Pasang Dua CCTV Awasi Peningkatan Aktivitas Gunung Bromo

Pura Agung Poten Luhur yang berada di lautan pasir Gunung Bromo.[wiwit agus pribadi/bhirawa]

Pemkab.Probolinggo, Bhirawa
BPBD kabupaten Probolinggo memasang dua CCTV untuk memantau aktivitas Gunung Bromo. Dua CCTV tersebut dipasang di puncak Mentigen dan Seruni Point.

“Kita pasang dua kamera CCTV dengan kualitas terbaik, dan bisa berputar arah 360 derajat. Dan hasil kamera bisa menembus kabut, dan nantinya akan terus update kecanggihan bisa merekam saat malam hari dengan zoom, dan hasil visualnya jelas dan bagus”, diungkapkan Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Probolinggo, Anggit Hermanuadi, Minggu (31/1).

Pemasangan CCTV ini, lajjutnya merupakan upaya untuk deteksi dini kondisi Bromo . “Agar di saat terjadi erupsi, bisa kita pantau terus setiap harinya. Agar dampak dari bencana alam gunung api dari Gunung Bromo, bisa diantisipasi sejak dini,” katanya.

Hasil kamera CCTV, bisa dilihat di web resmi BPBD Kabupaten Probolinggo. Jadi masyarakat bisa melihat setiap hari kondisi terkini terlebih dulu, jika ingin berkunjung dan berwisata ke Gunung Bromo.

Aktivitas Gunung Bromo terus dipantau hingga Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Probolinggo, memasang kamera pengintai. Dengan kamera pengintai ini diharapkan perkembangan aktivitas gunung dapat diketahui secara cepat dan akurat yang nantinya informasi bukan hanya bisa digunakan bukan hanya untuk kalangan internal tetapi juga masyarakat luas.

Menurut Anggit Hermanuadi, dengan tambahan perangkat pendukung lain, aktivitas Gunung Bromo dapat diakses masyarakat sehingga akurasi info data tidak diragukan lagi. Namun untuk sementara CCTV ini bisa dipantau di internal BPBD.

“Dengan terkoneksi internet, kita bisa memantau aktivitas Gunung Bromo dari kantor BPBD dan tim URC bisa dengan cepat ke TKP,” ujarnya.

BPBD Probolinggo juga berkoordinasi dengan pos pantau Gunung Api Bromo. Untuk saat ini Gunung Bromo dalam status waspada atau level 2 dan aman dikunjungi asal tidak masuk ke zona larangan.”Bisa bermanfaat bagi traveling” jelas Anggit.

Pemerintah dan BPBD Probolinggo mengimbau masyarakat maupun pengunjung lebih hati-hati di musim hujan. Sebab, tebing di sepanjang jalan menuju Gunung Bromo rawan longsor. Kemudian selalu mematuhi imbauan petugas PVMBG (Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi) dan TNBTS (Taman Nasional Bromo Tengger Semeru) selaku pengelola wisata Gunung Bromo.

“Wajib patuhi imbauan petugas dari PVMBG dan TNBTS, karena aktivitas salah satu gunung tercantik di dunia fluktuatif, dan radius aman 1 kilometer dari bibir kawah,” tutur Anggit.

Selain itu , lanjutnya, aktifitas dua ekor macan tutul terekam kamera trap milik Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) juga perlu diwaspadai. Macan tutul itu terekam ada di sisi timur Gunung Semeru. Jaraknya sekitar tiga kilometer dari arah luncuran awan panas Gunung Semeru, saat erupsi beberapa waktu lalu. Rekaman kamera trap itu ditunjukkan oleh pengelola TNBTS wilayah empat di Kecamatan Candipuro, Lumajang.

Namun wartawan tidak diperkenankan merekam secara utuh video macan tutul tersebut. Karena dikhawatirkan keberadaan hewan yang dilindungi tersebut diketahui orang tak bertanggung jawab. Sehingga rawan menjadi tujuan perburuan liar.

Menurut seorang petugas, dua macan tutul yang terekam merupakan jenis panthera pardus melas. Satu ekor berjenis kelamin jantan. Sedangkan satu ekor lainnya masih belum diketahui jenis kelaminnya.

“Dua ekor macan tutul terekam kamera trap TNBTS,” ujar Kepala Seksi Wilayah IV TNBTS, Wisnu.

Petugas memasang 14 kamera pada saat Gunung Semeru belum erupsi. Setelah terjadi erupsi, kamera tersebut diambil dan merekam keberadaan macan tutul tersebut. Dari 14 kamera yang terpasang, 12 kamera merekam keberadaan macan tutul tersebut. Selanjutnya, petugas TNBTS akan melakukan pemantauan secara berkala di lokasi-lokasi yang ditemukan rekaman macan tutul tersebut.

“Kita akan melakukan pemantauan di lokasi yang sempat terekam macan tutul tersebut,” tandas Wisnu.

Selain merekam keberadaan macan tutul, kamera trap tersebut juga merekam keberadaan hewan-hewan lain. Seperti kijang, musang, tupai dan sejumlah burung langka. Di antaranya elang jawa. Berikut tujuh fakta Gunung Bromo yakni Gunung Bromo merupakan gunung berapi yang masih aktif. Tingginya 2.329 mdpl. Untuk mendakinya, traveler dimudahkan dengan adanya anak 250-an tangga.

Asal nama Gunung Bromo dari Brahma, salah satu dewa di agama Hindu. Dalam bahasa Sanskerta dieja sebagai Brama. Gunung ini dianggap suci oleh Suku Tengger yang mendiami sekitar Gunung Bromo. Mereka mengadakan ritual Kasodo setahun sekali.

Di kaki Gunung Bromo terdapat pura Hindu, Pura Luhur Ponten. Pura, yang dibangun pada 2000, itu digunakan untuk sembahyang umat Hindu Tengger. Gunung Bromo merupakan salah satu dari gunung di kompleks Pegunungan Tengger. Gunung lain yang berada di sana adalah Gunung Batok (2.440 mdpl), Gunung Widodaren (2.614 mdpl), Gunung Watangan (2.601 mdpl), dan Gunung Kursi (2.581 mdpl).

Gunung Bromo berada di empat kabupaten sekaligus; Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Lumajang, dan Kabupaten Malang. Di kawasan ini juga ada area bukit, yang kerap disebut sebagai Bukit Teletubbies. Kawasan ini ada di selatan Gunung Bromo, tepatnya di daerah Jemplang, tambahnya.(Wap)

Tags: