Pantau Luapan Lumpur Lapindo, Dosen Umsida Ciptakan Aplikasi Monitoring

Shazana bersama tim dalam sosialisasi aplikasi Blynk dalam mendeteksi getaran dan luapan lumpur.

Sidoarjo, Bhirawa
Bocornya pengeboran gas alam PT Lapindo Brantas mengkibatkan luapan lumpur yang menenggelamkan tiga kecamatan, yaitu Kecamatan Porong, Kecamatan Tanggulangin, dan Kecamatan Jabon. Bahkan, hingga kini kekhawatiran warga akan terjadinya banjir yang diakibatkan tanggul jebol.
Berangkat dari kekawatiran ini Dosen Teknik Elektro Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) melalui program hibah Pengabdian Kepada Masyarakat, Shazana Dhiya Ayuni, Jamaaluddin, dan Syahrorini merancang monitoring tanggul jebol dan getaran Lumpur Lapindo secara real time lewat Aplikasi Blynk.
“Kami rancang alat deteksi ini, dengan menempatkan sensor di sekitar tanggul Lumpur Lapindo. Data sensor akan dikirim lewat via Aplikasi Blynk ini,” ujar dia.
Lebih lanjut, melalui aplikasi ini, warga sekitar dapat memantau keadaan tanggul Lapindo kapan saja dan dimana saja. Sehingga mereka tetap merasa aman tinggal disekitar tanggul.
“Jadi kuat tempatkan dua sensor yang berfungsi untuk mendeteksi getaran saat tanggul akan jebol dan deteksi luapan lumpur,” imbuh dia.
Shazana melanjutkan, jika terjadi getaran pada tanggul tidak normal maka aplikasi akan mengirimkan notifkasi ‘Bahaya’. Sedangkan untuk luapan lumpur yang mengakibatkan banjir, aplikasi akan mengirimkan notifikasi ‘Awas Air Meluap’. Bagi masyarakat yang bermukim disekitar tanggul, bisa menggunakan aplikasi ini dengan mengunduh aplikasi Blynk di smartphone. Kemudian masukkan email tanggullapindo@gmail.com dengan password umsida2020.
“Tekan tombol play di pojok kanan atas. Aplikasi sudah bisa digunakan dimana saja kapan saja,” Jelas Shazana.
Kendati begitu, dalam proses pembuatannya Shazana dan tim menemui kendala saat pemasangan alat sensor karena medan yang dirasa sulit. Selain itu faktor hujan juga berpengaruh pada daya solar panel yang digunakan karena tidak adanya listrik.
“Sempat sensor getaran yang kita tanam kena lumpur karena kurang secure saat perekatan boxnya. Tapi sudah kami perbaiki dan bisa digunakan masyarakat sekitar,” urainya.
Kedepan, ia berencana selain digunakan dalam monitoring luapan Lumpur Lapindo, aplikasi ini akan dikembangkan untuk mitigasi bencana. Di samping itu juga akan didesain dengan menggunakan smartcam untuk melihat keadaan tanggul.
“Semoga dengan ini warga yang tinggal disekitar tanggul merasa aman. Karena waktu sosialisasi mereka khawatir tanggul yang makin tinggi bisa jebol kapan saja,” tandasnya.
Bersama mahasiswa Teknik Elektro Umsida, aplikasi ini di sosialisasikan kepada masyarakat yang tinggal disekitar tanggul khususnya di Desa Gempolsari. [ina.ach]

Tags: