Pantau Sembako, Wali Kota Mojokerto Blusukan ke Pasar

Wali Kota Mojokerto (tengah) memimpin sidak ke Pasar Kota Mojokerto, Rabu (26/11) kemarin.

Wali Kota Mojokerto (tengah) memimpin sidak ke Pasar Kota Mojokerto, Rabu (26/11) kemarin.

Kota Mojokerto, Bhirawa
Wali Kota Mojokerto Mas’ud Yunus blusukan ke Pasar Tanjung Anyar, Rabu (26/11) kemarin untuk memantau harga beberapa bahan pokok. Orang nomor satu  di Kota Mojokerto ini berdialog dengan sejumlah pedagang terkait harga dan ketersediaan bahan pokok pasca kenaikan BBM bersubsidi.
Beberapa pedagang sembako, sayur mayur dan bumbu dapur ditemui wali kota didampingi Plt Kadiskoperindag Maryono, Kepala Bappeko Harlistyati, serta beberapa pejabat lainnya. Pedagang yang ditemui diminta membeber harga komoditi, terutama  sembako.
Meski sempat menampung keluhan sejumlah pedagang soal belum stabilnya harga beberapa kebutuhan pokok, namun secara umum menurut Mas’ud Yunus harga-harga di pasar tradisional terbesar di Kota Mojokerto ini relatif stabil. “Tidak sampai terjadi gejolak. Dari penjelasan beberapa pedagang, harga-harga kebutuhan pokok masih relatif stabil. Harga cabai naik, karena belum musim panen. Sedang harga telur turun, karena stok yang cukup melimpah,” terang dia.
Untuk ketersediaan beras, ujar Mas’ud Yunus, berada di titik aman. “Stok beras Bulog aman hingga 17 bulan ke depan,” imbuh Mas’ud Yunus.
Stabilnya harga-harga kebutuhan pokok di pasar tradisional yang menjadi barometer pasar lainnya di kota dengan dua kecamatan ini menyebabkan pemerintah daerah tidak perlu menggelar operasi pasar. “Kita rasa belum perlu (operasi pasar). Karena harga-harga kebutuhan pokok masih stabil dan terjangkau masyarakat. Baru kalau memang ada gejolak pasar, harga menjadi tidak stabil, operasi pasar perlu digelar,” ujarnya.
Salah satu pedagang beras, Ahmad Fauzi mengatakan, beras jenis medium rata-rata naik Rp 800 per kg. “Selain karena imbas kenaikan harga BBM, juga di daerah belum ada panen. Gabah naik Rp 700 per kilogram, harga beras premium IR 64 dari Rp7.500 per kilogram menjadi Rp 8.300 per kilogram,” jelasnya.
Sementara di Kota Batu harga sembako berangsur naik pasca kenaikan BBM bersubsidi jenis premium dan solar.  Yang mengalami kenaikan signifikan adalah daging sapi, beras, gula pasir, tepung terigu, dan telur ayam.
Daging sapi tercatat naik Rp 18-20 ribu dari Rp 80 ribu menjadi Rp 98-100 ribu per kilogram. Sedangkan gula pasir juga mengalami kenaikan yang cukup banyak. Dari Rp 8.000 per kilogram menjadi Rp 9.500 per kilogram.
Sementara beras juga terpantau naik Rp 1.000 per kilogram dari Rp 8.000 menjadi Rp 9.000 per kilogram. Tepung terigu juga mengalami kenaikan dari sebelumnya Rp 6.400 menjadi Rp 7.000 per kilogram. Dan telur ayam petelur naik Rp 2.000-4.000 per kilogramnya dari Rp 13 ribu menjadi Rp 15-19.000 ribu per kilogram.
Sementara, barang yang ikut naik namun tidak hanya dipengaruhi kenaikan harga BBM adalah cabai. “Harga cabai rawit ini perkilonya Rp 60 ribu. Sedang mahal karena barang sulit,” ungkap Juminah, pedagang keperluan dapur di Pasar Besar Kota Batu. [kar,nas]

Tags: