Parpol Surabaya Mulai Tentukan Sikap di Pilkada

Pilkada SurabayaSurabaya,Bhirawa
Meskipun belum ada penetapan dari KPU, tampaknya pasangan calon (paslon) Rasiyo-Lucy diperkirakan bakal memenuhi syarat (MS) , namun sejumlah partai mulai berancang mengambil sikap dalam Pilkada 2015.
Partai Kebangkitan Bangsa(PKB) Surabaya dikonfirmasi menyatakan bakal melakukan konsolidasi partai untuk segera menentukan sikap dukungan di Pilkada tahun ini. Seperti yang dikatakan Ketua DPC PKB Surabaya, Syamsul Arifin, partainya akan segera mengambil sikap terkait arah dukungan yang akan diberikan kepada salah satu paslon. Sebelum menentukan arah dukungan, upaya yang dilakukan yakni menggelar rapat serta mendengarkan aspirasi  yang seluas-luasnya dari bawah tentang paslon mama yang dikehendaki.
“Kebetulan malam ini kami akan menggelar rapat di DPC. Salah satu bahasannya yaitu tentang arah dukungan partai kepada paslon di Pilwali Surabaya. Siapa yang akan kita dukung nantinya,” terang Syamsul, Minggu(13/9).
Selain menggelar rapat, pihaknya juga akan mendengarkan aspirasi kader dan konstituennya di tingkatan bawah. Suara dari bawah juga akan menjadi pertimbangan bagi DPC untuk menentukan dukungan.
“Kami mohon waktu, tunggu dalam 2-3 hari ini akan ada keputusan terkait dukungan PKB. Yang pasti PKB akan memberikan dukungan dan suaranya kepada salah satu paslon. Itu komitmen kami,” tandas Syamsul.
Sedangkan DPD Partai Golkar Jatim menegaskan bahwa partainya belum akan memberikan dukungan suara kepada salah satu paslon sebelum KPU resmi melakukan penetapan terhadap keduanya. Penentuan arah dukungan partai berlambang pohon beringin pastinya bakal diberikan kepada paslon yang memang dikehendakl oleh warga Surabaya.
”Kami menunggu penetapan oleh KPU terlebih dulu. Bila sudah ditetapkan barulah kami akan bersikap,” ujar Sekretaris DPD Partai Golkar Jatim kubu Aburizal Bakrie, Gesang Budiarso.
Ditanya kemana kemungkinan besar suara konstituen Partai Golkar nantinya akan diarahkan, Gesang menuturkan bahwa dalam Pileg lalu, di Surabaya Golkar meraup sekitar 62 ribu suara. Pihaknya memastikan bahwa suara Partai Golkar nantinya akan diberikan kepada paslon yang punya peluang memenangkan perhelatan Pilwali Surabaya.
“Kita tentunya akan dukung paslon yang pasti menang. Untuk apa memberikan dukungan kepada yang kalah,” ungkap Gesang.
Sedangkan Partai Hanura Surabaya menegaskan bahwa pihaknya dalam waktu dekat akan menggelar pertemuan dengan para pengurus di tingkatan PAC untuk menentukan arah kebijakan partai sehubungan dengan dukungan suara di Pilwali Surabaya. Diharapkan hasil dari pertemuan itu nantinya akan bisa dihasilkan keputusan siapa paslon yang akan didukung oleh Hanura.
“Secepatnya kami akan menyampaikan sikap resmi partai terkait Pilwali Surabaya. Kepada siapa suara kami akan kami berikan,” kata Ketua DPC Hanura Surabaya, Onny Phillipus.
Onny menambahkan bahwa partainya bisa menyumbangkan sekitra 62 ribu suara dalam Pilwali Surabaya. Ini berbekal dari hasil perolehan suara dalam Pileg lalu. Pihaknya optimis suara dai para kader Hanura bakal solid.
“Kalau nanti partai telah memutuskan mendukung salah satu paslon, pasti kebijakan partai itu akan kita sosialisasikan hingga tingkatan bawah,” tutur Onny.
Berbeda dengan Partai Nasdem Surabaya yang memilih untuk abstain dalam memberikan dukungan di Pilwali Surabaya. Ditegaskan Sekretaris DPD Nasdem Surabaya, Vincensius Awey, sikap abstain itu diambil karena melihat proses Pilwali Surabaya hingga saat ini telah melanggar aturan.
“Kendati yang nampak di permukaan saat ini adalah dua pasangan calon (paslon) yang telah mendaftar di KPU Surabaya, namun Partai Nasdem Surabaya saat ini tetap mengibarkan bendera putih dalam bahasa lainnya abstain. Nasdem tidak akan mengarahkan konstituen dan simpatisan Nasdem Surabaya untuk memberikan dukungan dan memilih satu diantara kedua  paslon yang ada saat ini,” tandasnya.
Menurut politisi yang juga anggota Komisi C DPRD Surabaya ini, pertimbangan partainya memilih abstain dikarenakan dari semula ada perbedaan cara pandang dan sikap politik antara Nasdem dengan parpol koalisi. Kemudian dengan berjalannya waktu diperparah lagi dengan  kebijakan Bawaslu.
“KPU sebagai penyelenggara Pilwali Surabaya tampak seperti dagelan, amburadul dan cenderung mengarah kepada penyimpangan terhadap aturan perundang-undangan. Bila KPU sebagai penyelenggara saja tidak mematuhi aturan yang ada, lantas bagaimana dengan para peserta pemilunya,” tuturnya.
Nasdem memandang bahwa Pilwali Surabaya ini akan rawan dengan gugatan serta dalam prosesnya nanti akan menyita banyak waktu, pikiran serta satu sama lainnya untuk saling lempar gugatan. “Siapapun pemenangnya sepertinya akan rawan gugatan,” tukasnya.
Sementara dari PKS  masih bersikukuh  bahwa pelaksanaan Pilkada Surabaya masih rentan gugatan. Untuk itu Sekretaris DPD PKS Surabaya, Achmad Zakaria menyatakan  sikap PKS untuk Pilkada Surabaya, sesuai arahan DPW masih bersifat netral atau belum menentukan sikap.
Karena, lannjutnya, berpendapat bahwa Surat Edaran KPU 449 yang menjadi dasar KPU membuka pendaftaran paslon tahap 3 dan 4, rawan digugat , karena pijakan hukumnya lemah. Teknis komunikasi kepada kader dan simpatisan akan dirumuskan setelah melihat dinamika politik terakhir., termasuk menunggu hasil musda mendatang. [gat.geh]

Tags: