Parkir Langganan di Sidoarjo Setor Rp28 M

foto ilustrasi

Sidoarjo, Bhirawa
Sebagai wilayah urban dan bergerak di bidang jasa, perindustrian dan perdagangan, potensiparkir di Kab Sidoarjo sungguh luar biasa. Karenanya parkir langganan yang diterapkan Sidoarjo mampu setor untuk Pendapatan Asli Daerah (PAD) mencapai miliaran. Pada tahun 2016 lalu setoran untuk PAD mencapai Rp28 M.
Meski demikian disampaikan Kepala Dinas Kominfo Kab Sidoarjo, Drs Siswoyo, pelaksanaan parkir langganan di Sidoarjo masih ada hambatan dan tantangannya. Seperti masih ditemui juru parkir yang masih menarik lagi biaya parkir pada warga Sidoarjo.
”Padahal seharusnya gratis.Ini kekurangan yang masih kita alami,” terang Siswoyo, pada pejabat dari Pemkot Kerawang, Jabar, yang Rabu (12/4) kemarin datang ke Sidoarjo, belajar pelaksaan parkir langganan.
Disampaikan Siswoyo, para Jukir itu sebetulmya sudah digaji. Setiap bulan menerima Rp750 ribu. Karena itu, kalau sampai ada yang tetap menarik biaya parkir dan sudah mendapatkan peringatan berkali-kali tetap bandel, maka sanksinya adalah pemecatan.
”Sudah beberapa orang Jukir nakal yang kita pecat, agar bisa jadi efek jera bagi jukir yang lain, supaya tidak ditiru,” kata Siswoyo, yang pernah menjabat sebagai Sekretaris Dinas Perhubungan Sidoarjo itu.
Menurut Siswoyo, melaksanakan program parkir langganan harus ada good will antara Eksekutif dan Dewan dan pihak Forkopimda. Agar program ini mampu menghasilkan PAD tapi juga pelaksanaanya di lapangan bisa tertib. Sebab kadang pula ada ditemukan beking-membekingi dalam program parkir langganan ini.
Disampaikan Siswoyo, di Jatim dari 38 Kab/kota yang ada, yang melaksanakan program parkir langganan ada 30 Kab/Kota. Di Kota Kerawang, program parkir langganan bisa diterapkan, karena kondisi potensinya sama dengan Kab Sidoarjo.
Sementara itu disampaikan Dedik Irwanto, Kepala UPT Parkir Langganan Dishub Sidoarjo, jumlah Jukir yang dimiliki Dishub Sidoarjo untuk program parkir langganan ini sebanyak 530 personil. Ia mengakui masih adanya Jukir nakal yang masih menarik lagi biaya parkir masih menjadi masalah.
”Sudah kami larang, tapi kadang jukir beralasan ia tidak minta tapi diberi secara sukarela,” ujarnya. [kus)

Tags: