Papua Nugini Minati Produk Sembako Jatim

Gubernur Jatim Dr H Soekarwo dan Gubernur Sandaun, Papua Nugini Amkat Mai saat membahas perjanjian kerjasama ekonomi di Gedung Grahadi Surabaya.

Gubernur Jatim Dr H Soekarwo dan Gubernur Sandaun, Papua Nugini Amkat Mai saat membahas perjanjian kerjasama ekonomi di Gedung Grahadi Surabaya.

Pemprov, Bhirawa
Gubernur Jatim Dr H Soekarwo menegaskan jika Provinsi Jatim siap membuka peluang kerjasama dengan Provinsi Sandaun, Papua Nugini. Kerjasama tersebut dititik beratkan pada bidang pangan, khususnya barang kebutuhan pokok atau sembako.
Pernyataan Gubernur Soekarwo itu disampaikan, saat menerima Gubernur Sandaun, Hon Amkat Mai, beserta delegasi dagangnya saat melakukan kunjungan ke Gedung Negara Grahadi Surabaya, Selasa (15/3). “Inti tujuannya, Papua Nugini ingin kerjasama sekaligus ingin belajar dengan Jatim untuk meningkatkan ekonomi,” kata Pakde Karwo, sapaan lekat Gubernur Soekarwo.
Menurut dia, pertemuan dan kerjasama ini merupakan yang pertama sepanjang sejarah Jatim. Gubernur Sandaun, Hon Amkat Mai, kata Pakde Karwo, kaget dengan prekonomian Jatim khususnya dalam bidang Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).
“Mereka kaget kontribusi UMKM terhadap PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) Jatim sebesar 54,98 persen atau senilai dengan Rp1.100 trilliun per tahun. Makanya mereka ingin kerjsama sekaligus belajar dengan Jatim,” katanya.
Mantan Sekdaprov Jatim ini mengatakan, sebenarnya kerjasama perdagangan Jatim dengan Papua Nugini sudah berlangsung sejak lama, namun masih kurang optimal. Pada 2015, ekspor Jatim ke Papua Nugini mencapai USD 16 juta, sedang impornya mencapai USD 4 juta, atau surplus  USD 12 juta. Karena itu, kerjasama ini perlu ditingkatkan dan diperluas.
“Melihat gambaran tersebut, Jatim ingin mempererat atau membangun kerjasama yang lebih erat dengan Papua Nugini terutama dengan Provinsi Sandaun. Roti yang diproduksi dari Jatim telah lama masuk disana, demikian pula sembilan bahan kebutuhan pokok,” ungkapnya.
Dalam pertemuan itu, Pakde Karwo menjelaskan kepada rombongan, bahwa Surabaya merupakan ibukota Provinsi Jatim, berpenduduk 38 juta yang tersebar di 38 kabupaten/kota. Mata pencaharian penduduk Jatim terbesar di bidang pertanian yang mencapai 36 persen, 17 persen di bidang industri,  sisanya di bidang perdagangan dan kegiatan lainnya.
Sedangkan eksport terbesar Jatim adalah perhiasan, disusul furniture, farmasi. Industri makanan dan minuman. Industri makanan dan minuman atau agro industri merupakan pemasok terbesar untuk kebutuhan negara Indonesia yaitu mencapai 20,6 persen.
Perdagangan  di Jatim menurut Pakde Karwo bisa berkembang karena didukung oleh sarana dan prasarana yang cukup memadai, yaitu terdapat tujuh pelabuhan antara lain Tanjung Perak, Teluk Lamong, pelabuhan di Lamongan, Tuban, Probolinggo dan Banyuwangi.
Namun, lanjut Pakde Karwo, yang terpenting bukan soal kerjasama di bidang bisnis soal ekonomi. Tetapi, menjalin hubungan bilateral dengan Papua Nugini. Sebab, menurut dia, selama ini hubungan Indonesia dengan Papua Nugini belum terjalin dengan baik, karena pemerintah Papua Nugini yang lama tidak pro Indonesia.
Sedangkan pemerintah yang terpilih saat ini, kata dia, pemerintah pro dengan Indonesia. Dengan menjalin hubungan ini, Pakde Karwo optimis bisa membantu hubungan Papua Nugini dengan Indonesia berjalan dengan baik. “Yang terpenting hubungan Papua Nugini dengan kita dulu, ini momen baik untuk jalin hubungan. Jika berjalan baik, hubungan Indonesia dengan Papua Nugini bisa kembali berjalan baik juga,” katanya.
Sementara itu, Gubernur Papua Nugini, Hon Amkat Mai mengatakan kunjungan ke provinsi Jatim untuk menjalin kembali kerjasama Provinsi Sundown dengan provinsi Jatim, baik dibidang Ekonomi. “Saya berterima kasih telah diterima ramah oleh Gubernur Soekarwo, dan dengan adanya kunjungan ini saya berharap hubungan kedua daerah yang berbeda negara ini bisa ditingkatkan, karena adanya jalinan keluarga yang sejak lama sudah terhubung,” ujarnya. [iib]

Tags: