkin menyiapkan dalam rangka pengembangan wisata dengan membangun mindset. Misalkan saja, warga kini sudah belajar bahasa inggris dan ibu nelayan juga condong ikut produktif berkarya diantaranya membatik. Harapannya, semua warga juga bisa merasakan kesejahteraan dengan adanya wisata ini,” katanya. [rac]

Tags: