Pantau Jentik, Bupati Jombang Sidak Rumah Warga

6-FOTO OPEN rur-Bupati_jentikJombang, Bhirawa
Bupati Nyono Suharli Wihandoko bersama Wakil Bupati Hj.Mundjidah Wahab, Senin (9/2) melakukan pemantauan jentik ke rumah sejumlah warga. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi semakin meluasnya wabah Demam Berdarah Dengue (DBD) yang terus bertamabh. Pasalnya korban DBD hingga minggu kedua Februari ini telah mencaai 174 orang.
Bersama pejabat Dinas Kesehatan dan juga Sekda Ita Triwibawati, dengan membawa sebuah senter kecil, Bupati mengamati saluran air/got serta beberapa tempat penampungan air yang berada di rumah warga bahkan hingga vas atau pot bunga yang ada airnya termasuk tempat minum burung.
”Yang kita lakukan ini adalah untuk mengantisipasi meluasnya DBD, karena kalau kita lihat  didaerah daerah lain lonjakan DBD masih tinggi sehingga Jombang perlu mengantisipasi hal itu, oleh karena itu perlu gerakan yang lebih maksimal lagi,” kata Bupati Nyono Suharli di sela-sela pemantauan.
Beberapa rumah warga yang di jujug adalah di Jalan Empu Kanwa dan Empu Nala,Desa Kepanjen Kecamatan Jombang. Bupati Nyono juga meminta warga untuk lebih giat mengadakan Pemberantasan Sarang    Nyamuk (PSN) secara rutin.
“Kita minta warga kalau dalam sehari tempat air sudah ada jentik nyamuknya, ya dalam setengah hari harus sudah diganti, pokoknya sesering mungkin,” tandasnya kepada salah satu warga. Kegiatan pemantauan dilakukan setelah dilaksanakannya Apel Kerja Karyawan karyawati Lingkup Pemkab Jombang pada Senin (9/2) di Lapangan Pemkab Jombang.
Bahkan Bupati tidak segan menguras bak mandi sebuah Musala yang berada di daerah tersebut karena dinilai airnya kotor dan ada jentik nyamuknya. Menurut Bupati, untuk mencegah penyebaran DBD yang paling efektif adalah dengan PSN yang indikatornya adalah angka bebas jentik (AJB).
Pemberantasan sarang nyamuk dengan gerakan 3 M, minimal seminggu 2 kali. Kegiatan pemeriksaan jentik oleh kader jumantik, waspadai demam berdarah jika ada anak, saudara dan orang-orang di sekitar menderita demam dan segera periksakan ke dokter atau fasilitas kesehatan terdekat.
“Segera lapor jika menemukan kasus yang diduga demam berdarah ke puskesmas terdekat untuk mendapat tindak lanjut dengan cepat,” pungkas orang nomor satu di Jombang seraya mengatakan kegiatan gerakan PSN secara besar besaran di Kabupaten Jombang yang akan dikoordinasikan oleh SKPD yang secara teknis dilaksanakan oleh Dinas kesehatan kabupaten Jombang mulai hari ini, Selasa (10/1).
Sementara itu, hingga kemarin, data korban DBD di kabupaten Jombang telah mencapai 174 orang dengan korban meninggal 4 orang. Data ini berbeda dengan temuan di masyarakat, yakni seorang balita berusia (7) bulan atas nama Fahri Zafran Anindito, meninggal 4 Februari lalu akibat serangan DBD saat menjalani perawatan di RSUD Jombang dan juga Vaninda (3) bulan.
Anak Slamet warga Kelurahan Sengon  Jombang ini meninggal pada 27 Januari setelah di rawat di RSUD Jombang. “Anak saya kena DB (Demam Berdarah). Dirawat delapan hari, hari kedelapan meninggal,” ungkap Slamet, orang tua Vaninda, saat ditemui di kediamannya, Minggu (8/2) kemarin.
Kader Jumantik
Sementara itu, melonjaknya kasus Demam Berdarah Di Kabupaten Kediri hingga sembilan Kali lipat dan ditetapkannya Kejadian Luar Biasa (KLB) DBD membuat Pemerintah Kabupaten Kediri memprioritaskan penaganan kasus DB ini.
Pemkab gencar melakukan Kegiatan pencegahan, penanggulangan dan pemberantasan DB seperti melakukan Fogging (pengasapan), sosialisasi PSN-DBD (Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue) dan 3M Plus. Tak hanya itu Bupati Kediri dr Haryanti Sutrisno juga meminta Dinas Kesehatan dan Dinas Pendidikan untuk bergerak cepat menanggapi KLB DBD ini dengan serius.
Menindaklanjuti Instruksi Bupati Kediri tersebut, maka Dinas Pendidikan Kabupaten Kediri melalui Kepala Bidang TK-SD Dinas Pendidikan Pemuda dan olah raga Drs. Sunaryo, SPd mengatakan bahwa Dinas telah mengumpulkan Kepala UPTD TK-SD, Kepala Sekolah TK – SD. “Hal ini untuk melakukan pencegahan, penanggulangan dan pemberantasan penyakit DBD melalui pembentukan Kader Jumantik PSN DBD yang handal di masing-masing sekolah,” terangnya.
Sementara itu pula, perkembangan penyakit menular khususnya Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Bojonegoro pada Tahun 2015 cenderung meningkat, Bupati pun menetapkan status KLB sebagaimana keputusan Bupati Bojonegoro No.188/79 KEP/412.11/2015 tentang kejadian luar biasa (KLB) Demam Berdarah Dengue (DBD) dan Penanggulanganya.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bojonegoro, Dr. Sunhadi Senin (9/2) mengatakan, wabah demam berdarah melanda di hampir semua kabupaten/kota di Jawa Timur. Walaupun di antara 36 Kabupaten/kota di Jawa Timur, Bojonegoro terbilang sangat rendah kasus DBD, namun keadaan ini harus tetap diantisipasi. “Pada Januari 2015 ini, kasus DBD dua kali lebih banyak dari tahun 2014 lalu,” tegasnya.
Dengan begitu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro menggratiskan biaya rumah sakit bagi pasien demam berdarah untuk menempati ruang kelas III baik di Puskesmas maupun Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)Bojonegoro. “Semua pasien penderita DBD khusus kelas III biaya digratiskan, tanpa dipungut biaya,”  katanya. [rur,van,bas]

Keterangan Foto : Bupati Jombang, Nyono Suharli Wihandoko bersama Wakil Bupati Hj. Mundjidah Wahab, saat melakukan pemantauan jentik ke rumah sejumlah warga, Senin (9/2).

Tags: